Senin, 14 Januari 2013

PUPUK HIJAU


TUGAS PUPUK HIJAU

M K :Konservasi Tanah dan Air





 






OLEH
HARTA
Kls. IIa
NIRM. 04.1.10.0506




JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN
(STPP) BOGOR 2011
I.  PENDAHULUAN

            Didunia, jumlah lahan pertanian yang produktif sudah semakin berkurang. Dilain pihak, lahan pertanian yang adapun sudah berkurang kesuburannya sehingga menjadi tanah-tanah marginal. Hal ini menjadi tantangan dalam upaya pemanfaatan lahan-lahan tersebut untuk budi daya pertanian. Agar kesuburan tanah dapat dipertahankan, penggunaan pupuk organikpun tidak dapat dihindarkan.
            Dalam pertanian modern saat ini, penggunaan pupuk kimia mulai dikurangi, bahkan ditiadakan dan diganti dengan pupuk organik. Hal ini disebabkan pupuk organik tidak meninggalkan residu kimia, tidak seperti pupuk kimia. Memang pupuk organik bukan barang baru bagi petani, sudah sejak lama pupuk organik ini digunakan secara tradisional oleh petani untuk mempertahankan kesuburan tanah.
            Salah satu jenis pupuk organik yang digunakan adalah pupuk hijau. Ini adalah jenis pupuk organik tertua yang digunakan dalam budi daya pertanian oleh petani kita. Pupuk hijau ini berasal dari tumbuhan/tanaman atau berupa sisa panen. Bahan dari tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau segera setelah dikomposkan.
            Tujuan pemberian pupuk hijau adalah untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara dalam tanah, sehingga dapat terjadi perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.
           



II.    PUPUK HIJAU

A.      Pengertian
Pupuk hijau adalah pupuk yang memanfaatkan jaringan tanaman hijau. Jenis tanaman yang sering digunakan sebagai pupuk hijau antara lain tanaman rerumputan, leguminose, dan nonleguminose.
Secara umum, ciri tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau antara lain sebagai berikut :
1.      Pertumbuhannya cepat.
2.      Perakarannya dangkal, bagian atas lebat dan sekulen.
3.      Tanaman tahan terhadap kekeringan dan mampu tumbuh baik di tanah yang miskin hara.
Tanaman yang dapat tubuh cepat sangat baik digunakan dalam perbaikan tanah, apalagi dari jenis berdaun lebar dan berakar banyak. Kadar air (kelembaban) yang di timbulkan oleh jenis tanaman tersebut akan memudahkan dan mempercepat proses penguraian. Adapun tujuan pemanfaatan pupuk hijau dapat dikelompokkan menjadi pupuk hijau sebagai pupuk organik, pupuk hijau sebagai penutup tanah, dan pupuk hijau sebagai pohon pelindung.
Jenis pupuk hijau yang lebih disarankan untuk digunakan berupa leguminose. Penyaranan ini didasarkan pada beberapa hal berikut :
1.      Leguminose mampu mengikat unsur N dari udara sehingga dapat menambah unsur N dalam tanah.
2.      Leguminose mampu mendorong aktivitas mikroorganisme.
3.      Leguminose mendorong sruktur tanah menjadi lebih remah.
4.      Leguminose dapat bekerja sebagai erosi pelindung tanah.

B.      Pupuk Hijau sebagai Pupuk
Pemupukan hijau adalah pembenaman jaringan tanaman hijau yang belum terdekomposisikedalam tanah. Jenis tanaman leguminose yang sering digunakan sebagai pupuk hijau umumnya dari tanaman perdu seperti Crotalaria juncea, Crolataria usaramoensis, Tephrosia vogelli, Tephrosia candida, dan Desmodium gyroides.
Penggunaan pupuk hijau harus dilakukan secara tepat agar tanah dan tanaman pokok tidak dirugikan karena banyaknya bahan yang belum mengalami pelapukan. Pada tanah dengan kelembaban tinggi, proses penguraian akan lebih cepat sehingga akan semakin cepat manfaat yang dimperoleh. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemupukan hijau, yaitu sebagai berikut :
1.      Untuk daerah dengan curah hujan rendah, penggunaan pupuk hijau harus hati-hati. Air yang tersedia untuk tanaman berikutnya dapat digunakan oleh pupuk hijau dalam proses perombakannya sehingga akan mengakibatkan tanah menjadi ringan dan terbuka.
2.      Pembenaman pupuk hijau dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi jaringan tanaman, yaitu pada waktu sekulennya mendekati maksimum. Sebagian besar pupu hijau mendekati keadaan ini pada waktu setengah umur. Saat itu kandungan lignin dan senyawa lain masih rendah sehingga akan mudah terdekomposisi oleh mikroorganisme pengurai dengan perbandingan karbon dan nitrogennya relatif masih rendah. Pembenaman sebaiknya dilakukan saat banyak terjadi hujan karena akan lebih efektif dan proses dekomposisinya akan lebih cepat.
3.      Harus ada pengaturan waktu atau jadwal penanaman pupuk hijau dengan penanaman tanaman pokok berikutnya agar pertumbuhan tanaman pokok tidak terganggu.
Pemupukan hijau dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, dibenamkan didalam tanah atau ditebarkan dipermukaan tanah. Pembenaman didalam tanahpun dilakukan dengan dua cara yaitu, tanpa pencabutan tanaman pupuk hijau atau dengan pencabutan tanaman pupuk hijau. Pembenaman tanpa pencabutan dilakukan dengan cara tanaman pupuk hijau direbahkan dan dimasukkan kedalam lubang yang sudah dibuat disamping tanaman tersebut, kemudian ditutup dengan tanah. Sementara pembenaman dengan pencabutan tanaman harus di potong-potong terlebih dahulu, kemudian dibenamkan.
Cara ditebarkan dipermukaan tanah paling sering dilakukan. Kegiatan ini lebih dikenal dengan pemulsaan. Tanaman pupuk hijau dicabut dan ditebarkan disekeliling tanaman pokok sebagai mulsa. Jarak penebarannya sekitar 15 cm dari batang tanaman pokok.

C.      Pupuk Hijau sebagai Penutup Tanah
Pemupukan hijau dengan cara ini sering dilakukan diperkebunan kelapa sawit, kelapa dan karet. Sangat banyak manfaat yang diperoleh penanaman tanaman penutup tanah diareal perkebunan tersebut. Jenis tanaman yang sering atau hampir selalu digunakan adalah jenis Leguminose (kacang-kacangan). Beberapa manfaat dari penutup tanah dengan tanaman kacang-kacangan adalah melindungi permukaan tanah dari hembasan air hujan, melindungi bahan organik dari sinar matahari langsung, dan menurunkan suhu tanah.
Daun-daun yang gugur ataupun batang yang sudah mati mengandung nitrogen cukup tinggi. Kondisi ini akan menstimulir kehidupan mikroorganisme tanah dan akan mempercepat perombakan sehingga unsur-unsur hara yang dihasilkan akan menjadi tersedia bagi tanaman. Tanaman kacang-kacangan yang bersimbiosis dengan bakteri rhizobium dapat mengikat nitrogen bebas dari udara dan melepaskannya kembali kedalam tanah dalam bentuk tersedia bagi tanaman.
Perakaran tanaman penutup tanah dapat menyerap unsur-unsur hara dari lapisan tanah terdalam untuk memperkaya tanah lapisan atas dengan unsur-unsur hara melalui bahan-bahan organik yang dihasilkannya. Kisaran hara total yang dihasilkan oleh tanaman kacang-kacangan yang menjalar selama lima tahun pertama setelah penanaman pernah dilaporkan seperti tampak pada tabel 1.
Tabel 1.  Kandungan Hara Total dari Jenis Tanaman Kacang-kacangan
Unsur Hara
Kandungan (kg/ha)
N
226-253
P
18-27
K
85-131
Mg
15-27

Pertumbuhan tanaman penutup yang cepat menutupi permukaan tanah akan membantu penekanan terhadap pertumbuhan gulma sehingga biaya pengendalian gulma dapat ditekan. Peran lain dari penutup tanah adalah kelembaban tanah akan lebih tinggi dibanding tanah terbuka sehingga pengaruh pemupukan akan lebih efektif, terutama untuk pupuk dengan penguraian lambat (slow release).
Manfaaat dan keuntungan akan diberikan tanaman penutup tanah bila tanaman yang digunakan memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.      Tanaman mudah diperbanyak, baik secara vegetatif (setek) maupun generatif (biji).
2.      Sistem perakaran dangkal banyak menghasilkan bahan organik, dan tidak bersaing dengan tanaman pokok dalam penyerapanunsur hara.
3.      Pertumbuhan cepat dengan bagian tanaman diatas tanah lebat (berdaun banyak) sehingga akan memperkaya tanah dengan hara hasil pelapukan daun-daunnya.
4.      Tanaman tahan terhadap pangkasan dan naungan.
5.      Tanaman bukan merupakan inang dari penyakit maupun hama.
Tanaman legum over crop (LCC) merupakan istilah umum yang sering digunakan dalam penyebutan tanaman kacang-kacangan sebagai penutup tanah. Cara tumbuh LCC dapat dikelompokkan menjadi tanaman merayap atau melebar, merayap dan berdiri atau tegak keatas. Adapun kelompok dari beberapa jenis tanaman LCC seperti tampak pada tabel 2.
Tabel 2.  Kelompok Beberapa Jenis Tanaman LCC
Tanaman
Kelompok
Centrosema pubescens
Merayap-melebar
Centrosema plumeri
Merayap-melebar
Calopogonium mucunoides
Merayap-melebar
Calopogonium caeroleum
Merayap-melebar
Pueraria javanica
Merayap-melebar
Pueraria palustris
Merayap-melebar
Psophocarpus palustris
Merayap-melebar
Moghania machrophylla
Berdiri-merambat
Cajanus cajan
Berdiri-merambat
Mimosa invisa
Berdiri-merambat
Crotalaria usaramoensis
Berdiri-tegak

Jenis tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman LCC pada perkebunan dan benihnya banyak tersedia dipasaran adalah Pueraria javanica (PJ), Calapogonium mucunoides (CM), Colopogoniumcaerolium (CC), dan Centrosema pubescens (CB). Adapun karakteristik dari keempat jenis tanaman LCC tampak pada tabel 3.









Tabel 3.  Karakteriktis beberapa jenis tanaman LLC
Karakteristik
CP
CM
Pj
CC
1
2
3
4
5
Pertumbuhan
Sangat cepat
Cepat
Sangat cepat
Cepat
Daun
Lebat
Lebat
Lebat
Lebat
Menutupi tanah
Cepat
Sedang
Cepat
cepat
Keadaan tanah kering
Tahan
Sedang
Sedang
Sedang
Ketahanan terhadap naungan
Tahan
Tidak
Sedang
Tahan
Kesuburan tanah rendah
Tahan
Sedang
Tahan
Tahan
Kemasaman tanah
Tahan
Sedang
Tahan
Sedang
Draenase yang buruk
Tahan
tidak
Tahan
Tidak
Ketahanan terhadap penyakit
Sedang
Tidak tahan
Sedang
Sedang
1
2
3
4
5
Umur tutupan daun
4-6 bulan
5 bulan
3-4 bulan
5 bulan
Umur tanaman
pendek
Panjang
Panjang
Panjang
Pakan ternak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Pengendali gulma dan erosi
Ya
Ya
Ya
Ya
Sumber hara
Nitrogen
Nitrogen
Nitrogen
Nitrogen
Penanaman benih
5-6 kg/ha
3-4 kg/ha
5,5-16 kg/ha
5-6 kg/ha
Jarak tanam
90-100 cm
90-100 cm
90 cm
90-100 kg/ha

Keempat jenis tanaman LCC tersebut biasanya ditanam secara campuran (kombinasi) maupun secara tunggal. Penanaman secara campuran dua atau lebih jenis tanaman tergantung pada beberapa hal, diantaranya ketersediaan benih, lebar gawangan dan kecocokan daerah tanam.

D.     Pupuk Hijau sebagai Pohon Pelindung
Pemupukan dengan tanaman pupuk hijau sebagai pohon pelindung pun banyak dilakukan di perkebunan-perkebunan yang tanamannya membutuhkan naungan atau pelindung seperti perkebunan teh, kopi atau panili. Penanaman pohon pelindung mempunyai tujuan yang berbeda, biasanya berdasarkan pertimbangan letak ketinggian kebun, kemiringan lereng, serta arah lereng terhadap sinar matahari dan angin. Adapun beberapa tujuan penanaman pohon pelindung sebagai berikut :
1.      Diperkebunan berketinggian dibawah 300 m dpl, tujuan penanaman pohon pelindung untuk memperbaiki kandungan bahan organik dan mengurangi intensitas sinar matahari yang tinggi.
2.      Diperkebunan dengan ketinggian 800-1.200 m dpl, tujuan penanamannya untuk mengurangi intensitas sinar matahari dan melindungi tanah terhadap erosi.
3.      Diperkebunan dengan ketinggian lebih dari 1.200 m dpl, tujuan penanamannya untuk mengurangi intensitas sinar matahari pada musim kemarau.
Sebenarnya ada banyak fungsi dan peran dari pohon pelindung. Namun secara garis besar beberapa peran dan fungsi tersebut antara lain :
1.      Mengurangi intensitas sinar matahari yaang tinggi sehingga menahan kenaikan suhu di sekitar tanaman agar penguapan yang terjadi tidak bgtu besar.
2.      Melindungi tanaman dari angin kencang.
3.      Mencegah terjadinya erosi dan hilangnya hara yang disebabkan oleh air hujan.
4.      Menambah kandungan bahan organik tanahdengan adanya rontokan daun dan ranting sehingga berguna untuk memperbaiki kesuburan tanah.
5.      Menambah unsur nitrogen dalam tanah bila pohon pelindung yang digunakan berasal dari jenis tanaman leguminose yang bersimbiosis dengan bakteri rhizobium.
6.      Menaikkan unsur hara yang tercuci kelapisan tanah bawah karena perakaran pohon pelindung dapat menembus lapisan tanah bawah, serta
7.      Menekan pertumbuhan gulma.
Fungsi dan peran dari pohon pelindung dapat tercapai atau terpenuhi bila dilakukan upaya pemeliharaan seperti pemangkasan, penjarangan dan pembersihan hama penyakit.pemangkasan dilakukan bila kelembaban disekitar terlalu tinggi. Penjarangan dilakukan bila penanaman terlalu rapat. Penjarangan bertujuan agar kelembaban dan intensitas sinar matahari dapat mencaoai optimum. Sementara pemberantasan hama penyakit harus dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida yang sesuai.
Pemilihan jenis pohon pelindung tergantung pada jenis tanaman perkebunan (teh, kopi, vanili), kesesuaian pohon pelindung dengan iklim, dan lokasi perkebunan. Penanaman pupuk hijau sebagai pohon pelindung ini pun dianjurkan menggunakan tanaman dari jenis leguminose. Jenis tanaman yang sering digunakan sebagai pohon pelindung adalah dadap (Eritbrina subumbrans), sengon laut (Albizzia falcata) dan lamtoro (Leucaena glauca).
1.      Dadap
Dadap merupakan jenis pohon pelindung yang pertama-tama digunakan di perkebunan. Hampir semua perkebunan menggunakan pohon ini karena pertumbuhannya cepat, bentuk naungan merata, berdaun banyak, dan mudah ditanam menggunakan setek. Sementara kekurangan pohon ini setelah besar antara lain mudah terserang hama penyakit, terutama hama penggerek batang dan mudah rontok pada musim kemarau yang sebenarnya tanaman pokok sangat membutuhkan naungan.
2.      Sengon Laut
Sengon laut sering digunakan diperkebunan kopi yang ditanam di dataran tinggi. Penanamannya harus dilakukan 2-4 tahun sebelum penanaman tanaman pokok. Ini disebabkan tanaman Sengon Laut akan menjadi rimbun setelah ditanam beberapa tahun. Penanaman setahun sebelum penanaman tanaman pokok pun memang dapat dilakukan, tetapi harus ada pohon pembantu sebelum pohon pelindung tersebut mulai berfungsi. Pohon pembantu biasanya berupa semak seperti flemingia, tephrosia, dan crotalaria.
Belakanga ini naungan sengon laut hampir tidak pernah dipakai lagi karena pohonnya mudah terserang hama penggerek batang dan mudah patah atau rebah bila ada angin kencang. Diperkebunan yang sudah menggunakan sengon laut sebagai pohon pelindung umumnya menggantikannya dengan pohon lamtoro.
3.      Lamtoro
Hampir semua lahan perkebunan saat ini menggunakan lamtoro sebagai pohon pelindung. Bila dibandingkan dengan pohon dadap dan pohon sengon laut, memang daun tanaman lebih sedikit. Hanya saja akhir-akhir ini sudah ada jenis lamtoro hasil okulasi yang jumlah daunnya lebih rimbun. Kelebihan lain dari lamtoro adalah proses pelapukan daunnya lebih cepat sehingga akan cepat menambah bahan organik ke dalam tanah. Daya tahannya terhadap tiupan angin kencang pun lebih baik. Selain itu, pohon yang sudah tua sangat baik untuk kayu bakar.














III. PENUTUP

Sebagai penyedia dan pengganti unsur-unsur hara yang habis terpakai dalam proses tumbuh dan produksinya tanaman, pemupukan memegang peranan penting. Walaupun demikian hendaknya diingat bahwa tercapainya peningkatan produksi tidak semata-mata di tentukan oleh pemupukan. Ada berbagai faktor lain yang mempengaruhi tercapainya produksi itu. Seperti bibit, perawatan tanaman, pengendalian hama penyakit dan sebagainya.
Jadi semuanya itu harus berjalan dengan baik, dan menggunakan aturan dan cara yang dianjurkan. Dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan untuk masa depan anak-anak kita kelak.








                                                                                                                                       








DAFTAR PUSTAKA

Effi Ismawati Musnamar, Pupuk Organik, Penerbit Penebar swadaya, Bogor 2006.
Pinus lingga, Marsono, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penerbit Penebar Swadaya, Bogor 2006.
Djoehana Styamidjaja. M. Ed. Pupuk dan Pemupukan, Penerbit PT SIMPLEX, Jakarta 1986.
Djojosuwito, Soedijono, Pertanian Organik dan Multiguna, Penerbit Kanisius, 2000.
Effendi, Suryatna, Pupuk dan Pemupukan, Penataran PPS bidang Agronomi Lembaga Pusat Penelitian Pertanian Bogor, 1976.

Tidak ada komentar:

 
Blogger Templates