I.
Pendahuluan
1.1
Latar balakang
Pendampingan merupakan
sesuatu aspek penting dalam mensukseskan program srategis kementrian pertanian ( SL-PTT ). Pendampingan yang
bersinergi, terkoordinir, terfokus, dan terukur
sangat di harapkan oleh
semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian sasaran yang telah di tetapkan.
BKP3
Kabupaten Ende dalam
pelaksanaan tupoksinya berkoordinasi dengan stakeholders di daerah (pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota) untuk menjadi penggerak pembangunan
pertaniaan dan pusat informasi teknologi spesifik lokasi. Di samping itu BKP3 juga di tuntut untuk memfasilitasi inovasi teknologi
pertaniaan spesifik lokasi sebagai pendorong pembangunan pertanian.
Permasalahan utama dari sektor
tanaman pangan khususnya padi sawah adalah adanya kesenjangan produktifitas di tingkat
petani yang cukup besar. Produktifitas padi sawah masih relatif rendah sedangkan potensi hasilnya dapat
mencapai 5,5
ton per hektar untuk padi sawah. Penyebabnya antara lain adalah penggunaan farietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan benih bersertifikat di tinggkat
petani masih relative rendah (sekitar %), penggunaan pupuk yang belum rasional
dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum populer dan budidaya spesifik
lokasi masih belum diadopsi secara baik. Upaya dan strategi untuk meningkatkan
produktifitas dan produksi mutlak di perlukan melalui inplementasi inovasi
teknologi.
Pendampingan
SL-PTT merupakan salah satu
cara untuk mengenalkan inovasi pertaniaan spesifik lokasi secara partisipatif
kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SL-PTT diharapkan terjadi perbaikan
pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi
teknologi dengan benar untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha taninya.
Pendampingan
SL-PTT yang di laksanankan
di Desa
Tenda Ondo adalah Budi
Daya padi sawah.
Dukungan pendampingan Penulis untuk akselerasi adopsi PTT dalam program SL-PTT
diantaraya adalah bibit
padi sawah.
, pendampingan SL-PTT,
Demfarm, dan penyediaan materi penyuluhan. Pendampingan oleh Penulis
dikoordinasikan dan
disinergikan dengan penyelenggaraan program SL-PTT dan Demfarm dilokasi Lahan
Usaha Tani Kelompok Tani Sa Ate.
1.2
Tujuan
1.
Mendampingi
60% pelaksanaan program SL-PTT Budi daya padi sawah di Desa Tenda Ondo.
2.
Meningkatkan
kapasitas SDM dari Petani, dan Mahasiswa.
3.
Mempercepat adopsi dan difusi komponen teknologi PTT Tanaman
padi sawah Di Desa
Tenda Ondo.
4.
Mengevaluasi
penerapan komponen teknologi dengan sumber data dari petani dan stakeholders lainnya.
5.
Meningkatkan
produktifitas dan pendapatan petani padi sawah15%.
1.3
Keluaran
1.
Terdampinginya
60% pelaksanaan program SL-PTT Budi daya padi sawah Hybryda di Desa Tenda Ondo melalui berbagai kegiatan pendampingan.
2.
Peningkatan
pendapatan SDM Petani dan pelaksana
SL-PTT.
3.
Diakselerasinya
adopsi dan difusi komponen teknologi tanaman padi sawah.
4.
Evaluasi
kinerja teknologi PTT tanaman pangan melalui mahasiswa jurusan pertanian, perkebunan,
petani dan stakeholders lainnya.
5.
Peningkatan
produktifitas dan pendapatan petani padi sawah 15%.
II
TINJAUAN PUSTAKA
padi sawah merupakan tanaman
yang digemari di Desa Tenda Ondo untuk dapt dikembangkan produksinya. subsektor tanaman pangan dan berperan penting terhadap
pencapaian tanaman pangan. Padi sawah juga memberikan kontribusi besar terhadap
hasil
pendapatan daerah Kabupaten Ende.
Senjang hasil antara hasil
penelitian dengan hasil real di tingkat petani sangat tinggi yaitu lebih dari
40% hasil pengkajian menunjukan bahwa produktifitas padi sawah di Desa
Tenda Ondo dapat mencapai 1,5 ton per hektar.
Salah satu cara untuk
mengurangi senjang hasil adalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik
lokasi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu. PTT
adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi
dan pendapatan petani melalui perakitan komponen sacara partisipatif bersama
petani. Dengan pendekatan ini di harapkan selain produsi padi sawah naik, biaya
produksi optimal, prodiknya berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga
bisa berkelanjutan.
Inovasi teknologi berpeluang
untuk di adopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.
Bermanfaat
bagi petani secara nyata
2.
Lebih
unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada
3.
Bahan,
sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia.
4.
Memberikan
nilai tambah dan keuntungan ekonomi
5.
Meningkatkan
efisiensi dalam berproduksi.
6.
Besifat
ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian.
Dari sisi petaninya sendiri mereka juga mempertimbangkan beberapa factor sebelum mengadopsi
teknologi. Factor-faktor yang di pertimbangkan oleh petani diantaranya adalah :
1.
Ketersediaan
pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan yang baik.
2.
Kepastian
di perolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang minimal.
3.
Penerapan
teknologi tidak sulit bagi petani
4.
Petani
mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi
5.
Memberikan
niali tambah dan keuntungan nyata bagi petani.
Dalam proses adopsi inovasi
teknologi kepada pengguna akan mengalami proses dan tahapan yaitu:
1.
Kesadaran,
2.
Tumbuhnya
minat,
3.
Evaluasi,
mencoba, dan adopsi.
Pada dasarnya pendampingan
merupakan bagian dari kegiatan di seminasi. Diseminasi teknologi merupakan
proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi
sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan disemenasi
dalam pendekatan dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan
pemangku kepentingan ( sateholders ) terkait.
PTT dilaksanakan berdasarkan 5 prinsip utama yaitu :
1.
Partisipatif.
Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi setempat serta
meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran dilapangan.
2.
Spesifik
lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial budaya, dan
ekonomi petani setempat.
3.
Terpadu.
Sumber daya tanaman, tanah dan air dikelolah dengan baik secara terpadu.
4.
Sinergis
atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung.
5.
Dinamis.
Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK
serta kondisi sosial ekonomi setempat.
SL-PTT adalah bentuk sekolah
yang seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan di lapangan yang berdekatan dengan lahan belajar, tidak terikat ruang
kelas. Sekolah lapang menjadi tempat pendidikan nonformal bagi petani untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan utamanya dalam mengenali potensi,
penyusunan rencana usaha tani, mengatasi permasalahan. Melalui SL petani di
harapkan mampu mengambil keputusan untuk menerapkan teknologi yang sesuai
dengan kondisi sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan.
Dengan demikian usaha taninya lebih efisien, produktifitas tinggi dan berkelanjutan.
Pendekatan SL-PTT berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para
petani kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman
lapangan, pembinaan menajemen kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan
lainnya.
SL-PTT merupakan salah satu
cara untuk mengenalkan inovasi tenologi spesifik lokasi secara pertisipatif
kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SL-PTT diharapkan terjadi perbaikan
pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi
teknologi dengan benar untuk meningkatkan produktifitas, produksi dan
pendapatan usaha taninya.
Dalam pelaksanaan SL-PTT
terdapat dua komponen teknologi yaitu komponen dasar dan komponen pilihan.
Komponen dasar yaitu teknologi yang sangat di anjurkan untuk di terapkan
disemua lokasi lahan padi sawah. Komponen teknologi ini terdiri dari :
1.
Faritas
unggul baru
2.
Benih
bermutuh
3.
Pemberian
bahan organic dalam bentuk kompos.
4.
Pengaturan
populasi tanaman secara optimum
5.
Pemupukan
berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah
6.
Pengendalian
OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman ) dengan penekatan pengendalian hama terpadu
( PHT)
Komponen teknologi pilihan yaitu teknologi yang di
sesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani setempat. Teknologi ini
terdiri atas :
1.
Pengolahan
tanah sesuai musim dan pola tanam
2.
Penggunaan
bibit muda ( 21 hari )
3.
Tanam
sistim
legowo 2 ; 1
4.
Penyiangan
dengan alat
kuda-kuda.
5.
Panen
tepat waktu
Falsafah SL-PTT menunjukan
bahwa agar teknologi yang di introduksikan dapat di terima, di adopsi secara
luas, maka peran dari seluruh pancaindra haruslah dioptimalkan. Falsafah dari
SL-PTT adalah sebagai berikut :
1.
Mendengar, saya lupa
2.
Melihat,
saya ingat
3.
Melakukan,
saya faham
4.
Menemukan
sendiri, saya kuasai
Falsafah diatas menujukan
bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis,
lengkap, sederhana aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kerja dari
pancaindara (learning bydoing) secara pertisipatif merupakan metode
pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat
tetapi lebih di tekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/membuat
penilaian, menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang
spesifik lokasi. Disini nampak adanya bentuk pemberdayaan petani. Dengan cara
ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti
halnya seorang peneliti.
Petani akan menerima dan
mengadopsi inovasi teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan
dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial
budaya masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan
secara sistematis, lengkap, sederhana, dan pertisipatif dengan mengoptimalkan
kinerja dari pancaindra.
III. PELAKSANAAN
A.
Waktu
dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan
Pendampingan SL-PTT/ Demfarm Tanaman padi sawah dimulai pada bulan Juni Sampai dengan bulan Agustus 2013 . Tempat SL-PTT ini di Saung Kelompok Tani Sa Ate Desa
Tenda Ondo Kec.Nangapanda
B.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam
Pendampingan SL-PTT/Demfarm Produksi Tanaman padi sawah adalah seperti tertera pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 2. Alat dan Bahan Praktikum
Teknologi Produksi Tanaman padi sawah.
Alat
|
Bahan
|
Tali
ukur (meteran)
Penggaris
Cangkul
Sekop
Alat tulis: pena, buku dan penggaris
Ember
Nampan/baskom
|
Bibit padi sawah Varieatas
Hybryda
Pupuk
Urea
Pupuk
TSP
Pupuk
KCl
Air
Kertas
meram
|
C.
Prosedur pelaksanaan
3.1 Ruang Lingkup
Kegiatan pendampingan SL-PTT
tahun 2012 di Desa Tenda Ondo . Pendampingan yang dilakukan Penulis
meliputi :
1.
Teknik Budi daya Tanaman Padi sawah
2.
Pelaksanaan
kegiatan penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan demfarm
3.
Pelaporan
akhir kegiatan.
Pendampingan SL-PTT di
lakukan dalam bentuk pendampingan secara langsung ke lapangan, Maupun
penyediaan bahan iformasi pertanian bagi petani.
dan demfarm merupakan contoh
dari pendampingan yang dilakukan secara langsung dilapangan.
3.2 Tahapan Pelaksanaan
3.2.1 Persiapan
Cakupan
kegiatan pengawalan/pendampingan teknologi, di antaranya :
1.
Narasumber dalam pelatihan petugas
pemandu lapangan SL-PTT dan pelatihan petani peserta SL-PTT,
2.
Membuat petak demonstrasi usahatani
(Demfarm PTT) sebagai wahana belajar dan komunikasi bagi petugas pemandu
lapangan dan/atau petani peserta SL-PTT dengan pengawal/pendamping teknologi
dan lokasi Demfarm diharapkan sebagai unit produksi bibit padi sawah yang dipergunakan oleh
petani setempat dan petani lain pada musim berikutnya.
3.
Membuat
Demfarm PTT dengan luasan 2-3ha. Demfarm berisikan :
a.
Keragaan
Varietas Unggul bibit padi sawah
b.
Komponen
Teknologi PTT seacara lengkap,sebagai narasumber untuk teknologi PTT.
c.
Mengumpulkan
Data
d.
Membantu
kelancaran distribusi bibit padi sawah ke lokasi-lokasi yang berdekatan atau
berdampingan dengan lokasi SL-PTT dan Dmplot.
3.2.2. Pelaksanaan Kegiatan
Peran penulis / Mahasiswa
STPP Bogor cukup penting dan strategis dalam pendampingan SL-PTT. Mahasiswa banyak
mendapatkan dukungan dari masyarakat Desa Tenda Ondo.
Pendampingan yang dilakukan
oleh mahasiswa STPP Bogor meliputi kegiatan koordinasi dan peningkatan
kapasitas sumber daya manusia (SDM) baik untuk pemandu lapang maupun juga kepada petani. Bentuk peningkatan
SDM dilakuka secara teori dan praktek ataupun kombinasi dari keduanya. Kegiatan
yang dilakukan berkaitan dengan peningkatan SDM petani dan kelompok tani
diantaranya adalah Pelatihan/apresiasi.
Adapun permasalahan yang
dihadapi dalam penerapan PTT tanaman padi sawah ini diantaranya yaitu ;
1.
Penerapan
paket teknologi budidaya yang dilaksanakan belum sesuai spesifik lokasi.
2.
Benih yang digunakan hanya berdasarkan keinginan/kebiasaan
petani.
3.
Petani
sudah merasa puas atas produksi yang dihasilkan melalui
SL-PTT, padahal produksi tersebut masih bisa ditingkatkan karena masih ada komponen teknologi yang
belum diterapkan.
4.
Kemmpuan
keuangan petani yang tidak sama, sehingga penerapan teknologinya bervariasi
antar petani.
5.
Pemahaman
tentang maksud dan tujuan SL-PTT masih perlu ditingkatkan.
Untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemanduan SL-PTT maka dilakuka apresiasi dan pelatihan
disamping juga pendidstribusian buku panduan SL-PTT Budidaya padi sawah, buku
saku, lieflet, brosur, folder yang berkaitan dengan SL-PTT. Buku panduan yang
memuat komponen teknologi secara lengkap dan detail, sedangkan buku saku
mengulas komponen teknologi PTT tanaman padi sawah secara praktis.
Dalam kegiatan apresiasi
dijelaskan tentang filosofi,prinsip dasar, dan komponen teknologi PTT.
Disamping itu juga diajarka tentang cara pengambilan sample untuk pengamatan
komponen pertumbuhan, komponen hasil dan cara pembibitan. Hal ini dilakukan agar pengetahuan dan keterampilan
para petani dilapangan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang bersifat
teori, praktek maupun gabungan antar keduanya. Dalam kegiatan ini juga
dijelaskan komponen hasil yang harus dikumpulakn. Data sangat penting perannya
dan tidak boleh diabaikan agar laporan dapat disusun dengan baik.
Dalam pelaksanaan SL-PTT,
Materi yang diberikan sangat beragam, mulai dari pengenalan benih unggul sampai dengan teknik pemupukan yang efektif dan
efisien. Penulis dan Penyuluh Pertanian selaku pembimbing dan pendamping selalu mentaati jadwal yang sudah disiapkan
sebelumnya untuk membawakan materi bagi peeserta SL-PTT .
Demfarm SL-PTT di
Desa Tenda Ondo, dilakukan
pada lahan praktek seluas 2-3 ha. untuk menunjukan dan membuktikan keunggulan
pendekatan PTT kepada petani, kelompok tani,Stakehholders lainnya. Demfarm yang
luasnya 2-3 ha itu dianggap sebagai super imposed BKP3
Kota Tidore Kepulauan,
sekaligus sebagai media pembuktian pendekatan PTT yang sebenarnya. Sarana
produksi (benih,pupuk,dan pestisida) untuk Demfarm disediakan oleh BKP3. Pendekatan PTT dan komponen PTT yang akan diterapkan
pada kegiatan demfarm disajikan pada table berikut :
Tabel.
1. Pendekatan PTT pada Demfarm SL-PTT Budidaya Padi sawah Hibryda
Komponen Teknologi
|
Keterangan
|
1. Bibit
Unggul
2. Bibit bermutu
3. Pembuatan
Bedengan
4. Pemberian bahan organic
5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status
hara tanah
6. Pengendalian OPT
7. Pengolahan tanah
8. Pengairan secara efektif dan sefisien
9. Penyiangan
10. Panen
|
ü Hybryda
(F1 Hybryd)
ü Urea 150-200 kg/ha:
ü Berikan
pupuk dasar 4kg urea/Za+7,5kg TSP+4kg KCL per 1000 m2 diatas bedengan.aduk
dan ratakan dengan tanah.diatas bedengan.
ü Buat
lubang tanam dengan jarak tanam 60x50 cm diatas bedengan, diameter 7-8 cm
sedalam 15 cm
|
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BKP3 dalam rangka Pelaksanaan
SL-PTT menerima peserta/kunjungan
petani salah satunya adalah menerima kunjungan kelompok tani dari wilayah Kota Tidore
Kepulauan yang tergabung dalam kelompok
Tani. SL_PTT dilaksanakan mulai bulan Juni 2012 sampai Agustus 2012. Para petani yang tergabung dalam kelompok pelaksana yang berjumlah 25 orang.Maksud dan tujuannya, adalah para petani ngin tahu lebih jelas
tentang Varietas dan Budi daya tanaman padi sawah, yang dilaksankan BKP3 ini. Untuk itu para petani tersebut diberikan pembekalan tentang cara budi
daya tanaman padi sawah dengan varietas padi sawah Hybryda. Disamping itu materi juga disampaikan tentang kesuburan tanah dan
pemupukan spesifik lokal oleh para para PPL setempat, Peserta juga diajak untuk bagaimana cara membuat pupuk kompos yang
dipandu oleh pendamping dari Mahasiswa STPP Bogor yang sedang melaksanakan PKL di Desa Tenda Ondo
Para peserta serius mengikuti
seluruh rangkaian kegiatan sebagai berikut
:
Gambar 1. Sedang melaksanakan
1.
Penentuan
Kebutuhan Bibit Padi sawah.
Untuk
menentukan kebutuhan bibit yang tepat, perlu diketahui beberapa hal yaitu luas lahan, jarak
tanam, bobot bibit, daya tumbuh bbiti serta jumlah tanaman per lubang tanam. Hal-hal diataslah yang menentukan
jumlah kebutuhan bibit padi sawah yang perlu ditanam untuk usaha tani dengan luasan
tertentu.;
Ø
Untuk
mengetahui luas lahan yang akan ditanami kami melakukan pengkuran terhadap
petakan Bibit padi sawah yang
menjadi tempat penanaman bibit padi sawah
Pengukuran ini menggunakan tali meteran yang direntangkan pada sisi panjang dan
lebar Bedengan. Dari pengkuran ini akan diketahui luas bedengan yang akan ditanami sehingga dapat
ditentukan jumlah bbit yang dibutuhkan untuk ditanam.
Ø Jarak tanam kami tentukan berdasarkan
rekomendasi yang diberikan oleh Balai Penelitian-Balai Penelitian. Biasanya 60x50 cm,.
Ø Jumlah tanaman per lubang tanam kami tentukan sendiri. Biasanya
1biji tanaman/lubang tanam.
A. Penyiapan
Lahan
Ø Penyiapan lahan yang kami lakukan meliputi perbaikan
galangan, membajak tanah, dan menggaru,
membuat bedengan.
Ø Perbaikan galangan dilakukan menggunakan cangkul dengan
cara menaikkan tanah di pinggir galangan dengan tanah serta menambal bagian
galangan yang bocor atau rusak selama musim tanam sebelumnya. Rumput-rumput
yang tumbuh di galangan juga dibersihkan.
Ø Pembajakan tanah dilakukan dengan cara membalik tanah
menggunakan bajak yang ditarik oleh traktor. Kedalaman pembajakan tanah adalah
sekitar 20 cm. Pembajakan tanah dilakukan dalam keadaan tanah kering
dan gembur. Pembajakan
tanah dilakukan sebanyak dua kali.
Ø
Penggaruan tanah dilakukan dengan
menggunakan rotari yang ditarik oleh traktor. Dalam penggaruan ini, tanah dalam
keadaan kering. Kegiatan ini juga diiringi dengan perataan tanah menggunakan
rotary dan cangkul.
B. Penanaman
dan Pemupukan
Ø Sebelum
penanaman, bedengan sudah disiapkan dengan cara dikeringkan sampai macak-macak.
Setelah itu, diukur dengan jarak tanam yang telah ditentukan dengan menggunakan
meter. Bedengan perlu dilakukan pemupukan dasar dengan dengan seluruh dosis SP-36 (100 kg/ha),
seluruh dosis KCl (50 kg/ha), dan sepertiga
dosis Urea (1/3 x 250 kg/ha). Ketiga jenis pupuk tersebut dicampur rata kemudian disebarkan pada petakan bedengan
secara merata.
Ø
Setelah itu, dilakukan penanaman dengan
cara memasukkan 1 bibit per lubang tanam. Penanaman bibit dilakukan dengan tugal sedalam 3-4 cm.
C. Pemeliharaan
Pemeliharaan
tanaman yang kami lakukan meliputi pengendalian hama dan penyakit, penyiangan
gulma, Pengairan dilakukan dengan cara menjaga agar air di saluran antar
bedengan tidak kekeringan dan juga sampai jangan berlebihan yang dapat menutupi
bibit yang telah tumbuh. Pengendalian hama dan penyakit yang utama kami lakukan
adalah menjaga tanaman dari serangan burung dan hama lainnya seperti ayam yang ingin memakan bibit padi sawah yang ditanam.
Pemeliharaan tanaman padi sawah
yang kami laksanakan dalam pendampingan ini ialah sebagai berikut :
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati akibat
rebah ataupun akarnya busuk. Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam dengan
cara yang sama dengan penanaman pada pindah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan berdasarkan kondisi gulma. Selama
praktikum kami melakukan dua kali penyiangan yaitu pada umur 3 minggu dan 5 minggu yakni sebelum dilakukan pemupukan susulan pertama
dan kedua. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar
tanaman dengan menggunakan tangan. Dalam pencabutan gulma harus hati-hati agar
tidak merusak rumpun tanaman padi sawah.
c. Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan kami lakukan dua kali yakni pada umur 3
minggu dan 5 minggu.
Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea dengan dosis yang sama untuk setiap
pemupukan susulan yaitu sepertiga dari dosis (1/3 x 250 kg/ha). Cara pemberian
pupuknya adalah disebar secara merata ke seluruh petakan.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit hanyalah secara mekanis
dan kultur teknis.
E.Pengamatan
Pengamatan yang kami lakukan selama pendampingan ialah meliputi hal-hal berikut ini
;
a.
Kondisi Bibit Tanam
Kondisi bibit
sewaktu tanam susulan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,
kekekaran, warna, pangkal bibit, . Pengamatan ini dilakukan terhadap 10 sampel
bibit yang telah dicabut untuk tanam susulan yang dipilih secara acak
kemudian dirata-ratakan.
b.
Kondisi Tanaman 1 Minggu
Kondisi
tanaman 1 minggu setelah tanam yang
diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, kekekaran, warna, pangkal bibit.
Pengamatan ini dilakukan terhadap 10 sampel tanaman yang dipilih secara acak
kemudian dirata-ratakan.
c.
Pertumbuhan Tinggi tanaman
Pengamatan
pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan rutin setiap minggu terhadap 10 rumpun
sampel yang dipilih secara acak. Pengukurannya dimulai dari pangkal batang
sampai dengan ujung tanaman.
d. Pertumbuhan Lebar daun tanaman.
Pengamatan
pertumbuhan lebar daun tanaman dilakukan rutin setiap minggu
terhadap 10 rumpun sampel yang dipilih secara acak. Pengukurannya dimulai dari
pangkal batang sampai dengan ujung tanaman.
e. Pertumbuhan Jumlah daun tanaman.
Pengamatan
pertumbuhan jumlah daun tanaman dilakukan rutin setiap minggu
terhadap 10 rumpun sampel yang dipilih secara acak. Pengukurannya dimulai dari
pangkal batang sampai dengan ujung tanaman.
f. Hama dan Penyakit
Pengamatan
hama dan penyakit dilakukan secara rutin tiap minggu terhadap 10 rumpun sampel.
Dalam pengamatan ini, diamati jenis dan gejala serangan dari hama atau penyakit
yang menyerang.
F.Hasil yang
Diharapkan
Melalui
penyelenggaraan SL-PTT, demfarm maka diharapkan dapat menjadi tempat bertemu, berdiskusi, bertukar
informasi dan tempat belajar bersama diantara peneliti, penyuluh pertanian,
teknisi litkayasa, pemandu lapangan (PL), POPT,, formulator, ketua kelompok
tani, ketua gabungan kelompok tani, dan kontak tani nasional andalan (KTNA)
dalam kerangka peningkatan produktivitas dan produksi, utamanya Tanaman padi sawah . Dengan demikian, maka lokasi penyelenggaraan demfarm
dapat berfungsi sebagai wahana yang baik bagi pemandu lapangan (PL) untuk
berdialog dengan narasumber pengawal dan pendamping teknologi SL-PTT Budi
dayaTanaman padi sawah di lapangan
dan dengan narasumber formulator saran produksi pertanian dalam rangka
memecahkan permasalahan yang dijumpai oleh mahasiswa sebagai pemandu atau pendampingan dan petani di dalam menjalankan usahatani
Budidaya Tanaman padi sawah Dengan peningkatan
pemahanan dan penerapan teknologi PTT Tanaman padi sawah, percepatan pengenalan dan penerapan varietas unggul
baru (VUB) Bibit padi sawah baik bagi
petugas maupun petani dan peningkatan wawasan dan pengetahuan baik petugas
maupun petani, maka diharapkan akan meningkatkan keterampilan dalam penerapan
teknologi unggulan sesuai dengan kondisi agroekosistem dan sosial ekonomi
petani setempat (spesifik wilayah) dalam rangka meningkatkan produktivitas
usahatani petani peserta kegiatan
SL-PTT Budidaya padi sawah hybryda.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan Pendampingan SL-PTT/ Demfarm BudidayaTanaman padi sawah , penulis dapat menarik
suatu kesimpulan bahwa;
a.
Dengan
pendampingan SL-PTT mampu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia bagi
petani/ kelompok tani dalam bentuk kegiatan yang bersifat teoritis dan praktis.
b.
Dengan
pendampingan SL-PTT terbukti dapat mempercepat adopsi dan difusi komponen
teknologi PTT Tanaman padi sawah di Desa Tenda
Ondo.
c.
Dapat
meningkatkan pendapatan petani Tomat 15% pada
lokasi Demfarm.
d.
Demfarm
dapat dimanfaatkan sebagai penangkaran untuk meningkatkan stok bibit di Desa
Tenda Ondo.
e.
Hama dan penyakit yang menyerang
tanaman padi sawah adalah belalang, penggerek batang
, ulat grayak.
5.2 Saran
a.
Ketersediaan
pupuk khususnya pupuk bersubsidi ponska dan urea perlu mendapat prioritas agar tersedia tepat
waktu dan jumlahnya.
b.
Tim
Teknis Pelaksana SL-PTT Perlu segera dibentuk ,agar koordinasi dapat berjalan efektif,efisien
dan optimal seta bersinsrgi dan terpadu`
c.
Perlunya
dibangun kemitraan yang saling menguntungkan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar