TUGAS PUPUK HIJAU
M K :Konservasi Tanah dan Air
OLEH
HARTA
Kls. IIa
NIRM. 04.1.10.0506
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH
TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN
(STPP)
BOGOR 2011
I. PENDAHULUAN
Didunia, jumlah lahan pertanian yang produktif
sudah semakin berkurang. Dilain pihak, lahan pertanian yang adapun sudah
berkurang kesuburannya sehingga menjadi tanah-tanah marginal. Hal ini menjadi
tantangan dalam upaya pemanfaatan lahan-lahan tersebut untuk budi daya
pertanian. Agar kesuburan tanah dapat dipertahankan, penggunaan pupuk
organikpun tidak dapat dihindarkan.
Dalam
pertanian modern saat ini, penggunaan pupuk kimia mulai dikurangi, bahkan
ditiadakan dan diganti dengan pupuk organik. Hal ini disebabkan pupuk organik
tidak meninggalkan residu kimia, tidak seperti pupuk kimia. Memang pupuk
organik bukan barang baru bagi petani, sudah sejak lama pupuk organik ini
digunakan secara tradisional oleh petani untuk mempertahankan kesuburan tanah.
Salah
satu jenis pupuk organik yang digunakan adalah pupuk hijau. Ini adalah jenis
pupuk organik tertua yang digunakan dalam budi daya pertanian oleh petani kita.
Pupuk hijau ini berasal dari tumbuhan/tanaman atau berupa sisa panen. Bahan
dari tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau segera setelah dikomposkan.
Tujuan
pemberian pupuk hijau adalah untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan
unsur hara dalam tanah, sehingga dapat terjadi perbaikan sifat fisik, kimia dan
biologi tanah yang akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan
tanah terhadap erosi.
II.
PUPUK HIJAU
A.
Pengertian
Pupuk hijau adalah pupuk yang memanfaatkan jaringan tanaman
hijau. Jenis tanaman yang sering digunakan sebagai pupuk hijau antara lain
tanaman rerumputan, leguminose, dan nonleguminose.
Secara umum, ciri tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk
hijau antara lain sebagai berikut :
1. Pertumbuhannya cepat.
2. Perakarannya dangkal, bagian atas lebat dan sekulen.
3. Tanaman tahan terhadap kekeringan dan mampu tumbuh baik di
tanah yang miskin hara.
Tanaman yang dapat tubuh cepat sangat baik digunakan dalam
perbaikan tanah, apalagi dari jenis berdaun lebar dan berakar banyak. Kadar air
(kelembaban) yang di timbulkan oleh jenis tanaman tersebut akan memudahkan dan
mempercepat proses penguraian. Adapun tujuan pemanfaatan pupuk hijau dapat
dikelompokkan menjadi pupuk hijau sebagai pupuk organik, pupuk hijau sebagai
penutup tanah, dan pupuk hijau sebagai pohon pelindung.
Jenis pupuk hijau yang lebih disarankan untuk digunakan
berupa leguminose. Penyaranan ini didasarkan pada beberapa hal berikut :
1. Leguminose mampu mengikat unsur N dari udara sehingga dapat
menambah unsur N dalam tanah.
2. Leguminose mampu mendorong aktivitas mikroorganisme.
3. Leguminose mendorong sruktur tanah menjadi lebih remah.
4. Leguminose dapat bekerja sebagai erosi pelindung tanah.
B. Pupuk Hijau sebagai Pupuk
Pemupukan hijau adalah pembenaman jaringan tanaman hijau
yang belum terdekomposisikedalam tanah. Jenis tanaman leguminose yang sering
digunakan sebagai pupuk hijau umumnya dari tanaman perdu seperti Crotalaria juncea, Crolataria usaramoensis,
Tephrosia vogelli, Tephrosia candida, dan Desmodium gyroides.
Penggunaan pupuk hijau harus dilakukan secara tepat agar
tanah dan tanaman pokok tidak dirugikan karena banyaknya bahan yang belum
mengalami pelapukan. Pada tanah dengan kelembaban tinggi, proses penguraian
akan lebih cepat sehingga akan semakin cepat manfaat yang dimperoleh. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemupukan hijau, yaitu sebagai
berikut :
1. Untuk daerah dengan curah hujan rendah, penggunaan pupuk
hijau harus hati-hati. Air yang tersedia untuk tanaman berikutnya dapat
digunakan oleh pupuk hijau dalam proses perombakannya sehingga akan
mengakibatkan tanah menjadi ringan dan terbuka.
2. Pembenaman pupuk hijau dilakukan dengan mempertimbangkan
kondisi jaringan tanaman, yaitu pada waktu sekulennya mendekati maksimum.
Sebagian besar pupu hijau mendekati keadaan ini pada waktu setengah umur. Saat
itu kandungan lignin dan senyawa lain masih rendah sehingga akan mudah
terdekomposisi oleh mikroorganisme pengurai dengan perbandingan karbon dan
nitrogennya relatif masih rendah. Pembenaman sebaiknya dilakukan saat banyak
terjadi hujan karena akan lebih efektif dan proses dekomposisinya akan lebih
cepat.
3. Harus ada pengaturan waktu atau jadwal penanaman pupuk hijau
dengan penanaman tanaman pokok berikutnya agar pertumbuhan tanaman pokok tidak
terganggu.
Pemupukan hijau dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
dibenamkan didalam tanah atau ditebarkan dipermukaan tanah. Pembenaman didalam
tanahpun dilakukan dengan dua cara yaitu, tanpa pencabutan tanaman pupuk hijau
atau dengan pencabutan tanaman pupuk hijau. Pembenaman tanpa pencabutan
dilakukan dengan cara tanaman pupuk hijau direbahkan dan dimasukkan kedalam
lubang yang sudah dibuat disamping tanaman tersebut, kemudian ditutup dengan
tanah. Sementara pembenaman dengan pencabutan tanaman harus di potong-potong
terlebih dahulu, kemudian dibenamkan.
Cara ditebarkan dipermukaan tanah paling sering dilakukan.
Kegiatan ini lebih dikenal dengan pemulsaan. Tanaman pupuk hijau dicabut dan
ditebarkan disekeliling tanaman pokok sebagai mulsa. Jarak penebarannya sekitar
15 cm dari batang tanaman pokok.
C. Pupuk Hijau sebagai Penutup Tanah
Pemupukan hijau dengan cara ini sering dilakukan
diperkebunan kelapa sawit, kelapa dan karet. Sangat banyak manfaat yang
diperoleh penanaman tanaman penutup tanah diareal perkebunan tersebut. Jenis
tanaman yang sering atau hampir selalu digunakan adalah jenis Leguminose
(kacang-kacangan). Beberapa manfaat dari penutup tanah dengan tanaman
kacang-kacangan adalah melindungi permukaan tanah dari hembasan air hujan,
melindungi bahan organik dari sinar matahari langsung, dan menurunkan suhu
tanah.
Daun-daun yang gugur ataupun batang yang sudah mati
mengandung nitrogen cukup tinggi. Kondisi ini akan menstimulir kehidupan
mikroorganisme tanah dan akan mempercepat perombakan sehingga unsur-unsur hara
yang dihasilkan akan menjadi tersedia bagi tanaman. Tanaman kacang-kacangan
yang bersimbiosis dengan bakteri rhizobium dapat mengikat nitrogen bebas dari
udara dan melepaskannya kembali kedalam tanah dalam bentuk tersedia bagi
tanaman.
Perakaran tanaman penutup tanah dapat menyerap unsur-unsur
hara dari lapisan tanah terdalam untuk memperkaya tanah lapisan atas dengan
unsur-unsur hara melalui bahan-bahan organik yang dihasilkannya. Kisaran hara
total yang dihasilkan oleh tanaman kacang-kacangan yang menjalar selama lima
tahun pertama setelah penanaman pernah dilaporkan seperti tampak pada tabel 1.
Tabel 1. Kandungan
Hara Total dari Jenis Tanaman Kacang-kacangan
Unsur
Hara
|
Kandungan
(kg/ha)
|
N
|
226-253
|
P
|
18-27
|
K
|
85-131
|
Mg
|
15-27
|
Pertumbuhan tanaman penutup yang cepat menutupi permukaan
tanah akan membantu penekanan terhadap pertumbuhan gulma sehingga biaya
pengendalian gulma dapat ditekan. Peran lain dari penutup tanah adalah
kelembaban tanah akan lebih tinggi dibanding tanah terbuka sehingga pengaruh
pemupukan akan lebih efektif, terutama untuk pupuk dengan penguraian lambat (slow release).
Manfaaat dan keuntungan akan diberikan tanaman penutup tanah
bila tanaman yang digunakan memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Tanaman mudah diperbanyak, baik secara vegetatif (setek)
maupun generatif (biji).
2. Sistem perakaran dangkal banyak menghasilkan bahan organik,
dan tidak bersaing dengan tanaman pokok dalam penyerapanunsur hara.
3. Pertumbuhan cepat dengan bagian tanaman diatas tanah lebat
(berdaun banyak) sehingga akan memperkaya tanah dengan hara hasil pelapukan
daun-daunnya.
4. Tanaman tahan terhadap pangkasan dan naungan.
5. Tanaman bukan merupakan inang dari penyakit maupun hama.
Tanaman legum over
crop (LCC) merupakan istilah umum yang sering digunakan dalam penyebutan
tanaman kacang-kacangan sebagai penutup tanah. Cara tumbuh LCC dapat
dikelompokkan menjadi tanaman merayap atau melebar, merayap dan berdiri atau
tegak keatas. Adapun kelompok dari beberapa jenis tanaman LCC seperti tampak
pada tabel 2.
Tabel 2. Kelompok
Beberapa Jenis Tanaman LCC
Tanaman
|
Kelompok
|
Centrosema pubescens
|
Merayap-melebar
|
Centrosema plumeri
|
Merayap-melebar
|
Calopogonium mucunoides
|
Merayap-melebar
|
Calopogonium caeroleum
|
Merayap-melebar
|
Pueraria javanica
|
Merayap-melebar
|
Pueraria palustris
|
Merayap-melebar
|
Psophocarpus palustris
|
Merayap-melebar
|
Moghania machrophylla
|
Berdiri-merambat
|
Cajanus cajan
|
Berdiri-merambat
|
Mimosa invisa
|
Berdiri-merambat
|
Crotalaria usaramoensis
|
Berdiri-tegak
|
Jenis tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman LCC pada
perkebunan dan benihnya banyak tersedia dipasaran adalah Pueraria javanica (PJ), Calapogonium
mucunoides (CM), Colopogoniumcaerolium
(CC), dan Centrosema pubescens (CB).
Adapun karakteristik dari keempat jenis tanaman LCC tampak pada tabel 3.
Tabel 3.
Karakteriktis beberapa jenis tanaman LLC
Karakteristik
|
CP
|
CM
|
Pj
|
CC
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Pertumbuhan
|
Sangat
cepat
|
Cepat
|
Sangat
cepat
|
Cepat
|
Daun
|
Lebat
|
Lebat
|
Lebat
|
Lebat
|
Menutupi
tanah
|
Cepat
|
Sedang
|
Cepat
|
cepat
|
Keadaan
tanah kering
|
Tahan
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
Ketahanan
terhadap naungan
|
Tahan
|
Tidak
|
Sedang
|
Tahan
|
Kesuburan
tanah rendah
|
Tahan
|
Sedang
|
Tahan
|
Tahan
|
Kemasaman
tanah
|
Tahan
|
Sedang
|
Tahan
|
Sedang
|
Draenase
yang buruk
|
Tahan
|
tidak
|
Tahan
|
Tidak
|
Ketahanan
terhadap penyakit
|
Sedang
|
Tidak
tahan
|
Sedang
|
Sedang
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Umur
tutupan daun
|
4-6
bulan
|
5
bulan
|
3-4
bulan
|
5
bulan
|
Umur
tanaman
|
pendek
|
Panjang
|
Panjang
|
Panjang
|
Pakan
ternak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Pengendali
gulma dan erosi
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Sumber
hara
|
Nitrogen
|
Nitrogen
|
Nitrogen
|
Nitrogen
|
Penanaman
benih
|
5-6
kg/ha
|
3-4
kg/ha
|
5,5-16
kg/ha
|
5-6
kg/ha
|
Jarak
tanam
|
90-100
cm
|
90-100
cm
|
90
cm
|
90-100
kg/ha
|
Keempat jenis tanaman LCC tersebut biasanya ditanam secara
campuran (kombinasi) maupun secara tunggal. Penanaman secara campuran dua atau
lebih jenis tanaman tergantung pada beberapa hal, diantaranya ketersediaan
benih, lebar gawangan dan kecocokan daerah tanam.
D. Pupuk Hijau sebagai Pohon Pelindung
Pemupukan dengan tanaman pupuk hijau sebagai pohon pelindung
pun banyak dilakukan di perkebunan-perkebunan yang tanamannya membutuhkan
naungan atau pelindung seperti perkebunan teh, kopi atau panili. Penanaman
pohon pelindung mempunyai tujuan yang berbeda, biasanya berdasarkan
pertimbangan letak ketinggian kebun, kemiringan lereng, serta arah lereng
terhadap sinar matahari dan angin. Adapun beberapa tujuan penanaman pohon
pelindung sebagai berikut :
1. Diperkebunan berketinggian dibawah 300 m dpl, tujuan
penanaman pohon pelindung untuk memperbaiki kandungan bahan organik dan
mengurangi intensitas sinar matahari yang tinggi.
2. Diperkebunan dengan ketinggian 800-1.200 m dpl, tujuan
penanamannya untuk mengurangi intensitas sinar matahari dan melindungi tanah
terhadap erosi.
3. Diperkebunan dengan ketinggian lebih dari 1.200 m dpl,
tujuan penanamannya untuk mengurangi intensitas sinar matahari pada musim
kemarau.
Sebenarnya ada banyak fungsi dan peran dari pohon pelindung.
Namun secara garis besar beberapa peran dan fungsi tersebut antara lain :
1. Mengurangi intensitas sinar matahari yaang tinggi sehingga
menahan kenaikan suhu di sekitar tanaman agar penguapan yang terjadi tidak bgtu
besar.
2. Melindungi tanaman dari angin kencang.
3. Mencegah terjadinya erosi dan hilangnya hara yang disebabkan
oleh air hujan.
4. Menambah kandungan bahan organik tanahdengan adanya rontokan
daun dan ranting sehingga berguna untuk memperbaiki kesuburan tanah.
5. Menambah unsur nitrogen dalam tanah bila pohon pelindung
yang digunakan berasal dari jenis tanaman leguminose yang bersimbiosis dengan
bakteri rhizobium.
6. Menaikkan unsur hara yang tercuci kelapisan tanah bawah
karena perakaran pohon pelindung dapat menembus lapisan tanah bawah, serta
7. Menekan pertumbuhan gulma.
Fungsi dan peran dari pohon pelindung dapat tercapai atau
terpenuhi bila dilakukan upaya pemeliharaan seperti pemangkasan, penjarangan
dan pembersihan hama penyakit.pemangkasan dilakukan bila kelembaban disekitar
terlalu tinggi. Penjarangan dilakukan bila penanaman terlalu rapat. Penjarangan
bertujuan agar kelembaban dan intensitas sinar matahari dapat mencaoai optimum.
Sementara pemberantasan hama penyakit harus dilakukan dengan cara penyemprotan
pestisida yang sesuai.
Pemilihan jenis pohon pelindung tergantung pada jenis
tanaman perkebunan (teh, kopi, vanili), kesesuaian pohon pelindung dengan
iklim, dan lokasi perkebunan. Penanaman pupuk hijau sebagai pohon pelindung ini
pun dianjurkan menggunakan tanaman dari jenis leguminose. Jenis tanaman yang
sering digunakan sebagai pohon pelindung adalah dadap (Eritbrina subumbrans), sengon laut (Albizzia falcata) dan lamtoro (Leucaena
glauca).
1. Dadap
Dadap merupakan jenis pohon pelindung yang pertama-tama
digunakan di perkebunan. Hampir semua perkebunan menggunakan pohon ini karena
pertumbuhannya cepat, bentuk naungan merata, berdaun banyak, dan mudah ditanam
menggunakan setek. Sementara kekurangan pohon ini setelah besar antara lain
mudah terserang hama penyakit, terutama hama penggerek batang dan mudah rontok
pada musim kemarau yang sebenarnya tanaman pokok sangat membutuhkan naungan.
2. Sengon Laut
Sengon laut sering digunakan diperkebunan kopi yang ditanam
di dataran tinggi. Penanamannya harus dilakukan 2-4 tahun sebelum penanaman
tanaman pokok. Ini disebabkan tanaman Sengon Laut akan menjadi rimbun setelah
ditanam beberapa tahun. Penanaman setahun sebelum penanaman tanaman pokok pun
memang dapat dilakukan, tetapi harus ada pohon pembantu sebelum pohon pelindung
tersebut mulai berfungsi. Pohon pembantu biasanya berupa semak seperti
flemingia, tephrosia, dan crotalaria.
Belakanga ini naungan sengon laut hampir tidak pernah
dipakai lagi karena pohonnya mudah terserang hama penggerek batang dan mudah
patah atau rebah bila ada angin kencang. Diperkebunan yang sudah menggunakan
sengon laut sebagai pohon pelindung umumnya menggantikannya dengan pohon lamtoro.
3. Lamtoro
Hampir semua lahan perkebunan saat ini menggunakan lamtoro
sebagai pohon pelindung. Bila dibandingkan dengan pohon dadap dan pohon sengon
laut, memang daun tanaman lebih sedikit. Hanya saja akhir-akhir ini sudah ada
jenis lamtoro hasil okulasi yang jumlah daunnya lebih rimbun. Kelebihan lain
dari lamtoro adalah proses pelapukan daunnya lebih cepat sehingga akan cepat
menambah bahan organik ke dalam tanah. Daya tahannya terhadap tiupan angin
kencang pun lebih baik. Selain itu, pohon yang sudah tua sangat baik untuk kayu
bakar.
III. PENUTUP
Sebagai penyedia dan pengganti unsur-unsur hara yang habis
terpakai dalam proses tumbuh dan produksinya tanaman, pemupukan memegang
peranan penting. Walaupun demikian hendaknya diingat bahwa tercapainya
peningkatan produksi tidak semata-mata di tentukan oleh pemupukan. Ada berbagai
faktor lain yang mempengaruhi tercapainya produksi itu. Seperti bibit,
perawatan tanaman, pengendalian hama penyakit dan sebagainya.
Jadi semuanya itu harus berjalan dengan baik, dan
menggunakan aturan dan cara yang dianjurkan. Dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan untuk masa depan anak-anak kita kelak.
DAFTAR
PUSTAKA
Effi Ismawati Musnamar, Pupuk Organik, Penerbit Penebar swadaya,
Bogor 2006.
Pinus lingga, Marsono, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penerbit
Penebar Swadaya, Bogor 2006.
Djoehana Styamidjaja. M.
Ed. Pupuk dan Pemupukan, Penerbit PT
SIMPLEX, Jakarta 1986.
Djojosuwito, Soedijono, Pertanian Organik dan Multiguna,
Penerbit Kanisius, 2000.
Effendi, Suryatna, Pupuk dan Pemupukan, Penataran PPS
bidang Agronomi Lembaga Pusat Penelitian Pertanian Bogor, 1976.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar