Senin, 14 Januari 2013

PEMBUATAN ALAT UKUR EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN


                                       PEMBUATAN ALAT UKUR
EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN

Disarikan Oleh : Azhar, APi,MM



Pembuatan Alat Ukur Evaluasi Penyuluhan Pertanian

      Salah satu langkah terpenting dalam melaksanakan evaluasi penyuluhan pertanian adalah membuat atau menyusun alat ukur. Alat ukur harus memenuhi persyaratan tertentu agar data yang dikumpulkan benar-benar akurat dan hasilnya dapat dipercaya. Penyusunan alat ukur dalam evaluasi penyuluhan pertanian merupakan langkah yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan proses evaluasi penyuluhan pertanian.

Persyaratan Alat Ukur

1.    Absah atau Sahih (Validity)
            Suatu alat ukur dikatakan sahih apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur
2.    Dapat Dipercaya ( Reliability)
     Hasil evaluasi penyuluhan harus dapat dipercaya. Hal ini dapat dicapai apabila alat ukur yang digunakan reliable, artinya bila alat ukur tersebut digunakan lagi pada situasi dan kondisi yang sama, akan memberikan hasil yang sama. Realible dapat diartikan juga repeatable artinya walaupun alat ukur tsb digunakan berkali-kali hasilnya tetap sama.
3.    Objektif (Objectivity)
      Alat evaluasi penyuluhan harus objektif   artinya tidak ada unsur memihak (subjectif), oleh karena itu alat ukur evaluasi harus konkrit (nyata), jelas hanya memiliki satu interpretasi, operasional, efektif dipergunakan untuk melakukan pengamatan dan pengujian (soedijanto, 1996).
4.    Praktis
      Alat ukur evaluasi penyuluhan pertanian harus bersifat praktis artinya dapat digunakan dengan mudah dan efektif.

5.    Sederhana
Alat ukur evaluasi penyuluhan pertanian harus bersifat sederhana, tidak rumit atau berbelit-belit, singkat tapi jelas, sehingga mudah dimengerti oleh responden dan mudah mengisi atau menjawabnya.

Jenis-jenis Alat Pengukur Data

Ada 6 Jenis alat ukur untuk mengumpulkan data dalam evaluasi penyuluhan:
1.    Daftar Pertanyaan untuk mengukur  pengetahuan
Daftar pertanyaan ini berisi pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani terhadap materi yang disampaikan oleh penyuluh. Pertanyaan harus singkat dan jelas sehingga mudah dipahami oleh petani, biasanya pertanyaan dalam bentuk esai atau tes objektif (tes pilihan ganda, B atau S atau tes isian).
2.    Daftar pertanyaan untuk mengukur pengertian
            Pertanyaan mengukur pengertian bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi yang disuluhkan. Memahami atau mengerti tidak hanya mengetahui, tetapi petani harus dapat menjelaskan atau menerangkan dengan rinci dan benar tentang materi yang diberikan. Contoh; Jelaskan cara-cara mencangkok pohon mangga
3.    Daftar pertanyaan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah.
      Pertanyaan ini bertujuan untuk mengukur kemampuan petani menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang mudah dikuasai untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Contoh : Apabila tanaman padi bapak terserang hama wereng, apa yang akan bapak lakukan?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut petani harus menguasai:
    - ambang ekonomi wereng
    - Cara hidup wereng
    - pestisida yang digunakan
    - dosis pestisida
    - waktu, cara, dan frekuensi penyemprotan

4.    Alat ukur keterampilan
Untuk mengukur tingkat keterampilan petani, dapat digunakan tes kegiatan yaitu petani melakukan mempraktekkan materi yang sudah diberikan, kemudian dinilai berdasarkan indikator keterampilan yaitu :
    - Kekuatan
    - Kecepatan
    - Ketepatan
    - keseimbangan
    - Kecermatan
Contoh: Petani membajak sawah dengan hand traktor, indikatornya adalah kecepatan, buat standar dan kriterianya. Langkah-langkah mengukur keterampilan : menentukan indikator, standar dan kriteria.

Contoh mengukur keterampilan dengan skoring
BUTIR
SKOR
  1. Kecepatan memupuk
  2. Kesesuaian dengan rekomendasi
  3. Kerataan menyebar
1     2      3      4      5
1     2      3      4      5

1     2      3      4      5

Interpretasi : - Skor maksimum   15
                          - Skor minimum   3
Kriteria penilaian : Terampil
                                   Sedang
                                   Kurang terampil
5.    Skala Sikap
      Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap petani terhadap sesuatu hal. Sikap adalah kecenderungan untuk melakukan hal tertentu. Salah satu alat ukur sikap yang sering digunakan adalah Skala likert.
      Dengan menggunakan skala likert dapat diukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu inovasi pertanian yang direkomendasikan
Jawaban setiap pertanyaan mempunyai gradasi yang bergerak dari sangat positif samapai sangat negatif berupa kata-kata;
ü  Sangat setuju (SS)
ü  Setuju (S)
ü  Ragu ragu (R)
ü  Tidak setuju (TS)
ü  Sangat tidak setuju (STS)
Contoh mengukur sikap petani terhadap penggunaan pupuk
Pernyataan
SS
S
T
TS
STS
1. Penggunaan pupuk akan meningkatkan pendapatan petani





2. Penggunann pupuk akan menambah kesulitan petani





3. Penggunaan pupuk akan menunjang aspirasi petani





4. Penggunaan pupuk akan meningkatkan pengangguran





6.    Skala Nilai/Rating Scale
Dengan menggunakan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka yang dapat ditafsirkan kuantitatif, sehingga dalam menyusun rating scale harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan sebagai jawaban. Contoh: Seberapa jauh pemahaman anda terhadap prinsip-prinsip PHT setelah mengikuti SLPHT. Berilah jawaban dengan angka :
    4    = bila sangat memahami
    3    = bila memahami
    2    = bila cukup memahami
    1    = bila kurang memahami
    0    = bila angat tidak memahami

Prinsip PHT
Tingkat Pemahaman
-          Budidaya tanaman sehat
0  1  2  3  4
-          Pelestarian musuh alami
0  1  2  3  4
-          Pengamatan mingguan
0  1  2  3  4
-          Petani ahli PHT
0  1  2  3  4

Macam-macam Data hasil Pengukuran

      Data yang dikumpulkan dalam evaluasi penyuluhan pertanian ada bernacam-macam yaitu :
1.    Data Berskala Nominal
      Data berskala nominal hanya mengenal penggolongan (menghitung, mengkategorikan, memberi nama, dan lain-lain), dan belum melakukan pengukuran dalam arti yang sebenarnya. Contoh:
·        Mengkategorikan sasaran penyuluhan, misalnya: petani, wanita tani, pemuda tani          
·        Memberi nama dari hasil pengamatan, misalnya: ketua, anggota.
2.    Data Berskala Ordinal
Data berskala ordinal tingkatannya lebih tinggi daripada data yang berskala nominal. Data berskala ordinal mengenal: penggolongan dan jenjang. Data berskala ordinal adalah data yang berjenjang dimana sesuatu lebih atau kurang dibandingkan dengan yang lainnya. Jarak antara satu jenjang dengan jenjang yang lain tidak sama. Contoh:  Kelas kemampuan kelompok tani:  Kelas pemula, Lanjut, madya, Utama. Data berskala ordinal tidak dapat dilakukan penjumlahan, pengurangan, pembagian atau pelipatan.
3.    Data Berskala Interval
Data berskala interval tingkatannya lebih tinggi daripada data berskala ordinal atau nominal. Data berskala interval selain memiliki penggolongan dan jenjang, juga telah memiliki jarak yang sama antara data yang satu dengan data berikutnya.
      Contoh: Skala thermometer adalah skala interval 1oC ke 2oC jaraknya sama dengan 2o C ke 3oC namun harap diingat bahwa 0oC tidak sama dengan 0oF jadi walaupun mempunyai jarak yang sama, tetapi tidak memiliki titik nol absolut yang sama. Skala Likert dengan kuantifikasi adalah data berskala interval.
4.    Data Berskala Rasio
      Data berskala rasio adalah data yang paling tinggi tingkatannya dibandingkan data yang berskala nominal, ordinal maupun interval yang dapat diperoleh dalam kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian. Data berskala rasio, disamping memiliki penggolongan jenjang dan jarak yang sama, juga memiliki titik nol absolut. Contoh: Pengukuran panjang, berat, isi, luas, umur, gaji, dan lain-lain.
Terhadap data yang berskala rasio boleh melakukan operasi matematis apa saja seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, pembagian, kuadrat akar, dan lain-lain.
Langkah-Langkah dalam menyusun skala Likert :
1. Mengumpulkan atau membuat pernyataan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti atau dievaluasi
2. Pernyataan dinilai oleh responden dengan cara memilih salah satu katergori mulai dari yang positif (sangat setuju) sampai dengan yang negatif ( sangat tidak setuju)
3. Responden yang tidak dapat memberikan penilaian positif atau negatif dapat memilih kategori tidak ada pendapat.
4. Kategori jawaban, biasanya terdiri dari 5 kategori
    yaitu : sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju dan sangat tidak setuju dan diberi nilai 1 sampai dengan 5.
5.    Skala Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang untuk lebih menyukai sesuatu hal dibandingkan dengan hal lain. Menurut Soedijanto (1996) ada 4 cara untuk mengukur minat.
    a. Chek List
Cara yang mudah untuk mengukur minat petani yaitu dengan cara memberikan suatu daftar kegiatan, kemudian petani memilih yang paling disukai


    b. Ranking
Buatlah daftar kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan penyuluhan, kemudian petani diminta untuk membuat ranking dari yang paling disukai sampai yang tidak disukai
c. Ratio Scale
Untuk menilai atau mengevaluasi minat petani terhadap kegiatan tertentu, susunlah kegiatan tersebut dalam suatu daftar, kemudian petani diminta memberikan nilai pada masing-masing kegiatan dengan kategori mulai dari yang sangat disukai sampai dengan yang sangat tidak disukai.
d. Free Response Technique
Teknik ini memberikan kebebasan kepada petani untuk memberikan jawaban terhadap pernyataan yang diberikan berkaitan dengan kegiatan yang akan dievaluasi.

Jenis-Jenis Pertanyaan

            Menurut Margono Slamet (dalam Wiriatmadja, 1993) jenis pertanyaan untuk alat ukur pengumpulan data dapat berbentuk:
      Dikotomi yaitu pertanyaan hanya mempunyai dua kemungkinan jawaban yaitu ya atau tidak
      Pilihan Berganda (Multiple Choice)yaitu jawaban yang benar hanya ada satu diantara pilihan yang disediakan
      Pertanyaan dengan ujung terbuka (Open ended question) yaitu jawabab terserah kepada kemauan responden, artinya tidak ditetapkan dahulu atau tidak dibatasi
      Pertanyaan dengan titik kosong (Fill-in question) yaitu dapat saja hanya satu kemungkinan atau beberapa kemungkinan jawaban
      Data-data pribadi (Biodata, face-data atau personil data) yang merupakan data pribadi dari responden, seperti umur, Jumlah keluarga, pendidikan, luas lahan usahatani
Menurut Sungarimbun dan Sofian Effendi (1984), jenis pertanyaan yang biasa digambarkan dalam penelitian/evaluasi adalah :
1.   Pertanyaan tertutup
Pertanyaan dengan kemungkinan jawaban telah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain. Contoh: Apakah bapak pernah mendengar tentang urea tablet ( pernah, tidak pernah).
2.     Pertanyaan terbuka
Pertanyaan dengan jawaban tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas memberikan jawaban. Contoh: Menurut pendapat bapak, masalah apa yang sering timbul dalam berusahatani padi
2.     Kombinasi tertutup dan terbuka
Jawaban pertanyaan sudah ditentukan, kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka. Contoh : Apakah bapak pernah mendengar tentang pestisida nabati, apabila pernah apa bahan yang digunakan untuk membuat pestisida nabati?
4.    Pertanyaan semi terbuka
Pada pertanyaan semi terbuka jawabannya sudah tersusun, tapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. Contoh: Jenis pupuk yang sering digunakan pada tanaman padi sawah : Urea, TSP,KCl, lainnya………

Petunjuk Membuat Pertanyaan

Menurut Singarimbun dan Handayani (1986) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat/menyusun pertanyaan adalah:
      Gunakan kata-kata yang sederhana dan dimengerti oleh responden
      Usahakan supaya pertanyaan jelas dan khusus
      Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pertanyaan
      Hindarkan pertanyaan yang mengandung arti sugesti
      Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden



Menyusun Kuesioner atau Alat Ukur Evaluasi
Langkah-langkah menyusun alat ukur evaluasi penyuluhan pertanian:
1.    Menentukan indikator atau petunjuk yang menggambarkan aspek atau dimensi perubahan perilaku akibat kegiatan penyuluhan mnyangkut PKS
2.    Menentukan standar dan kriteria penilaian dari indikator-indikator tsb
Indikator Pengetahuan (Kognitif)

1.    Mengetahui Indikator ini ditunjukkan oleh kata kerja antara lain menyebutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan Dll.
Contoh : Sebutkan macam-macam pupuk buatan yang biasa digunakan untuk memupuk tanaman padi.
      Kriteria Penilaian :
      a. Dapat menyebutkan 3 atau lebih pupuk buatan , nilai 10
      b. Dapatmenyebutkan 1 – 2 pupuk buatan, nilai 5
      c. tidak dapat menyebutkan sama sekali, nilai 0
2.    Pengertian atau Pemahaman
Indikator ini ditunjukkan oleh penggunaan kata kerja antara lain, membedakan, menerangkan, menjelaskan, memberikan contoh, menyimpulkan Dll.
Contoh : Jelaskan fungsi pupuk Urea untuk tanaman padi
Kriteria Penilaian :
a. Benar, nilai 10
b. Salah, nilai 0
3.    Aplikasi atau Penggunaan
Indikator yang ditunjukkan oleh kata kerja antara lain merubah, menghitung, menggunakan, mengoperasikan Dll
      Contoh : Hitunglah pupuk Urea dan TSP unttuk tanaman padi selias 1 ha
   Kriteria Penilaian :
   a. Benar, nilai 10
   b. Salah, nilai 0
4.    Analisis
Indikator ini ditandai dngan kata kerja antara lain memperinci, menunjukkan, memilih, memisahkan Dll.
Contoh : Buatlah rincian biaya usahatani padi sawah seluas 1 ha.
 Kriteria Penilaian :
   a. Benar/lengkap, nilai 10
   b. Benar, kuranglengkap, nilai 5
   c. Salah, nilai 0
5.    Sintesis
Indikator ini ditandai dengan kata kerja antara lain menyusun, membuat rencana, merevisi Dsb.
Contoh : Susunlah poa pergiliran tanaman yang baik dan benar secara teknis dan ekonomis
Kriteria Penilaian :
   a. Benar secara teknis dan optimal secara ekonomis, nilai 10
   b. Benar secara teknis,tetapi tidak optimal secara ekonomis nilai 5
   c. Salah secara teknis, nilai 0
6.    Menilai atau Mengvaluasi
Indikator ini ditandai dengan kata kerja menilai, membandingkan, menafsirkan Dll. Contoh : Jelaskan kebaikan dan kekurangan pupuk organik
   Kriteria Penilaian :
   a. Benar/lengkap, nilai 10
   b. Kurang lengkap, nilai 5
   c. Salah,nilai 0






Indikator Keterampilan

Dalam mengevaluasi hasil belajar penyuluhan berupa keterampilan, langkah pertama adalah menguraikan keterampilan yang akan dievaluasi menjadi indikator yaitu aspek-aspek yang menggambarkan keterampilan, yaitu:
   1. Kekuatan
   2. Kecepatan
   3. Ketepatan
   4. Keseimbangan
   5. Kecermatan
v  Semakin kuat, cepat, tepat, seimbang seseorang bertidak, maka diharpkan semakin terampil
v  Aspek-aspek tersebut diberi skala (rating scale) misalnya:
    1. Sangat terampil            5
    2. Terampil             4
    3. Cukup terampil              3
    4. Kurang terampil            2
    5. Tidak terampil               1
Indikator Sikap (Afektif)

Lima aspek yang menggambarkan perilaku afektif yaitu:
   - Penerimaan (receiving)
   - Menanggapi (responding)
   - Menerima/melibatkan diri (valuing)
   - Pengaturan (organizing)
   - Penghayatan (characterization)
Pernyataan
Sangat setuju
Setuju
Tidak punya pendapat
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
1. Pemupukan berimbang pada tananaman padi dapat meningkatkan produksi
5
4
3
2
1
2. Banyak anak banyak rezeki
1
2
3
4
5

Tahapan Pelaksanaan Evaluasi

  1. Perumusan Tujuan Evaluasi
  2. Perumusan Indikator dan parameter
  3. Pengukuran Indikator/parameter
  4. Penetapan metode evaluasi
    - Perancangan evaluasi
    - Perumusan populasi dan sampel
    - Perincian data yang diperlukan
    - Teknik pengumpulan data
    - Perumusan instrumen
    - Teknik analisis data
5. Pelaporan

Laporan Evaluasi
1. Pendahuluan
      - Latar Belakang
      - Masalah
      - Tujuan
      - Kegunaan
2. Tinjauan Teoritis
3. Indikator dan parameter serta pengukurannya (kuesioner)
4. Metode Evaluasi
5. Pembahasan
6. Kesimpulandan Saran

Tidak ada komentar:

 
Blogger Templates