Senin, 17 Februari 2014

laporan SL-PTT






I. Pendahuluan
1.1 Latar balakang
Pendampingan merupakan sesuatu aspek penting dalam mensukseskan program srategis kementrian pertanian ( SL-PTT ). Pendampingan yang bersinergi, terkoordinir, terfokus, dan terukur sangat di harapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian sasaran yang telah di tetapkan.
BKP3 Kabupaten Ende dalam pelaksanaan tupoksinya berkoordinasi dengan stakeholders di daerah (pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota) untuk menjadi penggerak pembangunan pertaniaan dan pusat informasi teknologi spesifik lokasi. Di samping itu BKP3 juga di tuntut untuk memfasilitasi inovasi teknologi pertaniaan spesifik lokasi sebagai pendorong pembangunan pertanian.
Permasalahan utama dari sektor tanaman pangan khususnya padi sawah adalah adanya kesenjangan produktifitas di tingkat petani yang cukup besar. Produktifitas padi sawah masih relatif rendah sedangkan potensi hasilnya dapat mencapai 5,5 ton per hektar untuk padi sawah. Penyebabnya antara lain adalah penggunaan farietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan benih bersertifikat di tinggkat petani masih relative rendah (sekitar %), penggunaan pupuk yang belum rasional dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum populer dan budidaya spesifik lokasi masih belum diadopsi secara baik. Upaya dan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan produksi mutlak di perlukan melalui inplementasi inovasi teknologi.
Pendampingan SL-PTT merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi pertaniaan spesifik lokasi secara partisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SL-PTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha taninya. Pendampingan SL-PTT yang di laksanankan di Desa Tenda Ondo adalah Budi Daya padi sawah.
Dukungan pendampingan Penulis untuk akselerasi adopsi PTT dalam program SL-PTT diantaraya adalah bibit padi sawah.

, pendampingan SL-PTT, Demfarm, dan penyediaan materi penyuluhan. Pendampingan oleh Penulis dikoordinasikan dan disinergikan dengan penyelenggaraan program SL-PTT dan Demfarm dilokasi Lahan Usaha Tani Kelompok Tani Sa Ate.
1.2 Tujuan
1.      Mendampingi 60% pelaksanaan program SL-PTT Budi daya padi sawah di Desa Tenda Ondo.
2.      Meningkatkan kapasitas SDM dari Petani, dan Mahasiswa.
3.      Mempercepat adopsi dan difusi komponen teknologi PTT Tanaman padi sawah Di Desa Tenda Ondo.
4.      Mengevaluasi penerapan komponen teknologi dengan sumber data dari petani dan stakeholders lainnya.
5.      Meningkatkan produktifitas dan pendapatan petani padi sawah15%.
1.3 Keluaran
1.      Terdampinginya 60% pelaksanaan program SL-PTT Budi daya padi sawah Hybryda di Desa Tenda Ondo melalui berbagai kegiatan pendampingan.
2.      Peningkatan pendapatan SDM Petani dan  pelaksana SL-PTT.
3.      Diakselerasinya adopsi dan difusi komponen teknologi tanaman padi sawah.
4.      Evaluasi kinerja teknologi PTT tanaman pangan melalui mahasiswa jurusan pertanian, perkebunan, petani dan stakeholders lainnya.
5.      Peningkatan produktifitas dan pendapatan petani padi sawah 15%.







II TINJAUAN PUSTAKA
padi sawah merupakan tanaman yang digemari di Desa Tenda Ondo untuk dapt dikembangkan produksinya. subsektor tanaman pangan dan berperan penting terhadap pencapaian tanaman pangan. Padi sawah juga memberikan kontribusi besar terhadap hasil pendapatan daerah Kabupaten Ende.
Senjang hasil antara hasil penelitian dengan hasil real di tingkat petani sangat tinggi yaitu lebih dari 40% hasil pengkajian menunjukan bahwa produktifitas padi sawah di Desa Tenda Ondo  dapat mencapai 1,5 ton per hektar.
Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasil adalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu. PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen sacara partisipatif bersama petani. Dengan pendekatan ini di harapkan selain produsi padi sawah naik, biaya produksi optimal, prodiknya berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bisa berkelanjutan.
Inovasi teknologi berpeluang untuk di adopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Bermanfaat bagi petani secara nyata
2.      Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada
3.      Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia.
4.      Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi
5.      Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.
6.      Besifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian.
Dari sisi petaninya sendiri  mereka juga mempertimbangkan beberapa factor sebelum mengadopsi teknologi. Factor-faktor yang di pertimbangkan oleh petani diantaranya adalah :
1.      Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan yang baik.
2.      Kepastian di perolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang minimal.
3.      Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani
4.      Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi
5.      Memberikan niali tambah dan keuntungan nyata bagi petani.
Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna akan mengalami proses dan tahapan yaitu:
1.      Kesadaran,
2.      Tumbuhnya minat,
3.      Evaluasi, mencoba, dan adopsi.
Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan di seminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan disemenasi dalam pendekatan dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan ( sateholders ) terkait.
PTT dilaksanakan berdasarkan 5 prinsip utama yaitu :
1.      Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran dilapangan.
2.      Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial budaya, dan ekonomi petani setempat.
3.      Terpadu. Sumber daya tanaman, tanah dan air dikelolah dengan baik secara terpadu.
4.      Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung.
5.      Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK serta kondisi sosial ekonomi setempat.
SL-PTT adalah bentuk sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan di lapangan yang berdekatan dengan lahan belajar, tidak terikat ruang kelas. Sekolah lapang menjadi tempat pendidikan nonformal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan utamanya dalam mengenali potensi, penyusunan rencana usaha tani, mengatasi permasalahan. Melalui SL petani di harapkan mampu mengambil keputusan untuk menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan. Dengan demikian usaha taninya lebih efisien, produktifitas tinggi dan berkelanjutan. Pendekatan SL-PTT berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan menajemen kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya.
SL-PTT merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi tenologi spesifik lokasi secara pertisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SL-PTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produktifitas, produksi dan pendapatan usaha taninya.
Dalam pelaksanaan SL-PTT terdapat dua komponen teknologi yaitu komponen dasar dan komponen pilihan. Komponen dasar yaitu teknologi yang sangat di anjurkan untuk di terapkan disemua lokasi lahan padi sawah. Komponen teknologi ini terdiri dari :
1.      Faritas unggul baru
2.      Benih bermutuh
3.      Pemberian bahan organic dalam bentuk kompos.
4.      Pengaturan populasi tanaman secara optimum
5.      Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah
6.      Pengendalian OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman ) dengan penekatan pengendalian hama terpadu ( PHT)

Komponen teknologi pilihan yaitu teknologi yang di sesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani setempat. Teknologi ini terdiri atas :
1.      Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam
2.      Penggunaan bibit muda ( 21 hari )
3.      Tanam sistim legowo 2 ; 1
4.      Penyiangan dengan alat kuda-kuda.
5.      Panen tepat waktu
Falsafah SL-PTT menunjukan bahwa agar teknologi yang di introduksikan dapat di terima, di adopsi secara luas, maka peran dari seluruh pancaindra haruslah dioptimalkan. Falsafah dari SL-PTT adalah sebagai berikut :
1.      Mendengar, saya lupa
2.      Melihat, saya ingat
3.      Melakukan, saya faham
4.      Menemukan sendiri, saya kuasai
Falsafah diatas menujukan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kerja dari pancaindara (learning bydoing) secara pertisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat tetapi lebih di tekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian, menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Disini nampak adanya bentuk pemberdayaan petani. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti.
Petani akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana, dan pertisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari pancaindra.

III. PELAKSANAAN

A.    Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan Pendampingan SL-PTT/ Demfarm  Tanaman padi sawah dimulai pada bulan Juni Sampai dengan bulan Agustus 2013 . Tempat SL-PTT ini di Saung Kelompok Tani Sa Ate Desa Tenda Ondo Kec.Nangapanda
B.     Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Pendampingan SL-PTT/Demfarm Produksi Tanaman padi sawah adalah seperti tertera pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 2.  Alat dan Bahan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman padi sawah.
Alat
Bahan
*        Tali ukur (meteran)
*        Penggaris
*        Cangkul 
*        Sekop
*        Alat tulis: pena, buku dan penggaris
*        Ember
*        Nampan/baskom
*      Bibit padi sawah  Varieatas Hybryda
*      Pupuk Urea
*      Pupuk TSP
*      Pupuk KCl
*      Air 
*      Kertas meram

C.  Prosedur pelaksanaan
           3.1  Ruang Lingkup
Kegiatan pendampingan SL-PTT tahun 2012 di Desa Tenda Ondo . Pendampingan yang dilakukan Penulis meliputi :
1.      Teknik Budi daya Tanaman Padi sawah
2.      Pelaksanaan kegiatan penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan  dan demfarm
3.      Pelaporan akhir kegiatan.
Pendampingan SL-PTT di lakukan dalam bentuk pendampingan secara langsung ke lapangan, Maupun penyediaan bahan iformasi pertanian bagi petani. dan demfarm merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan secara langsung dilapangan.
3.2 Tahapan Pelaksanaan
3.2.1 Persiapan
Cakupan kegiatan pengawalan/pendampingan teknologi, di antaranya :
1.      Narasumber dalam pelatihan petugas pemandu lapangan SL-PTT dan pelatihan petani peserta SL-PTT,
2.      Membuat petak demonstrasi usahatani (Demfarm PTT) sebagai wahana belajar dan komunikasi bagi petugas pemandu lapangan dan/atau petani peserta SL-PTT dengan pengawal/pendamping teknologi dan lokasi Demfarm diharapkan sebagai unit produksi bibit padi sawah yang dipergunakan oleh petani setempat dan petani lain pada musim berikutnya.
3.      Membuat Demfarm PTT dengan luasan 2-3ha. Demfarm berisikan :
a.       Keragaan Varietas Unggul bibit padi sawah
b.      Komponen Teknologi PTT seacara lengkap,sebagai narasumber untuk teknologi PTT.
c.       Mengumpulkan Data
d.      Membantu kelancaran distribusi bibit padi sawah ke lokasi-lokasi yang berdekatan atau berdampingan dengan lokasi SL-PTT dan Dmplot.
3.2.2. Pelaksanaan Kegiatan
Peran penulis / Mahasiswa STPP Bogor cukup penting dan strategis dalam pendampingan SL-PTT. Mahasiswa banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat Desa Tenda Ondo.
Pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa STPP Bogor meliputi kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) baik untuk pemandu lapang  maupun juga kepada petani. Bentuk peningkatan SDM dilakuka secara teori dan praktek ataupun kombinasi dari keduanya. Kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan peningkatan SDM petani dan kelompok tani diantaranya adalah Pelatihan/apresiasi.
Adapun permasalahan yang dihadapi dalam penerapan PTT tanaman padi sawah ini diantaranya yaitu ;
1.      Penerapan paket teknologi budidaya yang dilaksanakan belum sesuai spesifik lokasi.
2.      Benih yang digunakan hanya berdasarkan keinginan/kebiasaan petani.
3.      Petani sudah merasa puas atas produksi yang dihasilkan melalui SL-PTT, padahal produksi tersebut masih bisa ditingkatkan karena masih ada komponen teknologi yang belum diterapkan.
4.      Kemmpuan keuangan petani yang tidak sama, sehingga penerapan teknologinya bervariasi antar petani.
5.      Pemahaman tentang maksud dan tujuan SL-PTT masih perlu ditingkatkan.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemanduan SL-PTT maka dilakuka apresiasi dan pelatihan disamping juga pendidstribusian buku panduan SL-PTT Budidaya padi sawah, buku saku, lieflet, brosur, folder yang berkaitan dengan SL-PTT. Buku panduan yang memuat komponen teknologi secara lengkap dan detail, sedangkan buku saku mengulas komponen teknologi PTT tanaman padi sawah secara praktis.
Dalam kegiatan apresiasi dijelaskan tentang filosofi,prinsip dasar, dan komponen teknologi PTT. Disamping itu juga diajarka tentang cara pengambilan sample untuk pengamatan komponen pertumbuhan, komponen hasil dan cara pembibitan. Hal ini dilakukan agar pengetahuan dan keterampilan para petani dilapangan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang bersifat teori, praktek maupun gabungan antar keduanya. Dalam kegiatan ini juga dijelaskan komponen hasil yang harus dikumpulakn. Data sangat penting perannya dan tidak boleh diabaikan agar laporan dapat disusun dengan baik.
Dalam pelaksanaan SL-PTT, Materi yang diberikan sangat beragam, mulai dari pengenalan benih unggul sampai dengan teknik pemupukan yang efektif dan efisien. Penulis dan Penyuluh Pertanian selaku pembimbing dan pendamping selalu mentaati jadwal yang sudah disiapkan sebelumnya untuk membawakan materi bagi peeserta SL-PTT .
Demfarm SL-PTT di Desa Tenda Ondo, dilakukan pada lahan praktek seluas 2-3 ha. untuk menunjukan dan membuktikan keunggulan pendekatan PTT kepada petani, kelompok tani,Stakehholders lainnya. Demfarm yang luasnya 2-3 ha itu dianggap sebagai super imposed BKP3 Kota Tidore Kepulauan, sekaligus sebagai media pembuktian pendekatan PTT yang sebenarnya. Sarana produksi (benih,pupuk,dan pestisida) untuk Demfarm disediakan oleh BKP3. Pendekatan PTT dan komponen PTT yang akan diterapkan pada kegiatan demfarm disajikan pada table berikut :
Tabel. 1. Pendekatan PTT pada Demfarm SL-PTT Budidaya Padi sawah Hibryda
Komponen Teknologi
Keterangan
1.      Bibit Unggul
2.      Bibit bermutu
3.      Pembuatan Bedengan
4.      Pemberian bahan organic
5.      Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah
6.      Pengendalian OPT
7.      Pengolahan tanah
8.      Pengairan secara efektif dan sefisien
9.      Penyiangan
10.  Panen
ü  Hybryda (F1 Hybryd)
ü  Urea 150-200 kg/ha:
ü  Berikan pupuk dasar 4kg urea/Za+7,5kg TSP+4kg KCL per 1000 m2 diatas bedengan.aduk dan ratakan dengan tanah.diatas bedengan.
ü  Buat lubang tanam dengan jarak tanam 60x50 cm diatas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm


IVHASIL DAN PEMBAHASAN

BKP3 dalam rangka  Pelaksanaan SL-PTT menerima peserta/kunjungan petani salah satunya adalah menerima kunjungan kelompok tani dari wilayah Kota Tidore Kepulauan yang tergabung dalam kelompok Tani. SL_PTT dilaksanakan mulai bulan Juni  2012 sampai Agustus 2012. Para petani yang tergabung dalam kelompok pelaksana yang berjumlah 25 orang.Maksud dan tujuannya, adalah para petani ngin tahu lebih jelas tentang Varietas dan Budi daya tanaman padi sawah, yang dilaksankan BKP3 ini. Untuk itu para petani tersebut diberikan pembekalan tentang cara budi daya tanaman padi sawah dengan varietas padi sawah Hybryda. Disamping itu materi juga disampaikan tentang kesuburan tanah dan pemupukan spesifik lokal oleh para para PPL setempat, Peserta juga diajak untuk bagaimana cara membuat pupuk kompos yang dipandu oleh pendamping  dari Mahasiswa STPP Bogor yang sedang melaksanakan PKL di Desa Tenda Ondo
Para peserta  serius mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sebagai berikut  :
Gambar 1. Sedang melaksanakan
1.      Penentuan Kebutuhan Bibit Padi sawah.
Untuk menentukan kebutuhan bibit yang tepat, perlu diketahui beberapa hal yaitu luas lahan, jarak tanam, bobot bibit, daya tumbuh bbiti serta jumlah tanaman per lubang tanam. Hal-hal diataslah yang menentukan jumlah kebutuhan bibit padi sawah yang perlu ditanam untuk usaha tani dengan luasan tertentu.;
Ø  Untuk mengetahui luas lahan yang akan ditanami kami melakukan pengkuran terhadap petakan Bibit padi sawah yang menjadi tempat penanaman bibit padi sawah Pengukuran ini menggunakan tali meteran yang direntangkan pada sisi panjang dan lebar Bedengan. Dari pengkuran ini akan diketahui luas bedengan  yang akan ditanami sehingga dapat ditentukan jumlah bbit yang dibutuhkan untuk ditanam.
Ø  Jarak tanam kami tentukan berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Balai Penelitian-Balai Penelitian. Biasanya 60x50 cm,.
Ø  Jumlah tanaman per lubang tanam kami tentukan sendiri. Biasanya 1biji tanaman/lubang tanam.
A. Penyiapan Lahan
Ø  Penyiapan lahan yang kami lakukan meliputi perbaikan galangan, membajak tanah, dan  menggaru, membuat bedengan.
Ø  Perbaikan galangan dilakukan menggunakan cangkul dengan cara menaikkan tanah di pinggir galangan dengan tanah serta menambal bagian galangan yang bocor atau rusak selama musim tanam sebelumnya. Rumput-rumput yang tumbuh di galangan juga dibersihkan.
Ø  Pembajakan tanah dilakukan dengan cara membalik tanah menggunakan bajak yang ditarik oleh traktor. Kedalaman pembajakan tanah adalah sekitar 20 cm. Pembajakan tanah dilakukan dalam keadaan tanah kering dan gembur. Pembajakan tanah dilakukan sebanyak dua kali.
Ø  Penggaruan tanah dilakukan dengan menggunakan rotari yang ditarik oleh traktor. Dalam penggaruan ini, tanah dalam keadaan kering. Kegiatan ini juga diiringi dengan perataan tanah menggunakan rotary dan cangkul.
B.  Penanaman dan Pemupukan
Ø  Sebelum penanaman, bedengan sudah disiapkan dengan cara dikeringkan sampai macak-macak. Setelah itu, diukur dengan jarak tanam yang telah ditentukan dengan menggunakan meter. Bedengan perlu dilakukan pemupukan dasar dengan  dengan seluruh dosis SP-36 (100 kg/ha), seluruh dosis KCl (50 kg/ha), dan sepertiga  dosis Urea (1/3 x 250 kg/ha). Ketiga jenis pupuk tersebut dicampur rata kemudian disebarkan pada petakan bedengan secara merata.
Ø  Setelah itu, dilakukan penanaman dengan cara memasukkan 1 bibit per lubang tanam. Penanaman bibit dilakukan dengan tugal sedalam 3-4 cm.
C.  Pemeliharaan    
Pemeliharaan tanaman yang kami lakukan meliputi pengendalian hama dan penyakit, penyiangan gulma, Pengairan dilakukan dengan cara menjaga agar air di saluran antar bedengan tidak kekeringan dan juga sampai jangan berlebihan yang dapat menutupi bibit yang telah tumbuh. Pengendalian hama dan penyakit yang utama kami lakukan adalah menjaga tanaman dari serangan burung dan hama lainnya seperti ayam yang ingin memakan bibit padi sawah yang ditanam.
Pemeliharaan tanaman padi sawah yang kami laksanakan dalam pendampingan ini ialah sebagai berikut :
a.      Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati akibat rebah ataupun akarnya busuk. Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam dengan cara yang sama dengan penanaman pada pindah tanam.
b.      Penyiangan
Penyiangan dilakukan berdasarkan kondisi gulma. Selama praktikum kami melakukan dua kali penyiangan yaitu pada umur 3 minggu dan 5 minggu yakni sebelum dilakukan pemupukan susulan pertama dan kedua. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman dengan menggunakan tangan. Dalam pencabutan gulma harus hati-hati agar tidak merusak rumpun tanaman padi sawah.
c.       Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan kami lakukan dua kali yakni pada umur 3 minggu dan 5 minggu. Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea dengan dosis yang sama untuk setiap pemupukan susulan yaitu sepertiga dari dosis (1/3 x 250 kg/ha). Cara pemberian pupuknya adalah disebar secara merata ke seluruh petakan.
d.      Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit hanyalah secara mekanis dan kultur teknis.
E.Pengamatan
Pengamatan yang kami lakukan selama pendampingan ialah meliputi hal-hal berikut ini ;
a.      Kondisi Bibit  Tanam
Kondisi bibit sewaktu tanam susulan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, kekekaran, warna, pangkal bibit, . Pengamatan ini dilakukan terhadap 10 sampel bibit yang telah dicabut untuk tanam susulan yang dipilih secara acak kemudian dirata-ratakan.


b.      Kondisi Tanaman 1 Minggu
Kondisi tanaman 1 minggu setelah  tanam yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, kekekaran, warna, pangkal bibit. Pengamatan ini dilakukan terhadap 10 sampel tanaman yang dipilih secara acak kemudian dirata-ratakan.
c.       Pertumbuhan Tinggi tanaman
Pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan rutin setiap minggu terhadap 10 rumpun sampel yang dipilih secara acak. Pengukurannya dimulai dari pangkal batang sampai dengan ujung tanaman.
d.   Pertumbuhan Lebar daun tanaman.
Pengamatan pertumbuhan lebar daun tanaman dilakukan rutin setiap minggu terhadap 10 rumpun sampel yang dipilih secara acak. Pengukurannya dimulai dari pangkal batang sampai dengan ujung tanaman.
e.   Pertumbuhan Jumlah daun tanaman.
Pengamatan pertumbuhan jumlah daun tanaman dilakukan rutin setiap minggu terhadap 10 rumpun sampel yang dipilih secara acak. Pengukurannya dimulai dari pangkal batang sampai dengan ujung tanaman.
      f.  Hama dan Penyakit
Pengamatan hama dan penyakit dilakukan secara rutin tiap minggu terhadap 10 rumpun sampel. Dalam pengamatan ini, diamati jenis dan gejala serangan dari hama atau penyakit yang menyerang.
F.Hasil yang Diharapkan
Melalui penyelenggaraan SL-PTT, demfarm maka diharapkan dapat menjadi tempat bertemu, berdiskusi, bertukar informasi dan tempat belajar bersama diantara peneliti, penyuluh pertanian, teknisi litkayasa, pemandu lapangan (PL), POPT,, formulator, ketua kelompok tani, ketua gabungan kelompok tani, dan kontak tani nasional andalan (KTNA) dalam kerangka peningkatan produktivitas dan produksi, utamanya Tanaman padi sawah . Dengan demikian, maka lokasi penyelenggaraan demfarm dapat berfungsi sebagai wahana yang baik bagi pemandu lapangan (PL) untuk berdialog dengan narasumber pengawal dan pendamping teknologi SL-PTT Budi dayaTanaman padi sawah di lapangan dan dengan narasumber formulator saran produksi pertanian dalam rangka memecahkan permasalahan yang dijumpai oleh mahasiswa sebagai pemandu atau pendampingan dan petani di dalam menjalankan usahatani Budidaya Tanaman padi sawah Dengan peningkatan pemahanan dan penerapan teknologi PTT Tanaman padi sawah, percepatan pengenalan dan penerapan varietas unggul baru (VUB) Bibit padi sawah baik bagi petugas maupun petani dan peningkatan wawasan dan pengetahuan baik petugas maupun petani, maka diharapkan akan meningkatkan keterampilan dalam penerapan teknologi unggulan sesuai dengan kondisi agroekosistem dan sosial ekonomi petani setempat (spesifik wilayah) dalam rangka meningkatkan produktivitas usahatani petani peserta kegiatan SL-PTT Budidaya padi sawah hybryda.

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
      Setelah melakukan Pendampingan SL-PTT/ Demfarm BudidayaTanaman padi sawah ,  penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa;
a.       Dengan pendampingan SL-PTT mampu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia bagi petani/ kelompok tani dalam bentuk kegiatan yang bersifat teoritis dan praktis.
b.      Dengan pendampingan SL-PTT terbukti dapat mempercepat adopsi dan difusi komponen teknologi PTT Tanaman padi sawah di Desa Tenda Ondo.
c.       Dapat meningkatkan pendapatan petani Tomat 15% pada lokasi Demfarm.
d.      Demfarm dapat dimanfaatkan sebagai penangkaran untuk meningkatkan stok bibit di Desa Tenda Ondo.
e.       Hama dan penyakit  yang menyerang tanaman padi sawah adalah belalang, penggerek batang ,  ulat grayak.
5.2  Saran
a.       Ketersediaan pupuk khususnya pupuk bersubsidi ponska dan urea  perlu mendapat prioritas agar tersedia tepat waktu dan jumlahnya.
b.      Tim Teknis Pelaksana SL-PTT Perlu segera dibentuk ,agar koordinasi dapat berjalan efektif,efisien dan optimal seta bersinsrgi dan terpadu`
c.       Perlunya dibangun kemitraan yang saling menguntungkan .



Tidak ada komentar:

 
Blogger Templates