- D U R I A N( Bombaceae sp. )
1. SEJARAH SINGKAT
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal
dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an
sehingga menjadi
durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang
kulitnya berduri
tajam.
Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia , Sumatra ,
dan Kalimantan yang berupa
tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand , Birma , India
dan
durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian
(Toraja), rulen (Seram
Timur).
2. JENIS TANAMAN
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon
kapuk-kapukan. Yang
lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio,
Nesia, Lahia,
Boschia dan Coelostegia.
Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri
Pertanian dan
disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam
varietas durian
tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong
(Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol
(Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan
Selatan).
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 2/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan
lainnya, terdapat
manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
1) Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
2) Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu
durian setaraf
dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
3) Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi
sebagai alternatif
pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging
buahnya).
4) Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara
dijemur sampai
kering dan dibakar sampai hancur.
4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan
Sumatra.
Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di
hutan, di
sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke
seluruh Asia
Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus
di Asia
Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang
dipelihara intensif oleh
negara Thailand.
Jumlah produksi durian di Filipina adalah 16.700 ton (2.030 ha),
di Malaysia 262.000
ton (42.000 ha) dan di Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun
1987-1988. Di
Indonesia pada tahun yang sama menghasilkan 199.361 ton (41.284
ha) dan pada
tahun 1990 menghasilkan 275.717 ton (45.372 ha).
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun
dan minimal
1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan
kemarau 1-2
bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
2) Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%.
Sewaktu
masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan
terik sinar
matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus
dilindungi/dinaungi.
3) Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 derajat C. Pada
suhu 15oC
durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu
mencapai 35
derajat C daun akan terbakar.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 3/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
5.2. Media Tanam
1) Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya
bahan
organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan
debu sehingga
mudah membentuk remah.
2) Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan
ondosol. Tanah
yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur
tanah lapisan atas
bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat
air
tinggi.
3) Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah
(pH) 5-7,
dengan pH optimum 6-6,5.
4) Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam,
maka
membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm)
dan
(150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam,
rasa buah tidak
manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu
tergenang.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800
m dpl. Tetapi ada
juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian.
Tanah yang
berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada
lahan yang
datar rata.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:
a) Asli dari induknya.
b) Segar dan sudah tua.
c) Tidak kisut.
d) Tidak terserang hama dan penyakit.
2) Penyiapan Benih dan Bibit
Pernanyakatan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara
generatif (dengan
biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cxangkokan).
a) Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci
biji-biji dahulu agar
daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan
pada tempat
terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan
diusahakan agar
tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses
pemasakan biji
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 4/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat),
dalam kurun
waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji
ditanam.
b) Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang
sehat dan tua,
dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus
dan
produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya
sempurna.
Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:
1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). Dipilih mata
tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3
cm
sehingga mirip lidah.
3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
4. Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas
(disayat
dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan
okulasi, 2 minggu
kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau
tidak.
Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat,
berarti okulasi gagal.
c) Penyusuan
1. Model tusuk/susuk
- Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah
pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman
calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang
atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian
disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan kebelahan
calon
batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah
tidak
mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali
rafia.
- Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh
bergeser.
Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada
tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah
setelah
dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap
hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa
dipisahkan dari
tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang
disusukan.
Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan
setelah
3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih
berhasil
kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum
berkayu keras.
2. Model sayatan
- Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari
pohon induk
yang sudah berbuah dan besarnya sama.
- Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya.
Sayatan
pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya
sama.
- Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu
ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan
tumbuh bersama-sama.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 5/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
- Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau
batang
atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti
penyusuan tersebut berhasil.
- Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang,
pucuk
batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang
atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
- Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah
tanaman biji,
sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.
d) Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman
yang sehat,
subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan
yang
rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari
(diameter=2–2,5 cm),
kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim
hujan
sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi
harus
disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun
tata cara
mencangkok adalah sebagai berikut:
1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya
masih hijau
kecoklatan.
2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga
kulitnya terlepas.
3. Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering
angin sampai
dua hari.
4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah,
serabut
gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk
kandang/kompos
perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut
kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.
5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus
pembungkus
cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong
dan
ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur.
3) Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi
disemaikan
terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah
dibersihkan dari
daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang
menempel. Biji
dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung
ditanam di
polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan
media
tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan
lapisan tanah
sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi
disiram tetapi (tidak
boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20-23
derajat C). Biji
ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar
tunggang
menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan
tanah (3/4
bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan
lainnya adalah 2 cm
membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian
disemprot
dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup
plastik supaya
kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan
akar dengan
tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 6/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah
besar siap
dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.
4) Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh
setinggi 75-150 cm
atau berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan
pertumbuhannya
bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh,
perakarannya
banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang
telah
menebal dan warnanya hijau tua.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan
waktu/jadwal
tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan
volume
produksi.
2) Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum
penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang,
pokok-pokok batang
pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman
liar yang
akan menganggu pertumbuhan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm
hingga
menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang
sudah jadi.
Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan
5 kg pupuk
kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan
dibiarkan
selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid
untuk
mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur.
Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung
air. Jika
bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera
ditanam dengan
jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan
cara dibuatkan
lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang
akar
masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan
bedengan
ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan)
setebal 5 cm.
4) Pengapuran
Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah
kuning) dan
latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 - 6
dan
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 7/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan
debu, dapat
diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim
kemarau,
dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%.
Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk
dulu dan
dilsiram 4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah,
sebaiknya
dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah,
kultivar durian,
serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian
berumur genjah,
jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang
dan dalam
jarak tanam 12 m x 12 m.
Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih
kecil (berumur
kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya
tumpangsari. Berbagai
budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman
horti (lombok,
tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah
dan ubi
jalar.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan
untuk
menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m.
Saat
menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas
dikumpulkan di
kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan
lubang. Lubang
tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam
ditutup kembali.
Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur
pupuk
kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah
dicampur 35 kg
pupuk kandang dan 1 kg fospat.
Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat
dicampurkan
insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam
diisi penuh
sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.
Tanah tidak
perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari
sebelum
penanaman bibit.
3) Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm,
kondisinya
sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh
dan perakaran
yang banyak serta kuat.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 8/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang
lebih kecil,
sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah
lubang
tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :
a) Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris
hati-hati)
b) Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
c) Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi
ajir agar
pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
d) Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu
disiram air.
e) Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan
lain. Naungan ini
sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat
sinar matahari
secara langsung.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar
tidak
menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan
berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi
pembuahan
setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga,
begitu
gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak
boleh ditundatunda).
Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu
(Auxin A),
pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat
itu sebagian
bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan,
bunga
yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan
bunga
yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah
durian
yang dijarangkan ± 50-60% dari
seluruh buah yang ada.
2) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput
disekeliling selama
pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (± diameter 1 m dari pohon durian).
3) Pemangkasan/Perempelan
a) Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman
sampai
40% selama ± 1 musim. Selama itu pula tanaman
tidak dipangkas.
Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga
meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih
tahan lama.
Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai
berbunga, paling
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 9/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas,
hasil panen
berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi
barisan
tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari
pangkal
batang.
b) Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan.
Tanaman
durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup
dilakukan
pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak
tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka
tersebut dapat
diolesi meni atau ditempeli lilin parafin.
Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka
pada
batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru
mencapai 2
bulan, tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama
dengan cara
okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5
m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok
tidak
boleh terlalu dekat dengan tanah.
c) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi
cukup dibanduli
atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak
mengarah
ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan
tersebut
tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik
dan diikat dengan
pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas
akan
tumbuh ke bawah mengarah horizontal.
4) Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah,
kebutuhan
tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.
a) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah
selokan
disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat
20-30
cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk
disebarkan
secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk
menutup
selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam
keadaan kering
segera lakukan penyiraman.
b) Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk
kandang,
kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat
membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian
membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon.
Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin
setiap empat
bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.
Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk
kandang
60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan
cara
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 10/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk
paling luar
dari tanaman.
Tanaman durian yang telah berumur = 3 tahun biasanya mulai membentuk batang
dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan
20–25%
pupuk NPK dari dosis sebelumnya.
Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per
pohon maka
pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon.
Kebutuhan
pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon
menjelang
berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan
pada saat
tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan
berbunga).
5) Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah
tidak boleh
tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian
yang baru ditanam
membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit
ditanam pada
musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman
dapat
dikurangi sekitar tiga kali seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan
tersedianya
sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air
drainase
untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2
minggu sekali
bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter
air dan
ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini
dilakukan untuk
merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna.
Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot
sesuai aturan
yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga.
Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya
Dithane
atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan
penanaman,
batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.
7) Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi
jaringan-jaringan
pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan
unsur
tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi
lemah
sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian
yang
tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini
hanya
dicampurkan saja.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 11/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
Ciri: telur diletakkan pada kulit buah
dan dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah
laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek
dan
melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva
tersebut tinggal di
dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang
jatuh
sebelum tua. Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar dengan
cara
terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga
penggerek buah
ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan
bertelur ini dilakukan
secara periodik setiap menjelang musim kemarau. Pengendalian: dilakukan
dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35
EC, dengan
dosis 2-3 cc/liter air.
2) Lebah mini
Ciri: hama ini berukuran kecil, tubuhnya
berwarna coklat kehitaman dan sayapnya
bergaris putih lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran
panjangnya
menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang
daun-daun durian
muda. Selama hama tersebut mengalami masa istirahat (bentuk
kepompong),
mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah
serangga ini
mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan
memakan
daun-daun muda. Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40
EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti Supracide
40 EC dosis 420
gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).
3) Ulat penggerek bunga (Prays citry)
Ulat ini menyerang tanaman yang baru berbunga, terutama bagian
kuncup bunga
dan calon buah. Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan kepalanya merah coklat,
setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan,
abu-abu dan
bertubuh langsing. Gejala: kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya
banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk
bunganya pun
rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek
ulat.
Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama
tersebut.
Pengendalian: dengan menyemprotkan obat-obatan
seperti Supracide 40 EC,
nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 12/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
4) Kutu loncat durian
Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan
tubuhnya diselimuti benang-benang lilin
putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya
mirip dengan
kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro. Gejala: kutu loncat bergerombol
menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan
pada
tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan
pertumbuhannya
terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan
getah bening
yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun
sehingga
mengundang semut-semut bergerombol. Pengendalian: daun dan ranting-ranting
yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara
kimia dapat
dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis
100-150
gram/5 liter air.
7.2. Penyakit
1) Phytopthora parasitica dan Pythium complectens
Penyebab: Pythium complectens, yang menyerang
bagian tanaman seperti daun,
akar dan percabangan. Penularan dan penyebab: penyakit ini menular
dengan
cepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada
akar yang terluka.
Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan
organik yang
terangkut air. Gejala: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari
daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya
mati, diikuti
dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di
atas
permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar
hanya
terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari
ujung akar
lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang
sakit tampak
normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan
pembuluh menjadi
merah jambu. Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah tidak
terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu
hujan; (2)
pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar; (3)
pilih bibit durian
kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap
serangan jamur
sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.
2) Kanker bercak
Penyebab: Pythium palvimora, terutama menyerang
bagian kulit batang dan kayu.
Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah
atau bahan
organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh
curah hujan
yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik
pada suhu
antara 12-35 derajat C. Gejala: kulit batang durian yang terserang mengeluarkan
blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah
kelam, coklat tua
atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke
kayu; daun-daun
rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati. Pengendalian: (1)
perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah
dan untuk
batang yang sakit; (5) dilakukan dengan cara memotong kulit yang
sakit sampai
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 13/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus
dibakar,
sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya
difolatan 4 F 3%.
3) Jamur upas
Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu
terdapat benang-benang jamur
mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur
berkembang
menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan
kayu
sehingga menyebabkan matinya cabang. Pengendalian: (1) serangan jamur yang
masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara
melumasi
cabang yang terserang degan fungisida, misalnya calizin RM; (2)
jika jamur sudah
membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang
kirakira
lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur; (3) dengan
menyemprotkan
Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau
1-1,5 kg/ha
aplikasi.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga.
Musim berbunga
jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga
bulan Oktober-
Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian
diusahakan sebelum
musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah.
Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada
kultivarnya.
Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang
menyengat.
Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan
terdengar
dentang udara antara isi dan kulitnya.
8.2. Cara Panen
Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga
agar buah tidak
langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat
dengan tali
plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang
terlepas dari batang atau
ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian
tersebut dapat
diambil dalam keadaan utuh.
Buah durian dari pohon rendah dapat dipetik dengan menggunakan
pisau tajam.
Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan.
Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di tempat
ini terdapat
bahan tunas yang akan berbunga pada musim berikutnya.
Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi sebaiknya
dipetik dengan
menggunakan alat bantu yang sesuai agar tidak jatuh ke tanah.
Durian yang jatuh ke
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 14/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit karena
terjadi fermentasi
pembentukan alkohol dan asam.
8.3. Prakiraan Produksi
Jumlah durian yang dapat dipanen dalam satu pohon adalah 60-70
butir perpohon
pertahun dengan bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah
buah yang lebih
banyak lagi maka bobot buah akan turun.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi label khusus
atau dicat dengan
warna tertentu untuk menunjukkan kebun asal durian. Bila
kualitasnya kurang baik
dapat diperbaiki pada tahun berikutnya.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah berdasarkan
ukuran. Seleksi
perlu dilakukan agar tidak ada buah cacat yang ikut terkirim,
terutama bila buah ini
akan dijual atau diekspor.
9.3. Penyimpanan
Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan air agar
kotoran yang
menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan
ke dalam air
yang telah diberi fungisida Aliette 800 WP yang berbahan aktif
Aluminium tris
(Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah
untuk menghindari
serangan busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp
selama
pemeraman dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian
beserta petinya
dimasukkan ke dalam gudang yang cukup mendatangkan penerangan.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah
kering, buah
dibungkus kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap
kantung plastik berisi
satu butir buah durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastik
dibungkus lagi
dengan kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam
kotak karton
setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6 butir durian sehingga
setiap kotak karton
berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat
plastik) tebal yang
tidak mudah robek jika terkena gesekan.
Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara agar
ada sirkulasi
udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan
keluarnya bau, sehingga
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 15/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
tidak ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dengan
udara luar maka
jika di dalam ada durian yang matang baunya tidak tercium
menyengat sampai
keluar.
9.5. Penanganan Lain
Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan ke tempat
yang jauh, maka
dapat dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini banyak
dipakai oleh petani
Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam
alat fakum udara
selama 35-40 menit dengan suhu 40oC di bawah nol. Setelah itu, buah
durian
dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300 gram dan diletakkan
dalam kamar
pendingin dengan suhu 18 derajat C di bawah nol.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha tani tanaman durian seluas 1 ha pada
tahun 1998.
1) Biaya produksi
1. Tanah 1 ha @ m2 x Rp. 15.000,- Rp. 15.000.000,-
2. Bibit :150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp. 7.500.000,-
3. Pupuk
- Pupuk kandang: 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-
- UREA: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- TSP: 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.100.000,-
- KCl: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- NPK: 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp. 3.920.000,-
- Hormon/mineral: 70 liter @ Rp. 3.500,- Rp. 245.000,-
4. Obat dan pestisida
- Insektisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
- Fungisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
5. Alat dan bangunan
- Bangunan dan sumur Rp. 2.500.000,-
- Alat semprot: 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-
- Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
- Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-
- Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
- Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
- Gunting pangkas: 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-
- Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-
- Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
6. Tenaga kerja tetap
- Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- Rp. 3.600.000,-
- Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp. 225.000,-
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 16/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
- THR 5 x Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-
7. Tenaga kerja lepas
- Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 45.000,-
- Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 42.115.000,-
2) Pendapatan
1. Tahun ke-5 produk ke 1
= 25/100 x 150 x 30 x Rp. 30.000= Rp. 33.750.000,-
= Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000 - Rp. 8.365.000,-
2. Tahun ke-6 produk ke 2
=25/100 x 150 x 60 x Rp. 30.000= Rp. 67.500.000,-
= Rp. 67.500.000 – (Rp.8.365.000 + Rp. 16.765.000) Rp. 42.370.000
3. Pada tahun ke-7 keuntungan sudah dapat menutupi investasi yang
dikeluarkan
3) Investasi rata-rata/pohon: Rp. 175.096,66
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Peluang bisnis durian sangat bagus. Untuk pasar luar negeri pada
tahun 1983-1987
dikirim ke negara Taiwan, Singapura, Malaysia dan Hongkong. Dan
pada tahun 1989
permintaan meningkat ke negara Prancis, Belanda, Brunei, australia,
Saudi Arabia
dan Jepang. Bahkan pada tahun 1999 di Jepang harga durian dapat
mencapai
10.000 yen (Rp 700.000,-).
Peluang pasar di Indonesia juga sangat bagus, harga durian
berkualitas dapat
mencapai Rp 30.000,-/kg. Sedangkan untuk buah durian dipasaran dan
kualitasnya
biasa-bisa saja mencapai Rp. 15.000,-/buah.
Selama ini perdagangan durian lebih dikuasai oleh negara Thailand,
hal ini
disebabkan oleh mutu buah yang bagus. Padahal Indonesia dapat
melakukan hal
yang sama apabila mutu ditingkatkan. Bahkan Indonesia memiliki
varietas yang
beragam dan berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang
profesional dan
dibantu oleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah durian Indonesia
mampu
menguasai pasar dunia.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat mutu, cara
pengambilan contoh,
cara uji, pengemasan dan syarat penandaan.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 17/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
11.2.Diskripsi
Standar mutu buah durian di Indonesia tercantum dalam Standar
Nasional Indonesia
SNI 01-4482-1998.
11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
Buah durian diklasifikasikan dalam 3 jenis mutu, yaitu Mutu I,
Mutu II dan Mutu III.
a) Kerusakan: mutu I=tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu
II=tidak ada
(bebas penyakit dan serangga); mutu III=tidak ada (bebas penyakit
dan
serangga).
b) Cacat: mutu I=tidak ada; mutu II=ada; mutu III=ada.
c) Rasa dan aroma: mutu I=baik sesuai kultivar; mutu II=baik
sesuai kultivar; mutu
III=baik sesuai kultivar.
d) Kekerasan daging: mutu I=keras/sedang; mutu II=keras/sedang;
mutu
III=keras/sedang.
e) Kesegaran buah: mutu I=segar; mutu II=segar; mutu III=segar.
f) Warna daging buah: mutu I=sesuai kultivar/kuning; mutu
II=sesuai kultivar/kuning;
mutu III=sesuai kultivar/kuning.
g) Kesegaman Kultivar: mutu I=seragam; mutu II=seragam; mutu
III=seragam.
h) Perbandingan berat dengan biji: mutu I >2; mutu II >1;
mutu III=boleh < 1.
Pengujian buah durian dilakukan berdasarkan pengamatan dari bentuk
fisik dan
visualisasi dari standar mutu yang ada.
11.4.Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah durian segar yang terdiri maksimum 1.000
kemasan atau 1000
buah, contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan atau jumlah
buah dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 1–5, pengambilan
contoh semua.
2) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100, pengambilan
contoh
minimum 5.
3) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300,
pengambilan contoh
minimum 7.
4) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500,
pengambilan contoh
minimum 9.
5) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001,
pengambilan contoh
minimum 10.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil
sekurang-kurangnya tiga buah
kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan isi kurang dari tiga buah
diambil satu
buah.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang
telah dilatih
terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 18/ 18
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin
8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952,
http://www.ristek.go.id
11.5.Pengemasan
Buah durian seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar yang dituju.
Untuk Pasar
Eropa, Ameriak dan Kanada, disukai buah durian yang beratnya
2,5-3,5 kg/buah dan
dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12 kg. Untuk pasaran
Hongkong
dipilih buah durian yang beratnya 2-4 kg/buah dan dikemas dalam
keranjang bambu
berkapasitas 35-50 kg. Sedangkan untuk Malaysia dan Singapura atau
pasar lokal
dikehendaki buah durian dengan berat 2,0-5,0 kg/buah yang dikemas
dalam
keranjang bambu atau peti kayu, atau tanpa kemasan langsung
ditumpuk ai atas bak
truk.
Label atau gantungan yang menyertai setiap kemasan harus mudah
dilihat dan berisi
informasi :
a) Dihasilkan di Indonesia.
b) Nama perusahaan/eksportir.
c) Nama kultivar durian.
d) Kelas mutu.
e) Jumlah buah dalam kemasan.
f) Berat kotor.
g) Berat bersih.
h) Identitas pembeli di tempat tujuan.
i) Tanggal panen.
j) Tanggal buah itu enak dimakan.
k) Tanggal buah itu tidak enak lagi dimakan.
l) Petunjuk cara penanganan (suhu, kelembaban) yang dianjurkan.
12. DAFTAR PUSTAKA
1) AAK. Bertanam Pohon Buah-buahan II. Kanisius : Yogyakarta , 1997.
2) AAK. Budi daya Durian. Kanisius : Yogyakarta ,
1997.
3) Rambe, Sri Suryani Maphilindowati. “ Pasca Panen Buah Durian “.
Trubus, 1988
4) Redaksi Trubus. Berkebun Durian Ala Petani Thailand . Jakarta : Penebar
Swadaya, 1998.
5) _____________ Mengebunkan Durian Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya, 1997
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan,
BAPPENAS
Editor : Kemal Prihatman
KEMBALI KE MENU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar