STUDI KELAYAKAN USAHA
MINA WISATA KOLAM PEMANCINGAN IKAN DAN
RUMAH MAKAN “FRESH FISH”
KELOMPOK
III
NAMA
|
NIRM
|
Harta
|
04.1.10.0506
|
Idrus M. Mustafa
|
04.1.10.0507
|
Michael A. Christoforus
|
04.1.10.0513
|
Yudi Suhendri
|
04.1.10.0524
|
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH
TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari
perairan dengan potensi sumber daya yang jenis maupun jumlahnya cukup besar,
kegiatan perikanan mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai
obyek mina wisata di Indonesia. Secara garis besar kegiatan perikanan dibagi
menjadi kegiatan penangkapan dan kegiatan budidaya, dari kegiatan tersebut
merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi obyek wisata seperti budidaya
ikan air tawar, budidaya air payau (tambak), budidaya air laut (kerang, rumput
laut, kakap merah, dan mutiara). Salah satu objek wisata di bidang perikanan
yang menarik adalah kolam pemancingan (Syahrir Hakim Nasution, 2009) dalam (Berlian, Sugiarto dan Susilo,
........ ).
Bisnis pemancingan kolam ikan sekarang telah
menjadi tren bagi semua kalangan, bukan saja untuk para penghobi memancing, tapi sekarang telah merambat untuk semua
orang. Jumlah kolam pemancingan semakin
banyak dikembangkan untuk memenuhi keinginan masyarakat akan kebutuhan memancing.
Usaha
pengembangan perikanan terutama mina wisata dalam menompang pendapatan
diperlukan adanya penguasaan teknologi, permodalan dan kemampuan manajemen yang
unggul yang dapat membaca peluang pasar. Jika melihat peluang dan prospek ke depannya,
kolam pemancingan dan rumah makan merupakan bisnis yang menjanjikan dan dapat
menghasilkan keuntungan yang cukup lumayan. Pengembangan usaha kolam
pemancingan dan rumah makan mempunyai prospek yang bagus. Usaha ini menjadikan
keuntungan yang tidak sedikit, namun dalam pengembangannya diperlukan dana
investasi yang cukup besar dan masa investasi yang cukup lama. Untuk itu,
sebelum investasi ditanamkan perlu dilakukan analisis kelayakan usaha, dengan
analisis kelayakan usaha akan menghasilkan keputusan investasi apakah investasi
tersebut layak atau tidak untuk dilakukan.
Bertitik
tolak pada uraian diatas, maka akan dilakukan studi kelayakan usaha Kolam
Pemancingan dan Rumah Makan di Lahan Praktikum STPP Bogor sebelah Selatan
sekiranya “menguntungkan atau tidak”.
Tujuan
Tujuan
dari studi kelayakan usaha ini yaitu untuk mengetahui apakah Mina Wisata Usaha
Pemancingan Kolam dan Rumah Makan layak untuk diusahakan di Lahan Praktikum
STPP Bogor sebelah Selatan.
ANALISIS SWOT
Pemilihan lokasi
memiliki seni yang tinggi, bahkan ada wirausaha yang sudah meramalkan bahwa
keberadaannya akan sangat menentukan kesuksesan usaha yang dijalaninya.
Menurut Alma (2009:223) ada 2 hal utama yang harus
diperhatikan dalam memilih lokasi yaitu:
1.
Backward linkage (pertalian ke
belakang), yaitu bagaimana sumber daya (resources)
yang akan digunakan. Ini termasuk bahan baku, tenaga kerja, suasana dan kondisi
masyarakat.
2.
Forward linkage (pertalian ke
depan), yaitu daerah pemasaran hasil produksi. Apakah tersedia konsumen yang
cukup untuk menyerap hasil produksi.
Berdasarkan hasil pengundian, maka
kami Kelompok III A mendapatkan lokasi “Sawah di sebelah Selatan” lahan
praktikum STPP Bogor, maka dari itu untuk menentukan layak atau tidaknya jenis
usaha mina wisata kolam pemancingan ikan dan rumah makan ini, maka kami lakukan
analisis SWOT.
A.
Faktor Internal dan Eksternal
Faktor
Internal
Faktor internal lokasi ditinjau dari aspek bisnis mina wisata adalah
sebagai berikut:
1.
Kekuatan (Strengths)
a.
Lokasi strategis;
b.
Sumber air tersedia;
c.
Lahan cukup luas;
d.
Saluran drainase tersedia.
2.
Kelemahan (Weaknesses)
a. Tanah banyak mengandung batu;
b. Biaya pengelolaan cukup besar;
c. Kondisi air kurang baik, banyak
mengandung sampah;
d. Kondisi tanah agak terasering karena
bekas sawah.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal lokasi
ditinjau dari aspek bisnis mina wisata adalah sebagai berikut:
1.
Peluang (opportunities)
a.
Berdekatan dengan jalan umum;
b.
Dekat dengan daerah pengembangan ikan;
c.
Hobi memancing masyarakat yang besar;
d.
Alternatif tempat wisata murah.
2.
Ancaman (Threates)
a.
Munculnya penyakit pada ikan;
b.
Hobi dan keinginan memancing yang berbeda;
c.
Keamanan/kejahatan masyarakat yang cukup marak;
d.
Banyak pesaing.
B.
Pembobotan dan Skoring Faktor Internal
dan Eksternal
Untuk memperoleh nilai masing-masing faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal, maka disajikan faktor-faktor tersebut pada masing-masing
tabel di bawah ini.
1.
Pembobotan dan Skoring Faktor Internal
Pembobotan dan skoring faktor internal lokasi dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Pembobotan
dan Skoring Faktor Internal Lokasi Mina Wisata
Kolam Pemancingan Ikan dan Rumah Makan
No
|
Faktor Strategi Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Bobot x Rating
|
|
Kekuatan
(S)
|
|||||
1
|
Lokasi strategis
|
0,15
|
4
|
0,60
|
|
2
|
Sumber air tersedia
|
0,15
|
3
|
0,45
|
|
3
|
Lahan cukup luas
|
0,10
|
3
|
0,30
|
|
4
|
Saluran drainase tersedia
|
0,10
|
2
|
0,20
|
|
Jumlah Kekuatan (S)
|
0,50
|
-
|
1,55
|
||
Kelemahan (W)
|
|||||
1
|
Tanah banyak mengandung batu
|
0,20
|
2
|
0,40
|
|
2
|
Biaya pengelolaan cukup besar
|
0,15
|
2
|
0,30
|
|
3
|
Kondisi air kurang baik, banyak mengandung sampah
|
0,10
|
2
|
0,20
|
|
4
|
Kondisi tanah agak terasering, karena bekas sawah
|
0,05
|
3
|
0,15
|
|
Jumlah
Kelemahan (W)
|
0,50
|
-
|
1,05
|
||
JUMLAH TOTAL (S + W)
|
1,00
|
-
|
2,60
|
Tabel di atas menjelaskan bahwa faktor internal yang merupakan kekuatan terbesar dan
paling berpengaruh adalah lokasi strategis dengan nilai sebesar 0,60. Sedangkan faktor internal yang merupakan kelemahan terbesar dan paling berpengaruh
adalah kondisi air kurang baik, banyak
mengandung sampah. Hal ini dapat dilihat dari hasil perkalian
bobot dengan rating yaitu sebesar 0,40.
2.
Pembobotan dan Skoring Faktor Eksternal
Pembobotan dan skoring faktor eksternal lokasi mina wisata pemancingan ikan dan rumah makan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Pembobotan
dan Skoring Faktor Eksternal Lokasi
No
|
Faktor Strategi Eksternal
|
Bobot
|
Rating
|
Bobot x Rating
|
|
Peluang (O)
|
|
|
|
||
1
|
Berdekatan dengan jalan umum
|
0,10
|
3
|
0,30
|
|
2
|
Dekat dengan daerah pengembangan ikan
|
0,10
|
3
|
0,30
|
|
3
|
Hobi memancing masyarakat yang besar
|
0,15
|
4
|
0,60
|
|
4
|
Alternatif tempat wisata murah
|
0,15
|
2
|
0,30
|
|
Jumlah Peluang (O)
|
0,50
|
-
|
1,50
|
||
Ancaman (T)
|
|||||
1
|
Munculnya penyakit pada ikan
|
0,05
|
3
|
0,15
|
|
2
|
Hobi dan keinginan memancing yang berbeda
|
0,15
|
2
|
0,30
|
|
3
|
Keamanan/kejahatan yang cukup marak
|
0,10
|
3
|
0,30
|
|
4
|
Banyak pesaing
|
0,20
|
2
|
0,40
|
|
Jumlah
Ancaman (T)
|
0,50
|
-
|
1,15
|
||
JUMLAH TOTAL (O + T)
|
1,00
|
-
|
2,65
|
Tabel di atas menjelaskan bahwa faktor eksternal yang merupakan peluang terbesar dan paling berpengaruh
adalah hobi memancing masyarakat yang besar dengan nilai sebesar 0,60. Sedangkan faktor eksternal yang merupakan ancaman terbesar dan paling berpengaruh adalah banyaknya pesaing. Hal ini dapat
dilihat dari hasil perkalian bobot dengan rating yaitu sebesar 0,40.
C.
Matrik Analisis SWOT
IFAS
EFAS
|
KEKUATAN ( S )
(Nilai = 1,55)
|
KELEMAHAN ( W )
(Nilai = 1,05)
|
§ Lokasi strategis
§ Sumber air tersedia
§ Lahan cukup luas
§ Saluran drainase tersedia
|
§ Tanah banyak mengandung batu
§ Biaya pengelolaan cukup besar
§ Kondisi air kurang baik, banyak mengandung sampah
§ Kondisi tanah agak terasering, karena bekas sawah
|
|
PELUANG (O)
(Nilai = 1,50)
|
STRATEGI ( S-O )
(Nilai = 3,05)
|
STRATEGI ( W-O )
(Nilai = 2,55)
|
§ Berdekatan dengan jalan umum
§ Dekat dengan daerah pengembangan ikan
§ Hobi memancing masyarakat yang besar
§ Alternatif tempat wisata murah
|
Pembangunan mina wisata sebaiknya dilengkapi sarana dan fasilitas
pendukung guna melengkapi kenyamanan pengunjung dan fasilitas rekreasi serta
meningkatkan kualitas pelayanan.
|
Aktif mencari informasi mengenai bisnis perikanan terutama mina wisata kolam
pemancingan dan rumah makan, dan lebih bersikap proaktif terhadap keinginan
pengunjung.
|
ANCAMAN ( T )
(Nilai = 1,15)
|
STRATEGI ( S-T )
(Nilai = 2,70)
|
STRATEGI ( W-T )
(Nilai = 2,20)
|
§ Munculnya penyakit pada ikan
§ Hobi dan keinginan memancing yang berbeda
§ Keamanan/kejahatan yang cukup marak
§ Banyak pesaing
|
Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan konsumen.
Karena usaha pemancingan merupakan usaha di bidang jasa.
|
Melakukan promosi dan menjaga citra mina wisata kolam
pemancingan dan rumah makan yang akan dirintis.
|
Hasil dari
analisis SWOT tersebut diperoleh nilai dari masing-masing strategi adalah
sebagai berikut:
1.
Strategi S-O = 1,55 + 1,50 = 3,05
2.
Strategi W-O = 1,05 + 1,50 = 2,55
3.
Strategi S-T = 1,55 + 1,15 =
2,70
4.
Strategi W-T = 1,05 + 1,15 =
2,20
D.
Strategi Pengembangan Mina Usaha
Berdasarkan hasil identifikasi faktor internal dan eksternal, strategi yang digunakan adalah S – O, yaitu dengan mengerahkan semua
kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan
peluang. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.
Melengkapi sarana dan fasilitas pendukung guna memberikan
suasana nyaman bagi para pengunjung dan fasilitas rekreasi.
2.
Meningkatkan kualitas pelayanan.
Sarana dan fasilitas lengkap merupakan
sesuatu yang diharapkan pengunjung, karena hal itu akan menumbuhkan suasana
kondusif untuk memancing.
PEMBAHASAN
Aspek Teknis dan Operasi
A.
Rencana Pengembangan
1. Evaluasi lokasi
Lokasi
yang akan dijadikan mina wisata pemancingan dan rumah makan ini terletak di
Jalan Aria Surialaga, Bogor, tepatnya di komplek Lahan Praktikum Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Bogor sebelah Selatan. Awal lokasi pemancingan ini adalah
lahan sawah, yang kemudian akan dijadikan mina wisata kolam pemancingan ikan
dan rumah makan.
2. Sarana dan prasarana
Sarana
yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan usaha adalah dengan membangun rumah
makan dengan gubug-gubug lesehan dekat kolam sebagai lokasi makan, mushola,
toilet, taman bermain untuk anak-anak, dan tempat parkir.
Sedangkan
untuk prasarananya akan dibuat kolam di atas lahan seluas 1.800 m2,
terdiri atas 7 buah kolam berukuran kecil mempunyai luas sama 200 m2
dan 1 kolam berukuran besar dengan luas 400 m2.
3.
Tenaga ahli dan tenaga biasa
Tenaga ahli yang akan dipekerjakan untuk
menunjang kelancaran usaha mina wisata kolam pemancingan ini adalah tenaga ahli
di bidang perikanan dan pemancingan serta tenaga ahli di bidang masak memasak
ikan.
4. Bahan-bahan utama
Bahan utama yang digunakan dalam menjalankan
mina wisata kolam pemancingan dan rumah makan ini adalah berbagai jenis ikan
dengan kualitas baik dan segar yang bisa dipancing dan langsung dimasak.
Aspek Sosial
Mina
wisata usaha pemancingan dan rumah makan ini akan berdamapk terhadap terhadap
lingkungan masyarakat, diantaranya:
1.
Adanya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para
karyawan;
2.
Adanya lowongan pekerjaan baru;
3.
Peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi ikan
berkualitas.
Mina
wisata kolam pemancingan dan rumah makan ini tidak akan mengeluarkan limbah
berbahaya, karena dari produksinya tidak menggunakan bahan kimia yang akan
mencemari lingkungan khususnya air.
Dampak
terhadap usaha sejenis yaitu akan meingkatkan persaingan dan bagi pemasok akan
berupaya meningkatkan kualitas pasokan ikannya.
Aspek Yuridis
1.
Nama Unit Usaha
Unit
usaha ini diberi nama Mina Wisata Kolam Pemancingan Ikan dan Rumah Makan “Fresh
Fish” dikarenakan bergerak dalam usaha jasa pemancingan ikan dan rumah makan
dengan kualitas ikan baik dan segar yang berasal dari hasil pemancingan sendiri
secara langsung melalui pemasok ikan yang memiliki kualitas ikan yang baik.
2.
Legalitas Usaha
Dari segi legalitas usaha, unit usaha
ini memiliki beberapa dokumen badan hukum untuk melaksanakan usaha bisnis
sbagai bekal agar usaha yang dijalankan berjalan lancar di kemudian hari.
Beberapa dokumen yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah:
a.
Badan hukum
Untuk usaha ini berbentuk PT. Karena usaha yang akan
dijalankan sifatnya usaha bersama dengan modal bersama dan keuntungan dibagi
bersama berdasarkan investasi dari masing-masing pemodal, dimana seluruh
aktivitas yang timbul dalam pengelolaan menjadi tanggung jawab PT.
Selain
itu, badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, badan hukumnya
merupakan subyek hukum dan kekayaan yang terpisah (modal).
b. Tanda daftar
perusahaan dan surat ijin usaha
Usaha
mina wisata ini memiliki ujin usaha dari dinas perikanan, perindustrian dan
perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelaku usaha mina wisata pemancingan
ikan. Sesuai dengan UU No. 3/1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan
adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah
negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
c.
NPWP
Sebagai unit bisnis, kami juga mendaftarkan NPWP atas aktiva usaha kami
ke Departemen Perpajakan setempat. NPWP merupakan nomer yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas bagi wajib pajak dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya.
d.
Ijin Domisili dan IMB
Karena
unit mina wisata ini akan didirikan di atas sebidang tanah demi kelancaran
usaha maka kami selaku pengusaha juga melakukan perijian untuk pembuatan kolam
dan pengeringan tanah sebagian untuk bangunan. Artinya bahwa kami melakukan
pengalihfungsian lahan yang semula seluruhnya untuk pertanian menjadi bagian
ada sebangunan untuk tempat usaha. Selain itu juga kami melakukan perijinan kepada pemerintah daerah
setempat untuk ijin domisili, karena nantinya usaha berlangsung beberapa
karyawan kami akan ada yang tinggal dan menetap di tempat tersebut.
e.
Bukti Diri
Unit
usaha kami juga mempunyai bukti diri mengenai kepemilikan usaha dan keterangan
lain yang berhubungan dengan mina wisata kolam pemancingan ikan dan rumah
makan.
3.
Organisasi
Tingkat jabatan dari
organisasi yaitu: Pimpinan, Asisten Produksi dan Keuangan, Asisten Keamanan dan
Pemasaran, dan Karyawan.
Aspek
Pasar
1.
Segmentating, Targeting dan
Positioning
a.
Segmentating
Yang menjadi segmen dari usaha mina wisata
kolam pemancingan ikan dan rumah makan ini yaitu segmen menengah ke atas.
b.
Targeting
Yang menjadi target market adalah pehobi
memancing baik perorangan, keluarga ataupun instansi.
c.
Positioning
Kami ingin menciptakan image atau citra
perusahaan di benak konsumen sebagai Mina Wisata Kolam Pemancingan dan Rumah
Makan terlengkap, nyaman, menjual ikan berkualitas dan segar dengan harga yang
pas.
2.
Permintaan
Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan
akan kebutuhan memancing dan wisata murah semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan hiburan dan refreshing bersama keluarga.
3.
Penawaran
Perkembangan penawaran di sektor mina wisata
kolam pemancingan dan rumah makan pada saat ini memang relatif masih biasa-biasa saja. Hal ini karena bidang
mina wisata kolam pemancingan ikan dan rumah makan belum dibidik dan dikelola
secara serius. Oleh karena itu agar mina wisata kolam pemancingan ikan dan
rumah makan menjadi lebih baik lagi maka perlu peningkatan penawaran yang
memeberikan nilai lebih kepada konsumen.
4.
Analisis Kelayakan Pemasaran
Dalam melakukan analisis permintaan, kami
menggunakan model matrik pembobotan berskala 1 – 5
Keterangan:
Sangat lemah :
1
Lemah :
2
Sedang :
3
Kuat :
4
Sangat kuat :
5
No
|
Item yang dinilai
|
Kriteria penilaian
|
||||
|
|
Sangat lemah
|
Lemah
|
Sedang
|
Kuat
|
Sangat Kuat
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
|
SDM
Pesaing
Konsumen
Teknologi
Mode/Tren
Harga
Promosi
Distribusi
Mutu produk
Peraturan pemerintah
Lingkungan bisnis
Ketersediaan bahan (ikan)
Rencana pemasaran
Margin laba
Ketersediaan modal
Pangsa pasar
Manajemen pemasaran
|
|
|
√
√
√
√
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
√
√
|
|
Total bobot
|
0
|
0
|
12
|
44
|
10
|
Interval =
=
Keterangan
1,00 – 1,80 =
Sangat tidak layak
1,81 – 2,60 =
Tidak layak
2,61 – 3,40 =
Sedang
3,41 – 4,20 =
Layak
4,20 – 5,00 =
Sangat layak
Untuk
mengetahui layak atau tidaknya dari segi pemasaran maka dapat dicarikan dengan
rumus:
Kelayakan usaha =
=
Berdasarkan hasil yang
diperoleh sebesar 3,88 maka usaha mina wisata kolam pemancingan dan rumah makan
dari sisi pemasaran dikatakan layak karena masuk pada range 3,41 – 4,20.
5.
Program pemasaran
a.
Tingkat pelayanan
Dalam melayani konsumen kami memberikan layanan yang memuaskan mulai
dari sistem pancing sampai pelayanan di rumah makan. Sistem pemancingan yang akan diusahakan diantaranya:
1)
Kolam pancing rekreasi atau
hiburan, yaitu sistem yang memperbolehkan pengunjung membawa keluarganya,
teman, saudara dan rekan kerja atau instansi untuk memancing dan sekaligus
sambil berekreasi atau mencari hiburan.
2)
Kolam pancing harian, yaitu tempat
khusus yang disediakan untuk pemancingan dengan cara pemancing membayar harga
lapak
(sewa lapak beserta ikannya) baru kemudian memancing.
(sewa lapak beserta ikannya) baru kemudian memancing.
3)
Kolam pancing kiloan yaitu
pemancing menimbang hasil tangkapan yang diperoleh, dan membayar harga
berdasarkan hasil tangkapan yang diperoleh.
4)
Kolam pancing borongan yaitu
pemancing menyewa kolam pancing yang waktu memancingnya, jumlah ikan yang
diisikan di kolam pancingnya berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
5)
Kolam pancing lomba,yaitu
pemancingan yang dikhususkan untuk para pemancing yang mencoba ketangguhannya
dengan pengetahuan dan pengalaman terhadap pemancing lain tanpa mengurangi keakraban
sesamanya.
b.
Penetapan harga
Penetapan harga yang dilakukan
adalah dengan menetapkan harga berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha,
dimana kami mencari keuntungan yang relatif sehingga dapat menjalankan usaha
secara kontinue untuk meningkatkan pangsa pasar.
Harga dikategorikan kepada tiga
macam, yaitu:
1)
Tiket masuk
Pengunjung yang datang terlebih
dahulu harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 2000,00 per orang. Tiket tersebut
hanya dikenakan terhadap orang dewasa saja, sedangkan untuk anak-anak (usia
kurang dari 12 tahun) tidak dikenakan tiket masuk. Namun untuk keluarga atau
rombongan, dua orang anak dihitung satu tarif. Setelah membayar tiket masuk,
kemudian pengunjung memilih sistem yang diinginkan. Setelah memilih sistem
kemudian baru diperbolehkan untuk memancing.
2)
Harga produk (ikan)
a) Untuk
kolam harian, pemancing di muka membayar harga sewa kolam dan ikan sebesar Rp.
20.000.000,00 per hari. Sedangkan ikan hasil tangkapan bisa di bawa pulang.
Ketentuan memancing untuk kolam harian hanya menggunakan satu joran.
b) Untuk
kolam kiloan, ketentuan untuk pemancing yang telah selesai memancing terlebih
dahulu harus membayar harga ikan sesuai daftar harga yang telah ditentukan,
yaitu sebagai berikut:
§ Ikan
mas kecil :
Rp. 18.000,00
§ Ikan
mas besar :
Rp. 30.000,00
§ Ikan
gurame :
Rp. 30.000,00 per kilo
§ Ikan
nila : Rp. 17.000,00
per kilo
§ Ikan
bawal merah : Rp. 15.000,00 per
kilo
§ Ikan
patin besar : Rp. 20.000,00 per
kilo
§ Ikan
patin kecil : Rp. 15.000,00 per
kilo
c)
Untuk kolam lomba, pemancing yang
ingin menjadi peserta lomba terlebih dahulu membayar pendaftaran sesuai
ketentuan pihak penyelenggara. Sedangkan untuk harga ikan, ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara pihak penyelenggara dengan pihak pengelola
kolam.
d)
Harga untuk jasa pendukung
Sewa gedung sehari semalam Rp.
500.000,00
Jasa bakar ikan Rp. 28.000,00/kg untuk ikan mas
Rp.
40.000,00/kg untuk ikan gurame
Rp.
25.000,00/kg bawal dan patin
Rp 27.000,00/kg untuk ikan nila
Sewa alat-alat pancing Rp.
17.000,00 per set
Joran Rp. 7.000,00/buah
Korang ikan Rp. 5000,00/buah
Mata kail Rp. 300,00/buah
Pelampung Rp. 2000,00/buah
Penjualan umpan : pelet (merek Lina Selvi) Rp. 3000,00/bks
Telur
Rp. 2000,00/buah
Sarden
(merek Maya) Rp. 4000,00/kaleng
Kinoy
(pengeras umpan) Rp. 2000,00/bks
Paikin
(umpan jadi) Rp. 3000,00/bks
Pelet
bom (acara lomba) Rp. 4000,00/bks
Menu Makan:
Bok kantin (khusus hari biasa) Rp. 15.000,00
Paket Prasmanan:
Paket A (menu utama ikan patin) Rp. 27.500.00/paket/org
Paket B (menu utama ikan bawal) Rp. 30.000,00/paket/org
Paket C (menu utama ikan gurame)
Rp. 35.000,00/paket/org
Paket Liburan:
Paket A (menu utama ikan capcay)
Rp. 15.000.00/paket/org
Paket B (menu utama ikan telor)
Rp. 17.500,00/paket/org
c.
Kegiatan promosi
Beberapa kegiatan promosi yang
dilakukan adalah melalui media cetak, internet, leaflet dan spanduk, serta
siaran di beberapa stasiun radio lokal, maupun sebagai sponsor kegiatan
masyarakat ataupun instansi pemerintah/swasta.
d.
Kegiatan distribusi
Untuk kegiatan distribusi, kami
menggunakan armada distribusi sendiri.
Aspek Ekonomi
1.
Penambahan pendapatan negara
Pendapatan pemerintah meningkat melalui pajak penghasilan yang nantinya harus dibayarkan
oleh Mina Wisata Kolam Pemancaingan Ikan dan Rumah Makan.
2.
Penyerapan tenaga kerja
Mina wisata ini memberikan kontribusi terhadapa
penyerapan tenaga kerja dan memperkecil angka pengangguran di masyarakat.
Aspek Financial
Aspek finansial
berhubungan dengan:
1.
Kebutuhan Dana Investasi,
a.
Biaya pra operasi
(pembelian tanah, pendirian kolam dan bangunan)
Biaya pra operasi mencapai Rp. 107.000.000,00
b.
Modal kerja (membiayai
seluruh aktiva lancar).
Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva
lancar yang mencapai Rp. 80.000.000,00
Total kebutuhan dana investasi = Rp. 187.000.000,00
2.
Rencana Pembelanjan
a.
Modal sendiri
Modal sendiri Rp.
b.
Pinjaman dari bank
Pinjaman dari bank Rp.
3.
Rencana Kebutuhan Dana,
a.
Aktiva lancar
§ Tanah 1 ha (sewa 10 th) Rp. 20.000.000,00
§ Bangunan, Rp.
50.000.000,00
§ Timbangan (4 bh) Rp. 1.000.000,00
§ Motor (1 bh) Rp.
6.000.000,00
§ Perlengkapan memancing Rp.
10.000.000,00
§ Peralatan masak Rp.
10.000.000,00
§ Peralatan makan Rp.
5.000.000,00
§ Sarana mainan anak Rp. 5.000.000,00
Jumlah
aktiva lancar Rp. 107.000.000,00
b.
Aktiva tetap
§ Kas Rp. 50.000.000,00
§ Ikan Rp. 30.000.000,00
Jumlah aktiva tetap Rp.
80.000.000,00
TOTAL AKTIVA Rp. 187.000.000,00
4.
Proyeksi Keuangan
a.
Proyeksi pendapatan
§ Pendapatan per hari Rp. 900.000,00
§ Pendapatan per bulan Rp. 27.000.000,00
§ Pendapatan per tahun Rp.
324.000.000,00
b.
Proyeksi biaya per tahun
§ Pengadaan ikan Rp. 30.000.000,00
§ Gaji karyawan
- 1 org Pimpinan Rp. 18.000.000,00
- 2 org Asisten Rp. 24.000.000,00
- 18 org Karyawan Rp. 108.000.000,00
Jumlah Gaji Karyawan Rp.
150.000.000,00
§ Biaya listrik Rp. 5.000.000,00
§ Pajak Rp.
8.000.000,00
§ Biaya telp. Rp. 2.000.000,00
§ Perlengkapan kebersihan Rp.
1.000.000,00
§ Dep Bangunan RM 10 th Rp.
5.000.000,00
§ Dep Motor 5 th Rp.
1.200.000,00
§ Dep Timbangan 2 th Rp. 250.000,00
§ Dep perleng. mancing 1 th Rp.
1.000.000,00
§ Dep perlengkapan masak 1 th Rp.
1.000.000,00
§ Dep peralatan makan 1 th Rp. 500.000,00
Jumlah biaya Rp.
204.950.000,00
c.
Proyeksi rugi laba
Perhitungan rugi laba yaitu dengan menghitung selisih
dari pendapatan dan pengeluaran
Laba/Rugi =
Pendapatan – Pengeluaran
=
Rp. 324.000.000,00 – Rp. 204.950.000,00.
=
Rp. 119.050.000,00
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam usaha
mina wisata kolam pemancingan ikan adalah sebesar Rp. 119.050.000,00
d.
Proyeksi kemampuan
pelunasan hutang
Hutang dilunasi dalam jangka waktu 10 tahun dengan bunga
12% per tahun
e.
Perhitungan kelayakan
usaha
Dengan metode R/C Ratio
R/C ratio
=
=
R/C > 1 artinya usaha di atas menguntungkan (layak
diusahakan) karena dengan Rp. 1 yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan
Rp. 0,58
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa faktor khususnya dari hasil analisis
aspek pasar dan R/C ratio, ternyata mina wisata kolam pemancingan dan rumah
makan mampu memberikan hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk
dijalankan.
Saran
Dalam menjalankan usaha mina wiata kolam pemancingan dan rumah
makan, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga
stabilitas pasokan ikan yang berkualitas dan mencari segmen yang tepat. Penentuan
lokasi juga menentukan dalam mendapatkan konsumen/pengunjung.
DAFTAR
PUSTAKA
Alma B. 2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung:
Alfabeta.
Berlian A, Sugiarto, Susili D, ....... Analisis Kelayakan Usaha
Kolam Pemancingan dan Rumah Makan “Artho Moro” Desa Bebel Kecamatan Wiradesa.
Pekalongan: Universitas Pekalongan.
Charitsah, Lantha, Nuraini, Sasmito dan Riyadi. 2008. Studi
Kelayakan Bisis Usaha Toko Buah Impor. Yogyakarta: Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kusliadi Y. 2007. Analisis Strategi Bisnis Pada Pemancingan
Cinangka Indah (PCI), Jalan Abdul Wahab No. 18. Kelurahan Kedaung Kecamatan
Sawangan Kota Depok [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
catatan :
Apapun yang dikerjakan, bila ditekuni dengan
baik dan benar tentu akan menuai hasil yang besar. Setidaknya, begitulah kiat
bisnis yang dilakoni jika ingin jadipengusaha sukses. Misalnya saja jika ingin menjadi pengusaha sukses
bisnis pemancingan kolam ikan. Bisnis pemancingan kolam
ikan sekarang telah menjadi tren bagi semua kalangan, bukan saja untuk para
penghoby memancing, tapi sekarang telah merambat untuk semua orang. Kenapa seperti itu? Iya karena
memancing dikolam siapa saja bisa melakukannya. Dengan memancing di kolam
pancing, setiap orang akan dapat dengan mudah memancing ikan tanpa trik dan
keahlian khusus, karena biasanya para pemilik kolam akan menyediakan ikannya
dalam keadaan lapar sehingga mudah untuk dipancing. Jadi semua orang bisa
memancing dengan tidak harus bersusah payah dan kepanasan untuk mendapatkan
ikan.
Jika kita bisa melihat
peluang dan prospeknya, bisnis kolam pemancingan bisa menjadi bisnis yang
menggiurkan dan dapat menghasilkan keuntungan yang cukup lumayan. Pengelolaan
bisnis kolam pemancingan ini relatif cukup mudah dan persaingannya tidak
terlalu ramai. Kolam pemancingan banyak sekali penggemarnya mulai saja dari
penggemar mancing, keluarga yang butuh rekreasi, anak-anak muda, orang yang
senang hobi memancing dan banyak lagi kalangan lain yang meminatinya. Lantas
apa yang harus dipersiapkan untuk memulai usaha ini??
Untuk kiat
sukses berbisnis kolam pemancingan ikan maka yang harus disiapkan adalah kita harus
memliki tempat usaha yang cukup luas. Bisa saja kita bekerjasama dengan pemilik
lahan dan menerapkan sistem sewa. Kalau bisa lokasi mudah dijangkau dan berada
di tempat strategis untuk memudahkan konsumen melihat dan mendatangi
tempat kita. Bisa saja kita membeli kolam jadi ataupun kalau tidak kita bisa
membuat kolam terlebih dahulu. Setelah ada beberapa kolam maka kita bisa
mengisi bibit ikan antara lain ikan
mas, bawal, gurame, patin ataupun nila.
Jika kita ingin cepat memulai maka masukkan saja
ikan yang besar sehingga dapat menarik minat konsumen. Untuk kelangsungan usaha
maka kita memerlukan karyawan antara lain untuk penjaga dan bila kita
menyatukan usaha tersebut dengan rumah makan maka tentunya kita perlu koki dan pelayan.
Karena tidak mungkin kita menjalankan dan mengerjakan bisnis itu sendiri tanpa
bantuan orang lain.
Tarif pembayaran di kolam
pemancingan bisa dihitung dari berat ikan yang diperoleh saat memancing atau
bisa juga tarif dihitung dengan tarif kolam harian. Misalnya jika menerapkan
tarif hasil ikan yang diperoleh, Tombro per kilogram Rp 23.000, Nila Rp 21.000
dan Lele Rp 16.000 per kilogram. Dan jika menerapkan tariff kolam harian yaitu pemancing hanya bayar tiket
berkisar Rp 15.000 – Rp 50.000 berapa pun banyaknya ikan yang dibawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar