Beberapa Ramuan Jahe Merah
1. Untuk Atasi Rematik
Ramuan 1:
Siapkan jahe merah segar 20 gram, temulawak 20 gram, cabe jawa 20 gram, kumis kucing 30 gram, daun komfrey 30 gram, dan air untuk minum 4 gelas.
Semua bahan dicuci bersih, rajang atau diiris tipis, lalu direbus. Tunggu hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian saring.
Minum 2 kali pada pagi dan sore hari, sekali minum 1 gelas. Agar rasanya lebih segar, tambahkan 2 sendok makan madu dan perasan jeruk nipis.
Ramuan 2:
Siapkan jahe merah segar 20 gram, daun dewa segar 30 gram, irisan kering mahkota dewa 20 gram, daun meniran segar 30 gram, daun sendok 30 gram, dan air untuk minum 4 gelas. Semua bahan dicuci bersih, diiris atau dirajang kecil-kecil, lalu direbus. Tunggu hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian saring.
Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, sekali minum 1 gelas. Bila suka, tambahkan madu.
2. Untuk Atasi Keropos Tulang
Siapkan jahe merah segar 20 gram, kacang hijau 30 gram, biji cengkih 10 gram, kapulaga 10 gram, merica 15 gram, kayumanis 20 gram, dan air 4 gelas.
Bahan-bahan dicuci bersih dan dilumatkan atau dimemarkan. Rebus hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah makan. Sekali minum 1 gelas. Agar rasanya nikmat, bisa ditambahkan 2 sendok makan madu.
3. Untuk Atasi Asma
Siapkan jahe merah segar 20 gram, daun sambiloto 30 gram, daun randu 30 gram, daun lampes 20 gram, dan air untuk minum 4 gelas. Semua bahan setelah dicuci bersih, diiris atau dirajang kecil. Rebus hingga air rebusan tersisa 2 gelas, lalu saring.
Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah makan. Sekali minum 1 gelas. agar rasanya segar, bisa ditambahkan madu dan perasan jeruk nipis.
4. Untuk Atasi Stroke
Siapkan jahe merah 20 gram, mengkudu 40 gram, pule pandak 20 gram, daun dewa 30 gram, daun ciremai 20 gram, air untuk minum 4 gelas. Setelah semua dicuci, dirajang atau diiris. Rebus dengan air 4 gelas hingga air rebusan tersisa 1,5 (satu setengah) gelas, kemudian saring.
Minum tiga kali pada pagi, siang, dan sore setelah makan. Sekali minum _ (setengah) gelas.
5. Menambah Gairah Seks
Siapkan jahe merah 15 gram, gingseng 30 gram, cabe jawa 20 gram, lada hitam 20 gram, air untuk minum 4 gelas. Semua bahan dicuci, direbus hingga air rebusan tersisa 2 gelas kemudian disaring.
Minum 2 kali pada pagi dan sore. Sekali minum 1 gelas. Bisa tambahkan kuning telur 1 butir dan 2 sendok makan madu murni. Aduk hingga merata sebelum diminum.
I. UMUM
|
|
|
|
|
|
|||||||||||
|
1.1. Sejarah Singkat
Jahe merupakan tanaman obat berupa
tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe (Zingiber Officinale) berasal dari Asia
Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa
ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama
sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional.
Jahe termasuk dalam suku temu-temuan
(Zingiberaceal), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak
(Cucuma Xanthorrizha), temu hitam (Cucuma Aeruginosa), kunyit (Cucuma
Domestica), kencur (Kaempteria Galanga), lengkuas (Lenguas Galanga) dan
lain-lain.
1.2. Sentra Penanaman
Pada saat ini jahe telah banyak
dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia,
Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai
kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar,
yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.
1.3. Jenis Tanaman
Pengertian jahe di Indonesia adalah batang yang tumbuh dalam tanah yang disebut rimpang. Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya jahe dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: Jahe putih besar disebut juga jahe badak, jahe putih kecil dan jahe merah disebut juga jahe sunti.
1.4. Manfaat Tanaman
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai
bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit,
kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri
obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe,
dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe
sebagai pestisida alami.
Dalam perdagangan jahe dijual dalam
bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat
hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan
cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman
beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.
2.1. Iklim
2.2. Media Tanam
a) Tanaman jahe paling cocok ditanam pada
tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.
b) Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. c) Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
2.3. Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl. Tetapi pada umumnya di Indonesia ditanam pada ketinggian 200-600 m dpl.
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Bibit
Bibit berkualitas adalah bibit yang
memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang
tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang
bebas hama dan penyakit. Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara
lain:
a) Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar). b) Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan). c) Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
3.1.2. Teknik Penyemaian Bibit
Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak
atau seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu
dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan
bedengan.
3.1.3. Penyiapan Bibit Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan kapur.
3.2.2. Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak
sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah
yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah
dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan
hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama
dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua
sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan
dosis 1.500-2.500 kg.
3.2.3. Pembentukan Bedeng
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
3.2.4. Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar
unsur-unsur hara didalamnya, terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam
keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat
menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp
dan pythium sp.
Pengapuran juga berfungsi menambah unsur
kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang
berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah
dan merangsang pembentukan biji.
a) Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan dolomit > 10 ton/ha. b) Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha. c) Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Pembudidayaan jahe secara monokultur pada
suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan
produksi dan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe
secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian.
Penanaman jahe secara tumpangsari dengan
tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a) Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya harga. b) Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman. c) Meningkatkan produktivitas lahan. d) Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu).
Praktek di lapangan, ada Jahe yang
ditumpangsarikan dengan sayur-sayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe
rawit, buncis dan lain-lain.
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanah
Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit.
3.3.3. Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan. Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan untuk melihat rimpang yang mati. Bila demikian harus segera dilaksanakan penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yang baik serta pemeliharaan yang benar.
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman
jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung
pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7
bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur
tersebut rimpangnya mulai besar.
3.4.3. Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran
udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan.
Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang
kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah.
Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah
dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada
bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan
berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi
untuk menyalurkan kelebihan air.
Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu
tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya
pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung
kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
3.4.4. Pemupukan
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman),
tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4
bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha.
Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20
gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha)
pada tanaman yang berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk
nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan
pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan
sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan.
Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam
bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.
3.4.5. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman Jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September;
3.4.6. Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit yang untuk disemai dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan Jahe.
3.5.
3.5.1.
a) Kepik, menyerang daun tanaman hingga berlubang-lubang. b) Ulat penggesek akar, menyerang akar tanaman jahe hingga menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati. c) Kumbang.
3.5.2. Penyakit
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan tergantung dari
penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan,
maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan
cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.
Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe
dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara
10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning
dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur
8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
3.6.2. Cara Panen
Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan
hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai
rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel
pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di
atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan
harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan
agak disebar.
3.6.3. Prakiraan Produksi
Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Penyortiran dan Penggolongan
Rimpang kemudian dipilih (sortasi)
berdasarkan ukuran panjang, lebar, besar dan kecil untuk memisahkan bahan
yang berkualitas rendah (rusak) dengan yang baik (seragam). Sortasi pada
kunyit dilakukan melalui dua tahap, yaitu sortasi basah dan kering. Sortasi
basah dilakukan pada bahan segar untuk memisahkan bahan-bahan dari kotoran
berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma yang dimungkinkan mencemari bahan hasil
panen. Sortasi kering dilakukan pada bahan yang telah mengalami pengeringan
guna memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing, seperti kerikil, tanah
dan kotoran-kotoran lain. Setelah bersih, rimpang dikumpulkan dalam wadah berupa
karung untuk memudahkan pengangkutan dan mempertahankan kebersihan rimpang
hasil panen selama pengangkutan.
3.7.2. Penyimpanan
Rimpang disimpan dalam gudang yang memiliki
ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain
yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang
cukup, serta bersih dan terbebas dari
3.7.3. Pengemasan
Rimpang selanjutnya dikemas dalam karung/plastik atau bahan yang kedap udara.
4.1 Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha budidaya jahe seluas
1 ha; yang dilakukan petani pada tahun 1999 di daerah
|
|
||||||||||
|
|
|||||||||||
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar