I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam
upaya peningkatan pemahaman mahasiswa tentang pemberdayaan kelompok tani, maka
mahasiswa perlu belajar langsung tentang dinamika kelompok tani yang merupakan
bagian dari pemberdayaan masyarakat. Kegiatan praktikum ini langsung diarahkan
pada kelompok tani yang sudah berhasil dalam menata dan mengelolah sumber daya
kelompoknya.
Kegiatan praktikum pemberdayaan dilangsungkan
di Gabungan Kelompok Tani Bersatu, di Desa Rawang Kalo, Kecamatan Gunung Sindur
kabupaten Bogor, tepatnya pada kelompok tani Sugi Mukti. Banyak keberhasilan
yang telah diraih oleh kelompok tersebut sehingga mahasiswa perlu belajar.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan
tersebut adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dinamika
kelompok tani secara langsung
2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi strategi
pemberdayaan kelompok tani
3. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor –
faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan kelompok tani
4. Agar mahasiswa mampu membandingkan keadaan
nyata di lapangan dengan teori yang diajarkan
C.Metode pelaksanaan
1. Waktu dan tempat
Kegiatan praktikum pemberdayaan
dilangsungkan di Gabungan Kelompok Tani Bersatu, di Desa Rawa Kalong, Kecamatan
Gunung Sindur kabupaten Bogor, tepatnya pada kelompok tani Sugi Mukti. Waktu
pelaksanaan dilakukan pada hari Selasa tanggal 22 Maret 2011 .
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan
praktek diawali dengan melakukan kunjungan ke kelompok tani Sugi Mukti,diawali
dengan mendengar sekilas informasi tentang keaddaan kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi tentang
kegiatan dan dinamika kelompok tani.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tidak
ada sebuah pengertian maupun model tunggal pemberdayaan. Pemberdayaan dipahami
sangat berbeda menurut cara pandang orang maupun konteks kelembagaan, politik,
dan sosial-budayanya. Ada yang memahami pemberdayaan sebagai proses
mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar
masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang
dan sektor kehidupan. Ada pula pihak lain yang menegaskan bahwa pemberdayaan
adalah proses memfasilitasi warga masyarakat secara bersama-sama pada sebuah
kepentingan bersama atau urusan yang secara kolektif dapat mengidentifikasi
sasaran, mengumpulkan sumber daya, mengerahkan suatu kampanye aksi dan oleh
karena itu membantu menyusun kembali kekuatan dalam komunitas.
Saya
memahami pemberdayaan (masyarakat desa) dengan beberapa cara pandang. Pertama,
pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat.
Posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries)
yang tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan
dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang
berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari
tanggungjawab negara. Pemberian layanan publik (kesehatan, pendidikan,
perumahan, transportasi dan seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas
(kewajiban) negara secara given. Masyarakat yang mandiri sebagai
partisipan berarti terbukanya ruang dan kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol
lingkungan dan sumberdayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan
ikut menentukan proses politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi
dalam proses pembangunan dan pemerintahan.
Kelompok tani
adalah organisasi dasar yang anggotanya
adalah petani yang mempunyai tujuan yang sama dan bekerja bersama untuk
mengelolah usaha pertaniannya yang jumlahnya berkisar antara 10 – 25 orang.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gapoktan Bersatu
Gabungan kelompok tani ( gapoktan ) bersatu
merupakan kumpulan kelompok – kelompok tani yang berada di Desa Rawa Kalong
yang terdiri dari 4 kelompok tani yaitu :
Ø Kelompok tani Sugih Mukti
Ø Kelompok tani Subur Makmur
Ø Kelompok tani Tani Maju
Ø Kelompok Wanita Tani Kartini
Gapoktan Bersatu dibentuk pada tahun 2008 dan
merupakan Kumpulan dari beberapa kelompok tani yang mempunyai kepentingan yang sama
dalam pengembangan komoditas usaha tani tertentu untuk menggalang kepentingan
bersama, atau merupakan suatu wadah kerjasama antar kelompok tani dalam upaya
pengembangan usaha yang lebih besar
B. Kelompok Tani Sugi Mukti
Kelompok ini merupakan kelompok tani yang
pembentukan sudah sejak lama dan diturunkan kepada generasi berikutnya untuk
pengembangannya. Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas kelompok tani Sugih
Mukti sebagai berikut :
a. Keanggotaan
Anggota
kelompok merupakan mereka yang mempunyai kesamaan tujuan dan mau menjalankan
aturan kelompok yang telah disepakati bersama. Jumlah anggota dari waktu ke waktu selalu mengalami
perubahan,bagi anggota yang masuk harus bersedia mengikuti aturan kelompok yang
telah dibuat dan bagi anggota yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan aturan
dikeluarkan dari keanggotaan dan seluruh haknya dikembalikan. Dalam keanggotaan
ini ,kelompok mempunyai karakter
yang kuat.
b. Modal dan keuangan
Sebagai
modal awal kelompok, setiap anggota menyetor uang dalam anggaran iuran
pokok,iuran wajib dan iuran sukarela. Dalam perjalanan waktu kelompok Sugih
Mukti mendapat modal penguatan kelompok sebesar Rp. 75.000.000,- dan pada tahun
2009 mendapat dana Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan ( PUAP ) sebesar Rp. 100.000.000,-. Dalam pengembangan
modal kelompok,sifat Bankable telah
nampak pada kelompok ini.
c. Kegiatan
Untuk
mempererat keanggotaan dan
mempertahankan semangat berkelompok,setiap bulan diadakan rapat evaluasi dan
melakukan arisan bulanan yang dilakukan di rumah anggota kelompok yang mendapat
arisan
d. Usaha Kelompok
Saat
ini, usaha yang dilakukan usaha budidaya anggrek tanah dan sayur – sayuran yang
merupakan usaha individu anggota dan penyediaan saprodi untuk usaha kelompok.
Dalam menjalankan usaha kelompoknya, usaha telah dilakukan dengan sifat Fleksibel dan Bankable
e. Administrasi kelompok
Penataan
kelompok tani tidak terlepas dari penataan administrasi yang baik. Penataan
administrasi kelompok Sugih Mukti dilakukan secara baik dan merupakan manajemen
transparasi.
C. Masalah dan pemecahan
Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan
kelompok dan usaha sampai saat ini belum ada yang mengkhawatirkan. Hanya yang
menjadi masalah adalah masalah pemasaran bunga anggrek tanah, dimana semua
produk dipercayakan kepada seseorang
untuk menjual bunga anggrek yang ada, dimana pada titik ini bisa terjadi
manipulasi harga
Agar lebih optimal sebaiknya sistem pemasaran
sebaiknya dilakukan oleh kelompok yang dikoordinir oleh seksi pemasaran dan
produk anggrek potong menjadi produk kelompok sehingga dapat meningkatkan
posisi tawar petani dan produknya.
D. Analisis Penumbuhan Kelompok Tani
1. Dasar Penumbuhan
Dalam rangka pembangunan sub sektor pertanian,
kelompok tani adalah sebagai berikut:
ü Penumbuhan kelompok tani didasarkan pada keakraban, keserasian dan
kepentingan bersama, baik berdasarkan hamparan usahatani kebun, domisili atau
jenis usahatani tergantung kesepakatan dari petani yang bersangkutan.
ü Anggota pengurus kelompok tani pertanian, baik yang merupakan kegiatan
proyek maupun kegiatan pembangunan swadaya.
ü Merupakan pengorganisasian petani yang mengatur kerjasama dan pembagian
tugas anggota maupun pengurus dalam kegiatan usahatani kelompok di hamparan
kebun.
ü Besaran kelompok tani disesuaikan dengan jenis usahatani dan kondisi di
lapangan, dengan jumlah anggota berkisar 20-30 orang.
ü Keanggotaan kelompok tani bersifat non formal.
2. Penumbuhan Kelompok Tani.
a.
Upaya penumbuhan kelompok tani diarahkan pada tunbuhnya suatu kerjasama
yang bersumber dari kesadaran petani dengan cara bergabung dalam kelompok untuk
meningkatkan taraf hidupnya. Kelompok tani berfungsi sebagai wadah belajar,
unit produksi, wahana kerjasama dan sebagai wadah pembinaan petani. Penumbuhan
kelompok tani dilaksanakan oleh dan untuk kepentingan petani sendiri.
b.
Penumbuhan kelompok tani dapat berdasarkan hamparan usahatani, domosili petani
atau jenis usahatani, tergantung kesepakatan para petani anggota kelompok.
c.
Penumbuhan kelompok tani dalam pembangunan perkebunan dilaksanakan pada wilayah
kegiatan proyek maupun diluar wilayah proyek, dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
Pada areal
kebun yang kompak, penumbuhan kelompok berdasarkan hamparan.
Pada areal
kebun yang hamparannya terpencar, penumbuhan kelompok berdasarkan domisili.
Pada areal intensifikasi tanaman
semusim; seperti tebu, tembakau, dsb, pembinaan usahatani mendayagunakan
kelompok tani yang ada. Demikian pula untuk tanaman perkebunan lainnya yang
arealnya relatif kecil.
Komoditas lain diluar tanaman perkebunan yang ada di wilayah kegiatan
proyek, maka pembinaan petani tetap menggunakan kelompok tani yang ada di
wilayah proyek yang bersangkutan.
3. Proses Penumbuhan.
a. Pendataan lapangan dan motivasi petani
Pada tahap awal diperlukan pengumpulan data lapangan dan memberikan
motivasi melalui penyelenggaraan penyuluhan kepada petani. Pada pelaksanaan
pendataan lapangan ini dilakukan pertemuan untuk memberikan informasi dan
motivasi tentang, tujuan adanya kelompok tani, manfaat kalompok tani, proses
musyawarah untuk menumbuhkan kelompok, cara kerja kelompok serta informasi lain
dalam upaya memotivasi petani untuk menjadi kelompok tani.
b. Penumbuhan kelompok tani
Penumbuhan
kelompok tani dilakukan dalam pertemuan/musyawarah petani yang dihadiri oleh
para petani, tokoh masyarakat, pamong desa, petugas/penyuluh dan instansi
terkait.
Pemilihan
pengurus tiap kelompok tani dan anggotanya dilakukan secara musyawarah sehingga
diperoleh kesepakatan kelompok dan dukungan masyarakat dan instansi terkait.
Susunan
kepengurusan kelompok tani minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara
serta dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Tumbuhnya
kelompok tani baru, dinyatakan dalam Berita Acara hasil musyawarah yang
diketahui oleh Kepala Desa.
4. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus.
a. Pengurus Kelompok Tani.
Membina kerjasama dalam melaksanakan
usahatani dan kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani.
Wajib
mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh untuk selanjutnya
diteruskan pada anggota kelompok.
Bersama
petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok dalam bidang produksi,
pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
Mendorong dan
menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif anggota.
Secara
berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/musyawarah dengan para
anggota kelompok yang dihadiri oleh petugas/penyuluh.
Mempertanggung
jawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan kepada anggota, selanjutnya
membuat rencana dan langkah perbaikan.
b. Anggota Kelompok Tani
ü Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani ybs.
ü Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok tani dan
petugas/pnyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
ü Wajib bekerja sama dan akrap antar sesama anggota, penggurus maupun dengan
petugas/penyuluh.
ü Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran dan
pendapat demi berhasilnya kegiatan usahatani kelompok.
IV.
KESIMPULAN
1. Pemberdayaan petani dari aspek kualitatif
petani yaitu merupakan pengembangan sumber daya manusia pada petani yang
mencakup kognitif ( pengetahuan ),perilaku dan sikap yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain
sehingga nantinya meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.
2. Gabungan kelompok tani mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan komoditas usaha tani
tertentu untuk menggalang kepentingan bersama, atau merupakan suatu wadah
kerjasama antar kelompok tani dalam upaya pengembangan usaha yang lebih besar
3. Pengelolaan kelompok tani secara transparan dapat mempererat hubungan
antara anggota dan mempunyai semangat yang tinggi dalam menjalankan aktivitas
berkelompok
4. Kelompok tani Sugih Mukti dapat dikatakan kelommpok tani yang Fesibel dan
Bankable
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof.Dr. David C. McClelland, 1987, Memacu
Masyarakat Berprestasi, Intermedia
2.
http//www.Deptan.go.id/dinamika
kelompok tani/artikel.11.htm
3.
SK.
Menteri Pertanian no 93/Kpts/OT.210/3/97, tanggal 18 Maret 1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar