A N G G U R
( Vitis )
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 1 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
A N G G U R
( Vitis )
1. SEJARAH SINGKAT
Anggur merupakan tanaman buah berupa perrdu yang merambat. Anggur berasal
dari Armenia ,
tetapi budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur Tengah sejak
4000 SM. Sedangkan teknologi pengolahan anggur menjadi wine
pertama kali
dikembangkan orang Mesir pada 2500 SM. Dari Mesir budidaya dan
teknologi
pengolahan anggur masuk ke Yunani dan menyebar ke daerah Laut
Hitam sampai
Spanyol, Jerman, Prancis dan Austria . Sejalan dengan perjalanan Columbus anggur
dari asalnya ini mulai menyebar ke Mexico , Amerika Selatan, Afrika
selatan, Asia
termasuk Indonesia
dan Australia .
Penyebaran ini juga menjadikan Anggur punya
beberapa sebutan seperti Grape di Eropa dan Amerika, orang China menyebut
Pu
tao dan di Indonesia
disebut anggur.
2. JENIS TANAMAN
Anggur termasuk tanaman marga Vitis. Tidak semua jenis dari marga
ini dapat
dimakan, yang bisa dimakan hanya dua jenis yaitu Vitis vinifera dan Vitis
labrusca.
Tanaman anggur jenis Vitis vinifera mempunyai ciri:
a) Kulit tipis, rasa manis dan segar.
b) Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 300 m dari
permukaan laut
beriklim kering.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 2 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
c) Termasuk jenis ini adalah Gros Colman, Probolinggo Biru dan
Putih, Situbondo
Kuning, Alphonso Lavalle dan Golden Champion.
Tanaman anggur jenis Vitis labrusca mempunya ciri:
a) Kulit tebal, rasa masam dan kurang segar.
b) Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 900 m dpl.
c) Termasuk jenis ini adalah Brilliant, Delaware , Carman, Beacon dan Isabella.
Dari kedua jenis ini yang banyak dikembangkan di Indonesia dan
direkomendasi oleh
Departemen Pertanian sebagai jenis unggul adalah jenis Vitis vinifera dari varietas
Anggur Probolinggo Biru dan Alphonso Lavalle. Namun ada juga yang dianjurkan
ditanam antara lain Gross Collman, Probolinggo Putih, Isabella , Delaware ,
Chifung
dan Australia .
3. MANFAAT TANAMAN
Anggur dimanfaatkan sebagai buah segar maupun untuk diolah sebagai
jadi produk
lain seperti minuman fermentasi hasil perasan anggur yang
mengandung alkohol
biasa disebut Wine, dikeringkan menjadi kismis dan untuk keperluan
industri selai
dan jeli.
4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia sentra anggur terdapat di Jawa Timur (Probolinggo,
Pasuruan,
Situbondo), Bali dan Kupang (NTT).
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah,
terutama di tepitepi
pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan.
2) Angin yang terlalu kencang kurang baik bagi anggur.
3) Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Dan keadaan hujan yang
terus menerus
dapat merusak premordia/ bakal perbungaan yaitu tengah berlangsung
serta
dapat menimbulkan serangan hama dan penyakit.
4) Sebaiknya sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baik
bagi
pertumbuhan vegetatif dan pembuahannya.
5) Suhu rata-rata maksimal siang
hari 31 derajat C dan suhu rata-rata minimal
malam hari 23 derajat C dengan kelembaban udara 75-80 %.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 3 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
5.2. Media Tanam
1) Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir,
lempung
berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang
dibutuhkan.
2) Derajat keasaman tanah yang cocok untuk budidaya anggur adalah
7 (netral).
5.3. Ketinggian Tempat
Anggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 m dpl atau di
daerah dataran
rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya. Jenis Vitis vinifera menghendaki ketinggian 1-300 m
dpl.
Jenis Vitis labrusca menghendaki ketinggian 1-800 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Pengadaan Benih
Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan
vegetatif
(cangkok, stek cabang, stek mata, penyambungan).
Perbanyakan tanaman yang paling efektif anggur adalah dengan
menggunakan
stek. Bibit stek yang baik adalah :
a) Panjang stek sekitar 25 cm terdiri atas 2-3 ruas dan diambil
dari pohon induk
yang sudah berumur di atas satu tahun.
b) Bentuknya bulat berukuran sekitar 1 cm.
c) Kulitnya berwarna coklat muda dan cerah dengan bagian bawah
kulit telah
hijau, berair dan bebas dari noda-noda hitam.
d) Mata tunas sehat berukuran besar dan tampak padat. Mata tunas
yang tidak
sehat ukurannya kecil dan ujungnya tampak memutih seperti kapuk.
2) Teknik Penyemaian Benih
Cara generatif bibit disemai di tempat yang telah disediakan. Cara
vegetatif (stek)
yaitu :
a) Pembibitan dikerjakan dengan menyemaikan lebih dulu dalam pot
/keranjang
sempai kira-kira selama 5 hari
b) Setelah itu dipindah ke media semai berupa campuran tanah,
pupuk kandang
dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Media semai ini berupa
polybag/keranjang yang lebih besar dari tempat awal.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 4 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
3) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
a) Selama di persemaian selalu disiram dan jangan sampai
tergenang.
b) Penyemaian bibit di tempat teduh dan lembab selama sekitar 2
bulan.
4) Pemindahan Bibit
a) Sekitar 2 bulan tersebut bibit sudah tumbuh dan berakar banyak
siap untuk
dipindah ke lapangan dengan memilih yang segar dan sehat
kondisinya.
b) Penanaman dilakukan di awal musim kemarau/saat panas tertinggi.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan adalah:
a) Menentukan lokasi penanaman.
b) Menentukan luas areal tanam.
c) Mengatur jarak tanam.
d) Membuat lubang tanam.
e) Menentukan dosis pupuk kandang yang diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Lahan yang digunakan dibersihkan dan tidak terlindung dari sinar
matahari.
Pencangkulan untuk pembuatan lubang tanam dilakukan setelah ada
pengaturan
jarak tanam yang sesuai dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Lubang
dibiarkan
terkena sinar matahari selama 2-4 minggu.
3) Pengapuran
Pengapuran hanya dilakukan bila pH tanah rendah/terlalu asam.
4) Pemupukan
Setelah 2-4 minggu lubang tanam diisi pupuk kandang, pasir dan
tanah dengan
perbandingan 2:1:1.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman anggur merupakan tanaman monokultur. Pengaturan jarak
tanam
penting diperhatikan dan juga sesuai dengan larikan karena arah
datangnya angin
sangat besar pengaruhnya. Jarak tanam bisa diatur dengan pola: 3 x
3 m, 4 x 4 m,
3 x 5 m, 3 x 4 m, 4 x 5 m, 4 x 5 m, 3 x 5 m dan 4 x 6 m
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 5 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
Jarak tanam mempengaruhi jumlah tanaman persatuan luas :
a) 3 x 3 m untuk 1 Ha = 1.111 pohon
b) 3 x 4 m untuk 1 Ha = 833 pohon
c) 3 x 5 m untuk 1 Ha = 666 pohon
d) 4 x 4 m untuk 1 Ha = 625 pohon
e) 4 x 5 m untuk 1 Ha = 500 pohon
f) 4 x 6 m untuk 1 Ha = 416 pohon
2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam yang diperlukan berukuran 60 x 60 x 60 cm yang disesuaikan
dengan jarak tanam, isi lubang berupa campuran tanah, pasir dan
pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2.
3) Cara Penanaman
Penanaman bibit anggur terbaik pada saat musim kemarau, sekitar
Juni dan Juli.
Setiap tanaman perlu lahan 20 m² termasuk para-paranya yang harus
dipersiapkan sebelum tanamannya tumbuh. Para-para ini berguna
untuk
merayapkan batang dan cabangnya secara mendatar pada ketinggian 2
m. Setiap
tanaman juga diberi ajir bambu untuk titian setelah bibit ditanam,
agar
pertumbuhannya dapat menjalar ke atas menuju para-para.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman dan Penjarangan
Penyulaman hanya dilakukan bila terdapat tanaman yang tidak
sehat/mati.
Pengontrolan dilakukan rutin bersamaan saat penyiraman karena
anggur perlu
perhatian kontinyu.
Penjarangan buah sangat penting karena buah yang terlalu rapat
justru merusak
perkembangan buah dan menurunkan kualitas buah. Dalam penjarangan
buahbuah
yang perlu dibuang adalah: (1) yang bertangkai panjang; (2) tidak
sempurna
bentuknya; (3) buah yang ada di sebelah dalam; (4) buah yang
terbentuk tanpa
adanya persarian.
Penjarangan dilakukan dalam dua tahap, tahap satu saat umur satu
bulan setelah
pembungaan dan buah masih pentil, tahap dua dilakukan dua minggu
setelah
tahap satu dan buah sebesar biji jagung. Untuk menjaga kualitas
buah, juga perlu
dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Pembungkusan
dilakukan bila
dalam satu dompol buah sudah ada dua atau tiga buah yang masak.
Bahan yang
umum dipakai bungkus adal kertas semen dan kertas koran.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terdapat tanaman pengganggu sekitar
tanaman anggur.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 6 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
3) Perempalan
a) Perempalan bentuk pada anggur dilakukan mulai tanam sampai umur
1 tahun,
bertujuan untuk mendapat pertumbuhan yang baik, dengan cara
membuang
tunas yang tidak perlu dan membiarkan satu tunas yang baik sebagai
batang
pokok.
b) Perempalan untuk pembuahan dilakukan setelah anggur berumur 1
tahun.
Sebelum perempalan diperiksa dahulu dengan memotong ujung salah
satu
cabang, bila meneteskan air perempalan dilaksanakan, tetapi bila
tidak harus
ditunda. Perempalan dilakukan dengan memotong ranting-ranting,
dengan
meninggalkan 2-4 mata tunas dan semua daun dibuang sehingga
tanaman jadi
gundul. Dalam 1 tahun dilakukan 3 kali perempalan:
1. Tahap I : Maret-April, 90-110 hari
2. Tahap II : Juli-Agustus, 90-110 hari
3. Tahap III : Nov-Des, tahap ini sering gagal
Perempalan antara bulan November-Desember, tidak memperoleh hasil.
Tujuannya hanya untuk memelihara tingkat kesuburan tanaman sampai
musim
hujan berakhir dan tanaman tidak rusak.
4) Pemupukan
Ada dua masa pemupukan:
a) Pemupukan tanaman muda (0-1 tahun)
1. Umur 0-3 bulan, 10 gram urea, interval 10 hari
2. Umur 3-6 bulan, 15 gram urea, interval 15 hari
3. Umur 6-12 bulan, 50 gram urea
Cara pemberian dengan membuat larikan melingkar sekeliling tanaman
diameter 10-20 cm sedalam 5 cm.
b) Pemupukan tanaman dewasa (1-seterusnya)
1. Umur 21 hari sebelum perempalan, 5 kaleng pupuk kandang
2. Umur 11 hari sebelum perempalan, 80 gram TSP/100 gram ZK
3. Umur 7 hari sebelum perempalan, 100 gram urea
Pupuk kandang diberikan sekali setahun, tahun kedua dosis
dinaikkan jadi 10
kaleng. Pupuk buatan dinaikkan dosisnya urea 600 gram, TSP 300
gram, ZK
450 gram. Cara pemberian dengan pembuatan larikan sekitar tanaman
dengan
diameter 1,5 m.
5) Pengairan dan Penyiraman
Yang perlu diperhatikan adalah:
a) Anggur tidak tahan pada air yang tergenang.
b) Anggur butuh pengairan yang harus dilakukan mulai tanam sampai
pemangkasan.
c) Menjelang pemangkasan, 3-4 minggu sebelumnya pemberian air
harus
dihentikan.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 7 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
d) Setelah masa pemangkasan, 2-3 hari sebelumnya diberi air
kembali sampai
ujung ranting mengeluarkan air.
e) Pemberian dilakukan sampai buahnya hampir masak, setelah mulai
tua
pemberian air dihentikan supaya buah tidak pecah dan busuk.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan insektisida dilakukan sebagai pencegahan terhadap
hama yang
mengganggu pada anggur. Penyemprotan harus dihentikan 15 hari
sebelum
panen. Khusus untuk hama Phyiloxera Vitifolia digunakan insektisida Furadan
3G/Temik 1 OG.
7) Pengaturan Bunga
Setelah dua minggu pemangkasan pembuahan, cabang tersier yang baru
tumbuh
mengeluarkan sulur-sulur pembentukan bunga yang keluar dari mata
ke 3, 4 dan
5. Bila ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur dapat
diadakan
pemotongan dengan meninggalkan 3 mata bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan sulur. Cabang tersier yang baru muncul disisakan satu
sulur saja,
agar menghasilkan dompol bunga yang besar dan buahnya bisa bermutu
tinggi.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Phylloxera Vitifolia
Menyerang tanaman anggur baik muda maupun tua berakibat anggur
jadi kering
dan mati. Yang diserang adalah daun dan akar tanaman secara
langsung. Gejala
umum pada daun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak
seperti kutil.
Hama ini menetap di bawah kulit batang yang terkelupas dan dalam
jaringan akar.
2) Kumbang Apogonia destructor
Bentuk kumbang kecil dan warna hitam mengkilat. Menyerang daun
anggur pada
malam hari dan kumbang ini mudah tertarik oleh sinar lampu.
3) Wereng daun
Serangan wereng ini menyebabkan daun anggur berbintik putih,
kemudian
menjadi kuning coklat dan gugur.
4) Kutu putih
Dapat menyebabkan pucuk/tunas menjadi kerdil.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 8 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
5) Ulat daun
Menyerang daun untuk dijadikan makanannya.
6) Rayap
Serangan yang paling parah bila menggerogoti akar tanaman yang
masih muda
sehingga membuat jadi layu dan akhirnya mati.
7) Burung, kalong, bajing dan musang
Menyerang buah yang mulai masak untuk dijadikan makanannya.
Cara untuk memberantas hama anggur dilakukan dengan menyemprotkan
insektisida pada bagian yang terkena serangan. Penyemprotan
dilakukan secara
rutin dan dihentikan menjelang masa petik. Khusus hama Phyloxera vitifolia
dilakukan dengan menyiramkan insektisida di sekeliling tanaman.
Penyiraman bisa
dilakukan sebelum tanam, setelah tanam/setelah panen. Sedangkan
untuk
menanggulangi hama dari hewan besar dapat memakai jebakan.
7.2. Penyakit
1) Downy Mildew (jamur)
Gejalanya daun nampak kuning bagian bawah terlihat ada tepung
warna putihkuning.
Daun, bunga maupun tandan muda bisa mati bila terkena penyakit ini
terutama saat musim penghujan atau kelembaban yang tinggi.
2) Powdery Mildew
Pada permukaan daun terdapat bedak tipis putih kelabu. Menyerang
pucuk,
bunga dan buah muda bahkan dapat merusak ranting sehingga jadi
kerdil dan
rusak.
3) Penyakit busuk hitam
Menyebabkan buah jadi keriput, busuk dan gugur.
4) Phakospora Vitis
Daun sebelah bawah tertutup tepung berwarna orange (massa
sporanya).
5) Peronospora
Bila udara terlalu lembab jamur ini menyerang daun anggur dan
dapat dikenali
karena spora berwarna kuning di bawah daun.
Untuk memberantas penyakit anggur dilakukan dengan menyemprotkan
fungisida
dengan waktu a sebelum masa berbunga, setelah berbunga dan 8-12
hari sesudah
penyemprotan kedua setelah berbunga. Sedang untuk penyakit busuk
hitam
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 9 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
penyemprotan dilakukan sebelum masa berbunga, saat berbunga dan 2
minggu
sebelum masa petik.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen anggur tergantung jenis yang ditanam, iklim dan tinggi
tempat. Untuk
daerah rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah
dataran tinggi umur
buah antara 105–110 hari. Tingkat kemasakan buah yang baik untuk
dipanen adalah
warna dalam satu tandan telah rata, butir buah mudah lepas dari
tandan dan
keadaan buah kenyal serta lunak.
8.2. Cara Panen
Cara panen dilakukan dalam cuaca yang cerah dan di pagi hari
dengan pemetikan
yang hati-hati (jangan sampai bedak hilang). Hasil pemetikan
dimasukkan
keranjang/dos karton diusahakan penempatannya tidak menumpuk, agar
buah yang
terletak di bawah tidak rusak dan pecah.
8.3. Periode Panen
Tanaman anggur dalam satu tahun mengalami dua kali panen.
8.4. Prakiraan Produksi
Dari areal tanaman anggur 1 ha dengan rasio jarak tanam 4 x 5,
jumlah tanaman 500
batang dengan hasil panen per tahun rata-rata 7.500 kg anggur.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Pengumpulan anggur tidak boleh ditumpuk karena dapat merusak buah
di
bawahnya. Hal yang penting bedak yang terdapat pada anggur dijaga
agar tidak
hilang.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan menyingkirkan buah yang rusak dan
buah yang masih
terlalu muda dalam satu dompolan. Kemudian anggur digolongkan
menurut ukuran
dompolan dan keseragaman besar buah.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 10 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
9.3. Penyimpanan
Cara terbaik dalam penyimpanan adalah dengan memasukkan dalam
ruang
pendingin untuk mengurangi penguapan, tetapi cara yang mudah,
ringkas dan
kapasitas penyimpanan besar adalah dengan menggantung anggur untuk
dianginanginkan
dalam ruang yang sejuk.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Cara menggunakan keranjang bambu dilapisi kertas koran. cara ini
kurang baik
karena banyak buah yang rusak. Cara terbaik dengan menggunakan
kotak kayu
yang diisi dengan serbuk gergaji sehingga kerusakan buah dapat
ditekan saat
pengangkutan.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Analisis biaya budidaya anggur dengan rasio jarak tanam 4 x 5 luas
(500 pohon) dan
luas lahan 1 ha di daerah Malang tahun 1999.
1) Biaya produksi tahun pertama
1. Lahan
- Sewa tanah 5 tahun @ Rp.2.000.000,- Rp. 10.000.000,-
- Pembuatan Para-para dan pagar keliling :
Pembelian ajir dan upah Rp. 60.000,-
Bambu tunggakan 1558 batang @ Rp. 5.000,- Rp. 7.790.000,-
Tutu kayu jaran 412 batang @ Rp. 3.500,- Rp. 1.442.000,-
Bambu duri/atap para-para 1396 batang @ Rp. 9.000,- Rp.
12.564.000,-
Upah menanam kayu jaran 412 batang @ Rp. 500,- Rp. 206.000,-
Menanam bambu tunggakan 1558 batang @ Rp. 500,- Rp. 779.000,-
Tali ijuk 200bendel @ Rp. 4.500,- Rp. 900.000,-
Kawat tali para-para 2 ton @ Rp. 3.500.000,- Rp. 7.000.000,-
Ongkos pasang para-para Rp. 1.470.000,-
Pembuatan pagar keliling Rp. 2.000.000,-
- Pengolahan tanah/penanaman
Buat lubang tanam 500 pohon @ Rp. 2.000,- Rp. 1.000.000,-
Pupuk Kandang untuk 500 pohon@ Rp. 2.000,- Rp. 1.000.000,-
Mencampur pupuk untuk lubang tanam @Rp. 1000,- Rp. 500.000,-
Upah menanam pohon @ Rp. 500,- Rp. 250.000,-
2. Bibit 500 pohon @ Rp 5000,- Rp. 2.500.000,-
3. Pupuk
- Urea tiap pohon 1kg @ Rp. 1.500,- Rp. 750.000,-
- TSP tiap pohon 0,5 kg @ Rp. 1.700,- Rp. 425.000,-
- Pupuk kandang @ Rp. 3.000,- Rp. 1.500.000,-
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 11 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
4. Obat dan pestisida
- Insektisida 5 liter Rp. 280.000,-
- Fungisida Profit 8 kg @ Rp. 250.000,- Rp. 2.000.000,-
- Fungisida Antracol 16 kg @ Rp. 65.000,- Rp. 1.040.000,-
- Fungisida Cobox 16 kg @ Rp. 35.000,- Rp. 560.000,-
5. Penyiraman
- BBM untuk pompa air 972 l @ Rp. 1000,- Rp. 972.000,-
- Oli pompa air 24 l @ Rp. 8.000,- Rp. 192.000,-
6. Peralatan
- Pipa air 2 batang @ Rp. 50.500,- Rp. 101.000,-
- Pasang Pipa air @ Rp. 70.000,- Rp. 140.000,-
- Pompa air 3,5 Pk Merk Honda Rp. 2.000.000,-
- Paralon 20 buah @ Rp. 35.000,- Rp. 700.000,-
7. Tenaga kerja
- Upah tenaga kerja 3 orang @ Rp. 250.000,-/bulan Rp. 9.000.000,-
- Pengawas 1 orang @ Rp. 240.000,-/bulan Rp. 2.880.000,-
8. Lain-lain/Ipeda Rp. 400.000,-
Jumlah biaya produksi tahun ke-1 Rp. 72.401.000,-
2) Biaya produksi tahun kedua, ketiga, keempat dan kelima
1. Pupuk
- Urea tiap pohon 1kg @ Rp. 1.500,- Rp. 750.000,-
- TSP tiap pohon 0,5 kg @ Rp. 1.700,- Rp. 425.000,-
- Pupuk kandang @ Rp. 3.000,- Rp. 1.500.000,-
2. Obat dan Pestisida :
- Insektisida 5 liter Rp. 280.000,-
- Fungisida Profit 8 kg @ Rp. 250.000,- Rp. 2.000.000,-
- Fungisida Antracol 16 kg @ Rp. 65.000,- Rp. 1.040.000,-
- Fungisida Cobox 16 kg @ Rp. 35.000,- Rp. 560.000,-
3. Penyiraman
- BBM untuk pompa air 972 l @ Rp. 1000,- Rp. 972.000,-
- Oli pompa air 24 l @ Rp. 8.000,- Rp. 192.000,-
4. Tenaga kerja
- Upah tenaga kerja 3 orang @ Rp. 250.000,-/bulan Rp. 9.000.000,-
- Pengawas 1 orang @ Rp. 240.000,-/bulan Rp. 2.880.000,-
5. Lain-lain /Ipeda Rp. 400.000,-
Jumlah biaya produksi/tahun untuk tahun ke-2 - 5 Rp. 19.999.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 152.397.000,-
3) Pendapatan ( hasil panen 1 tahun 2 kali )
1. Tahun ke-1: 500 pohon x 2 x 4 kg x Rp. 7.000,- Rp. 28.000.000,-
2. Tahun ke-2: 500 pohon x 2 x 6 kg x Rp. 7.000,- Rp. 42.000.000,-
3. Tahun ke-3: 500 pohon x 2 x 7,5 kg x Rp. 7.000,- Rp.
52.500.000,-
4. Tahun ke-4: 500 pohon x 2 x 8 kg x Rp. 7.000,- Rp. 56.000.000,-
5. Tahun ke-5: 500 pohon x 2 x 9 kg x Rp. 7.000,- Rp. 63.500.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 241.500.000,-
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 12 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
4) Keuntungan
1. Keuntungan dalam 5 tahun Rp. 89.103.000,-
2. Keuntungan/tahun Rp. 17.820.600,-
5) Parameter kelayakan usaha
1. B/C rasio = 1,58
Catatan :
- Dalam kenyataan produksi 1 pohon dapat mencapai 20–30 kg dan
dalam 1 tahun
bisa 3 kali panen.
- Umur tanaman anggur semakin lama semakin produktif dan dapat
mencapai 25–
30 tahun.
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Indonesia telah mengeksport buah-buahan, namun untuk beberapa
jenis tertentu
masih mengimpor. Dalam tahun 1991-1995, Indonesia mengimport lima
jenis buahbuahan,
meliputi apel, jeruk, pir, kurma dan anggur. Import buah tersebut
sebesar
17.418.325 kg senilai US $ 13.973.604 (1991), 40.746.029 kg
senilai US $
33.032.612 (1992), 68.525.578 kg senilai US $ 50.846.270. (1993),
77.797.878 kg
senilai US $ 60.374.141 (1994), dan 116.557.231 kg senilai US $
81.937.365 (1995).
Jenis buah import yang telah lama dikenal dan dibudidayakan di
Indonesia antara
lain anggur. Produk anggur dalam negeri belum mengimbangi
permintaan pasar
(konsumen) domestik, sehingga tiap tahun masih mengimpor.
Berdasarkan data
BPS (Badan Pusat Statistik) Impor anggur Indonesia tahun 1991-1995
mencapai
26.501.977 kg senilai US $ 36.527.300 atau rata-rata pertahun
sebesar 5.300.395,4
kg senilai US $ 7.305.406.
Dengan kondisi tersebut maka pada masa kini dan yang akan datang
budidaya
anggur sangat menjanjikan bagi para produsen. Sehingga saat ini
telah mulai
dikembangkan budidaya anggur dengan skala besar dan pengolahan
yang intensif.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar mutu anggur di Indonesia masih belum, namun ditingkat
petani sudah ada
standar mutu berdasar dompolan, ukuran buah dan rasa.
11.2.Diskripsi
Banyaknya buah dalam dompolan menjadi ukuran mutu yang menunjukkan
tingginya
produksi. Sedang ukuran buah yang seragam dan rasa akan menaikkan
nilai jual
dalam pemasaran.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 13 / 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
Standar mutu yang berlaku di petani:
1) Mutu A: dompolan rapat, buah besar dan seragam, rasa manis.
2) Mutu B: dompolan renggang, buah kecil, rasa manis.
3) Mutu C: di luar ketentuan mutu A dan B.
11.4.Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh yang berfungsi untuk penanganan berikutnya
diambil saat
dilakukan pemanenan. Anggur yang diambil sebelum umur panen
mempunyai mutu
rendah.
11.5.Pengemasan
Standar pengemasan anggur adalah buah dalam baik saat pengangkutan
sampai ke
tempat tujuan. Pengemasan terbaik dengan menggunakan kotak kayu
yang diisi
serbuk gergaji sehingga anggur tetap terjaga keutuhannya.
12. DAFTAR PUSTAKA
1) Sauri H dan Martulis, 1991, Budidaya Anggur, Usaha Nasional, Surabaya .
2) Trubus 33, 1990, Perjalanan Anggur Bali ,
Penebar Swadaya, Jakarta .
3) Trubus 272, 1992, Anggur impor Menyerbu Indonesia ,
penebar Swadaya, Jakarta .
4) _______________, Vitis vinifera Terbaik Untuk Wine, Penebar
Swadaya, Jakarta .
5) _______________, Mengunjungi Sentra Anggur Di RRC, Penebar
Swadaya,
6) _______________, Membuat Anggur Berbiji Menjadi Tak Berbiji,
Penebar
Swadaya, Jakarta .
7) Trubus 274, 1992, Perbanyakan Anggur dengan Stek Satu Mata,
Penebar
Swadaya, Jakarta .
8) Trubus 275,1992, Cara Mengepak Anggur yang Benar, Penebar
Swadaya,
9) ______________, Chip Budding Untuk Membibitkan Anggur, Penebar
Swadaya,
10) Widyastuti YE dan Paimin FB, 1993, Mengenal Buah Unggul Indonesia ,
Penebar Swadaya, Jakarta .
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan,
BAPPENAS
Editor : Kemal Prihatman
KEMBALI KE MENU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar